JAKARTAMU.COM | Media sosial berkembang dengan begitu cepat dan pesat. Dia mampu menjangkau khalayak jauh melebihi apa yang diperkirakan orang. Karena itu pemanfaatan media sosial sebagai sarana sosialisasi kebijakan publik terus menjadi perbincangan.
Dalam acara Temu Pegiat Media Daring Kemendikdasmen RI yang digelar di Media Kernel Office, Grand Matoa, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Redaktur Geotimes, David Krisna Alka, mengusulkan penggunaan TikTok sebagai salah satu medium efektif untuk sosialisasi menjangkau masyarakat luas.
TikTok, sebagai platform berbasis video pendek, telah berkembang dari tempat berbagi hiburan menjadi kanal komunikasi yang menjangkau lintas usia dan lapisan sosial. Dengan fitur-fitur kreatif dan kemudahan akses melalui ponsel, TikTok dinilai mampu menjembatani pesan-pesan kebijakan pemerintah agar lebih mudah dipahami masyarakat.
David menyampaikan, selama ini metode sosialisasi kebijakan pendidikan masih mengandalkan jalur konvensional seperti jumpa pers dan forum-forum diskusi bersama para jurnalis dan akademisi. Meskipun penting, pendekatan tersebut belum cukup menjangkau masyarakat secara luas dan cepat. “Sudah saatnya tim media dan komunikasi di bawah Kemendikdasmen mengemas konten informatif secara menarik lewat TikTok. Ini soal menyampaikan kebijakan dengan gaya yang dekat dan mudah diterima,” ujarnya.
Menurutnya, pendekatan komunikasi kebijakan pendidikan perlu diperluas, bukan hanya melalui juru bicara resmi dari kalangan ASN. Ia mendorong agar hadir pula juru bicara muda yang tampil segar dan komunikatif sebagai duta konten edukatif—terutama untuk menyosialisasikan tujuh kebijakan prioritas Kemendikdasmen saat ini.
Salah satu contoh yang dinilai berhasil adalah Media Management Center (MMC) Polda Metro Jaya. Dalam sesi diskusi, David menyoroti bagaimana MMC memanfaatkan figur-figur Polwan muda untuk menyampaikan pesan dengan cara yang menarik namun tetap informatif. “Model seperti ini bisa ditiru Kemendikdasmen untuk menjangkau publik yang lebih luas, tanpa meninggalkan substansi pesan,” tambahnya.
Acara yang dihadiri para jurnalis, pegiat media sosial, dan ahli komunikasi digital ini menjadi wadah tukar pikiran mengenai strategi komunikasi kebijakan publik di era digital. Para peserta sepakat bahwa keterbukaan informasi dan pendekatan komunikatif sangat menentukan efektivitas program-program pendidikan nasional.
Sebagaimana diketahui, Kemendikdasmen saat ini mengusung tujuh program prioritas untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Program-program tersebut mencakup perluasan akses pendidikan, peningkatan kualitas guru, transformasi digital sekolah, hingga penguatan karakter dan literasi peserta didik. Tanpa strategi komunikasi yang efektif, kebijakan-kebijakan itu berisiko gagal menjangkau publik secara utuh. (*)