JAKARTAMU.COM | Ketegangan terkait kebijakan imigrasi pemerintahan Presiden Donald Trump terus meningkat. Setelah aksi demonstrasi besar-besaran di Los Angeles pekan lalu, gelombang protes kini meluas ke New York City dan Austin, Texas. Ribuan demonstran turun ke jalan sejak Selasa (10/6/2025) waktu setempat, mengecam operasi penangkapan imigran gelap yang dilakukan oleh Lembaga Imigrasi dan Bea Cukai (ICE).
Di New York, puluhan aktivis menyerbu lobi Trump Tower di Manhattan, menuntut pembebasan warga yang ditahan dan dideportasi ke El Salvador. Mereka juga mendesak agar imigran gelap diberikan kesempatan menjalani proses hukum di pengadilan. Aksi serupa juga digelar di depan Gedung Federal Jacob K Javits dan dekat City Hall Park, dengan sejumlah pejabat publik dan tokoh serikat pekerja turut serta berorasi.
Suasana di Austin tak kalah panas. Aparat kepolisian terpaksa menggunakan gas air mata dan semprotan merica untuk membubarkan demonstran yang awalnya berkumpul di Gedung Capitol sebelum bergerak menuju kantor ICE. Protes ini merupakan buntut dari operasi ICE di Los Angeles pada Jumat (6/6) lalu, yang memicu bentrokan antara warga dan aparat selama empat hari. Presiden Trump bahkan mengerahkan Garda Nasional untuk meredam situasi.
Gelombang protes ini menunjukkan meluasnya penolakan publik terhadap kebijakan imigrasi yang dianggap represif dan tidak manusiawi. Situasi ini mencerminkan ketegangan yang semakin meningkat antara pemerintah federal dan masyarakat sipil, khususnya komunitas imigran. Di California, protes di Santa Ana yang awalnya melibatkan ratusan orang, meningkat menjadi lebih dari seribu pada malam hari, dengan beberapa penangkapan dilaporkan terjadi setelah bentrokan dengan polisi.
AS di bawah kepemimpinan Trump diperkirakan masih terus didera gelombang protes terkait isu imigrasi. Pemerintah federal dihadapkan pada tantangan besar untuk menemukan solusi yang dapat mengakomodasi kepentingan berbagai pihak dan meredakan ketegangan sosial yang semakin meningkat.