Minggu, Juli 20, 2025
No menu items!

Aisyiyah DKI Jakarta: Siaga Bencana Harus Menjadi Budaya Masyarakat

Must Read

JAKARTAMU.COM | Mendorong kesadaran dan kesiapsiagaan bencana sebagai bagian dari budaya hidup masyarakat menjadi komitmen yang dipegang teguh Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) DKI Jakarta. Melalui Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB), PWA DKI Jakarta menyelenggarakan Pelatihan Manajemen Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim di Auditorium Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FIK UMJ), Sabtu (19/7/2025).

Pelatihan diarahkan pada peningkatan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi gempa bumi, sebagai salah satu risiko utama di wilayah ibu kota. Kegiatan ini diikuti oleh puluhan peserta yang terdiri atas kader Aisyiyah, relawan kebencanaan, mahasiswa, serta perwakilan komunitas peduli lingkungan. Selain pembekalan materi dasar dan praktik kebencanaan, pelatihan ini juga menjadi ruang konsolidasi peran komunitas akar rumput dalam menghadapi situasi darurat secara mandiri dan kolektif.

Dalam sambutannya, Dr. Miciko Umeda, S.Kp., M.Biomed., yang mewakili PWA Aisyiyah DKI Jakarta, menegaskan bahwa pendidikan kebencanaan merupakan bagian penting dari agenda penguatan peran perempuan dan keluarga. “Kesadaran dan kesiapsiagaan bencana harus menjadi bagian dari budaya masyarakat. Kegiatan ini adalah wujud kepedulian Aisyiyah dalam memperkuat peran perempuan dan keluarga dalam menghadapi ancaman bencana,” ujarnya.

Ketua LLHPB PWA DKI Jakarta, Ferawati, M.Pd., menambahkan bahwa kesiapsiagaan harus dimulai dari hal-hal yang paling dasar. Pengetahuan tentang risiko bencana, keterampilan pertolongan pertama, hingga kemampuan mengambil keputusan dalam situasi genting, menurutnya, merupakan bekal penting yang harus dimiliki setiap warga. “Bencana tidak dapat kita hindari, namun dampaknya bisa diminimalkan jika masyarakat memiliki pengetahuan dan kesiapan yang memadai. Pelatihan ini merupakan langkah konkret dalam mendukung ketangguhan komunitas,” katanya.

Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Basuki Rakhmad, S.Sos., M.Si., hadir memberikan sambutan dan menyampaikan apresiasinya atas inisiatif LLHPB PWA. Ia melihat kolaborasi antara pemerintah daerah, komunitas sipil, dan akademisi sebagai bentuk kerja bersama yang sangat dibutuhkan di daerah rawan bencana seperti Jakarta. “BPBD sangat mengapresiasi kolaborasi seperti ini. Upaya edukasi dan pelatihan berbasis masyarakat sangat strategis dalam membentuk kesiapsiagaan kolektif, terutama menghadapi ancaman gempa bumi yang sangat mungkin terjadi kapan saja,” ungkapnya.

Dukungan juga datang dari dunia pendidikan tinggi. Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan UMJ, Dr. Ns. Yani Sofiani, S.Kep., M.Kep., Sp.KMB., menyampaikan bahwa kampus memiliki tanggung jawab lebih dari sekadar ruang pendidikan formal. Ia menyebut kampus sebagai bagian dari jaringan sosial yang harus terlibat aktif dalam penguatan kapasitas kebencanaan. “Kampus bukan hanya tempat pendidikan formal, tapi juga laboratorium sosial yang harus terlibat dalam penguatan literasi kebencanaan. Kolaborasi seperti ini sangat penting dan akan terus kami dukung,” tegasnya.

Selama pelatihan, peserta menerima materi dari narasumber yang berasal dari BPBD DKI Jakarta, Palang Merah Indonesia (PMI), dan dosen kebencanaan. Mereka mempelajari dasar-dasar manajemen bencana, prinsip-prinsip adaptasi terhadap perubahan iklim, serta mengenal lebih jauh karakteristik gempa bumi dan langkah-langkah mitigasi yang bisa dilakukan di tingkat individu maupun komunitas.

Tidak hanya teori, peserta juga mengikuti simulasi evakuasi gempa bumi yang dipandu oleh tim instruktur berpengalaman. Dalam sesi ini, peserta diajak untuk memahami prosedur keselamatan secara nyata, mulai dari reaksi awal saat gempa terjadi, hingga teknik menyelamatkan diri dan membantu orang lain dalam situasi darurat. Suasana latihan berlangsung dinamis, dengan partisipasi aktif dari seluruh peserta baik dalam diskusi maupun praktik lapangan.

Dalam acara ini, para peserta menandatangani komitmen bersama untuk membangun komunitas tangguh bencana di lingkungan masing-masing. Penandatanganan ini bukan sekadar simbolik, tetapi dirancang sebagai pengingat bahwa kesiapsiagaan adalah proses yang terus-menerus dibangun melalui pengetahuan, solidaritas, dan keberlanjutan aksi di tingkat komunitas. Aisyiyah berharap, pelatihan ini menjadi langkah awal menuju pembentukan budaya sadar risiko yang menyatu dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Jakarta. (*)

Negara Apa Adilkah

Cerpen Asyaro G Kahean DUNIA GEGER. Miliaran jiwa warga negara di jagat raya, terhenyak; Kaget…! Di antara mereka, banyak yang...

More Articles Like This