JAKARTAMU.COM | Sangat ironis. Marwan al-Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, yang berjuang menyelamatkan nyawa, justru menjadi korban kekejaman militer Israel. Ia tewas bersama istri dan anak-anaknya dalam serangan udara brutal di Kota Gaza, Rabu (2/7/2025). Sebuah aksi biadab yang bahkan tidak segan-segan membantai keluarga seorang pekerja kesehatan di tengah situasi konflik.
Serangan yang terjadi di sebuah bangunan tempat tinggal di barat daya Kota Gaza ini bukan sekadar serangan, melainkan sebuah pernyataan perang terhadap kemanusiaan. Al-Sultan, suara Gaza yang lantang menyerukan perlindungan bagi tim medis, kini telah dibungkam secara tragis. Ia yang berulang kali meminta dunia internasional untuk menjamin keselamatan para tenaga kesehatan, kini menjadi bukti nyata betapa mirisnya pekerja kemanusiaan di bawah cengkeraman militer Israel.
Menurut laporan Al Jazeera, lebih dari 30 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel di seluruh wilayah Gaza sejak fajar hari Rabu (2/7/2025). Kematian Al-Sultan dan keluarganya menyoroti dampak mengerikan dari konflik tersebut terhadap warga sipil, termasuk para pekerja kesehatan yang seharusnya dilindungi berdasarkan hukum humaniter internasional. Kehilangan Al-Sultan merupakan pukulan berat bagi masyarakat Palestina, mengingat perannya yang vital dalam memberikan perawatan medis dan informasi di tengah situasi yang sulit.
Ke mana hati nurani dunia? Ke mana hukum internasional? Kematian Al-Sultan dan keluarganya bukanlah sekadar tragedi, melainkan tamparan keras bagi mereka yang mengaku menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Diamnya dunia internasional hanya akan semakin membiarkan Israel melakukan kekejamannya tanpa rasa takut. Hukuman apa yang pantas untuk kejahatan kemanusiaan sebesar ini? (*)
Sumber : WAFA