Senin, Februari 10, 2025
No menu items!

12 Tafsir Langkah Muhammadiyah tentang Budi Pekerti Menurut Prof Bunyamin

Must Read

JAKARTAMU.COM | Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DKI Jakarta, Prof. Dr. Bunyamin M.Pd.I, mengatakan terdapat 12 Langkah guna menjadikan misi dakwah Muhammadiyah lebih sukses. 12 Langkah tersebut pada poin ketiga adalah memperbuahkan budi pekerti.

Hal ini disampaikan Prof Bunyamin dalam pengajian wajib yang diselenggarakan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Rawamangun, Jakarta, pada Rabu pagi, 29 Januari 2025. Tema yang diangkat 12 Tafsir Langkah Muhammadiyah itu merupakan materi lanjutan.

Budi pekerti merupakan langkah ketiga Muhammadiyah dan menurut Bunyamin hal yang hendaknya ditempuh adalah dengan cara:

  1. Menjaga akhlak dan budi pekerti
  2. Diikhtiari (diusahakan) benar-benar supaya para pemimpin Muhammadiyah dapat memegang teguh dan menjadi percontohan.
  3. Hendaklah dalam memimpin dengan satu per satu dan jangan dilalaikan sebelum berbuah.
  4. Ketika menerangkan tentang akhlak hendaklah sedapat mungkin dengan diberi riwayat yang berhubungan dengan akhlak.

Menurut Prof Bunyamin beberapa akhlak yang harus dipegang adalah: takut kepada Allah, menepati janji, benar, rahmah dan mahabbah kepada sesama hamba Allah, khususnya sesama mukmin.

BACA JUGA: Prof Bunyamin: Junjung Tinggi Ukhuwah Islamiyah, Insaniyah, dan Wathaniyah

Digagas Masa Kepemimpinan KH Mas Mansur

Rumusan Langkah Muhammadiyah tahun 1938-1940 atau lebih dikenal dengan sebutan 12 Langkah Muhammadiyah, digagas pada periode kepemimpinan KH Mas Mansur.

Gagasan ini muncul karena ketidakpuasan angkatan muda terhadap kepemimpinan pengurus pusat. Dengan langkah tersebut, pimpinan dan warga Muhammadiyah mendapatkan pegangan yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Awalnya, rumusan ini dinamai dengan 12 Langkah Mas Mansur, karena merujuk pada pelajaran yang disampaikan KH Mas Mansur di kegiatan rutin Pengajian Malam Selasa. Namun, atas dorongan kawula muda Muhammadiyah, akhirnya nomenklatur ini diterbitkan dengan judul Tafsir Langkah Muhammadiyah pada 7 Mei 1939.

Setelah diterbitkan, Buku Tafsir Langkah Muhammadiyah kemudian dituliskan dan diterbitkan ulang dengan penyesuaian bahasa Indonesia oleh Majelis Tabligh PP Muhammadiyah tahun 1980. Dan saat ini sudah ada cetakan baru 2010 oleh Suara Muhammadiyah.

Terbitnya 12 Langkah ini didasarkan atas keprihatinan warga Muhammadiyah yang memandang pengurus Persyarikatan hanya mengutamakan pendidikan, melupakan misi tabligh. Seiring dengan menjamurnya sekolah-sekolah Muhammadiyah di berbagai wilayah Hindia Belanda, harus juga dibarengi dengan kegiatan tabligh Muhammadiyah.

Kepemimpinan KH Mas Mansur pada periode 1937-1942 yang menggantikan golongan tua menandakan adanya budaya akomodatif dan demokratis di tubuh Persyarikatan. Di bawah pimpinan KH Mas Mansur, Muhammadiyah diisi oleh angkatan muda yang cerdas, tangkas, dan progresif. Sehingga melahirkan Tafsir Langkah Muhammadiyah.

Adapun isi Tafsir 12 Langkah Muhammadiyah tersebutada dua bagian: pertama, poin 1-7 merupakan penguatan individu Muhammadiyah, di antaranya: 1) memperdalam masuknya iman; 2) memperluas paham agama; 3) memperbuahkan budi pekerti; 4) menuntun amalan intiqad; 5) menguatkan persatuan; 6) menegakkan keadilan; 7) melakukan kebijaksanaan.

Sementara itu, bagian kedua, poin 8-12 merupakan penguatan terhadap kelembagaan Muhammadiyah, sebagai berikut: 8) menguatkan Majelis Tanwir; 9) mengadakan konferensi bagian; 10) mempermusyawarahkan putusan; 11) mengawaskan gerakan jalan; dan 12) mempersambungkan gerakan luar. (Harmonis)

PUISI: Pulang

42 tahun di Jakarta bukan kepulanganku ke sana 42 tahun di Jakarta menyelesaikan tugas keduniaan di bawah titah keakhiratan 1982-2024 jalanan...

More Articles Like This