Sabtu, Juli 19, 2025
No menu items!

Cepat Berpuas Diri di Puncak Ekonomi Syariah

Must Read

INDONESIA kembali membuktikan diri sebagai salah satu kekuatan ekonomi syariah dunia. Berdasarkan State of the Global Islamic Economy Report 2024/2025, Indonesia menempati peringkat ketiga global dengan skor 99,9, naik hampir 20 poin dari tahun lalu. Di beberapa sektor, seperti modest fashion, kita bahkan merajai dunia, meninggalkan Turki dan Uni Emirat Arab.

Prestasi ini patut diapresiasi. Ia menunjukkan konsistensi pemerintah dan pelaku usaha dalam membangun ekosistem ekonomi syariah yang terintegrasi, dari keuangan, industri halal, hingga gaya hidup. Dengan populasi Muslim terbesar dunia, Indonesia memang punya legitimasi penuh untuk menjadi pusat ekonomi syariah global.

Namun, berada di puncak adalah satu hal, bertahan dan memperluas pengaruh adalah tantangan yang jauh lebih berat. Sejarah mengajarkan, banyak bangsa dan industri yang lengah ketika berada di atas. Indonesia tidak boleh terbuai oleh pujian dan angka-angka, lalu lupa pada pekerjaan rumah yang belum selesai.

Meski unggul di sektor modest fashion dan pariwisata halal, kualitas produk, inovasi desain, layanan konsumen, dan kemampuan ekspor masih perlu ditingkatkan. Indonesia baru menjadi jago kandang di banyak lini; pasar luar negeri belum digarap maksimal. Di sektor kosmetik dan farmasi halal, kendati berada di peringkat dua, kita masih kalah dalam hal riset, teknologi, dan sertifikasi global.

Tantangan terbesar kita justru pada konsistensi pertumbuhan. Ekosistem ekonomi syariah yang kuat tidak hanya dibangun dengan jargon dan regulasi, tetapi juga dengan sumber daya manusia yang kreatif, industri yang tangguh, serta investasi riset dan teknologi yang berkelanjutan.

Ke depan, peran Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) harus semakin strategis, bukan sekadar koordinator birokrasi, tetapi juga motor inovasi. Pemerintah juga mesti serius menyiapkan infrastruktur pendukung, termasuk mempercepat digitalisasi ekonomi syariah, memperluas sertifikasi halal yang kredibel, serta melindungi pelaku UMKM dari praktik curang dan monopoli.

Kita juga tidak boleh melupakan bahwa ekonomi syariah bukan hanya soal angka, tetapi juga etika. Dalam situasi dunia yang penuh krisis moral dan lingkungan, ekonomi syariah harus menjadi solusi yang berkeadilan, berkelanjutan, dan memberi manfaat untuk semua.

Prestasi ini semestinya menjadi pelecut, bukan penghibur diri. Di tengah persaingan yang makin ketat, hanya bangsa yang tekun, inovatif, dan disiplin yang akan tetap bertahan di puncak. Indonesia sudah berada di jalur yang benar. Tinggal bagaimana kita memastikan langkah-langkah berikutnya tak salah arah.(*)

Hit di Rumah Nabi: Ketika Fitrah, Nafsu, dan Norma Berbenturan

JAKARTAMU.COM | Madinah, pada sebuah malam tempo dulu, rumah Nabi Muhammad SAW seketika riuh oleh percakapan yang tak biasa....

More Articles Like This