Kamis, Juni 12, 2025
No menu items!

“Banjir” Sampah adalah Dosa Kita

Membuang sampah sembarangan tidak hanya merusak lingkungan menggangu kesehatan, tetapi juga memboroskan anggaran.

Must Read

LEBIH dari lima orang tampak berdiri di tepi Sungai Banjir Kanal Timur Jalan Raya Pondok Kopi Jakarta Timur. Bersama mereka, kubus apung telah dipasang di dua titik berseberangan. Pemandangan itu membuka hari pada Selasa (10/6/2025) pagi.

Orang-orang itu adalah petugas yang sedang bersiap melakukan pekerjaan rutin, yaitu membersihkan sungai dari aneka sampah. Kubus apung itu adalah ”kawan” yang membantu mereka. Berbahan material HDPE yang sangat kuat dan tambahan jaring di bawahnya, posisi bend aitu akan selalu mengikuti ketiggian air, menahan sampah agar tidak sampai ke muara atau bibir sungai. Dengan cara kerja itu, alat ini cukup membantu memudahkan pekerjaan petugas kebersihan.

Tidak perlu lagi petugas harus masuk ke dalam Sungai atau menggunakan sampan. Sampah yang sudah dikumpukan kubus apung dikeruk ekskavator raksasa di pinggir sungai untuk dimasukkan ke bak truk pengangkut. Truk itu lalu membawa sampah Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Tidak ada yang sulit. Semuanya terlihat mudah bagi Jakarta, termasuk urusan sampah. Di kota ini segala fasilitas tersedia. Hanya satu yang belum ada: kesadaran masyarakat. Jakarta mungkin tidak akan kesulitan membersihkan sampah dari selokan sampai sungai, tetapi sampai kapan ini akan berlangsung? Kapan muncul kesadaran dalam masyarakat bahwa membuang sampah di sembarang tempat, apalagi sungai, akan membahayakan kehidupan mereka sendiri?

Boleh jadi ada banyak faktor penyebab mengenai perilaku masyarakat membuang sampah ke sungai. Salah satunya karena pratis dan gratis. Soal dampak buruknya, itu urusan belakangan. Tak kurang sosialisasi oleh pemerintah dilakukan, tapi toh kebiasaan itu seperti telah mandarah daging, berulang dari satu generasi ke generasi berikut.

Bahkan dai dan kiai tak bosan-bosan mengingatkan bahwa membuang sampah sembarangan sama dengan menyakiti lingkungan. Itu sama dengan menyakiti makhluk Tuhan yang artinya perbuatan haram dan dosa. Namun, rupanya masih banyak yang menganggap perilaku membuang sampah sembarangan bukanlah suatu yang haram dan berdosa.

Jangan heran, DKI Jakarta dengan penduduk sekitar 10 juta adalah masih menjadi salah satu penghasil sampah terbanyak di Tanah Air. Untuk mengelola jutaan kubik sampah, triunan dana APBD dikucurkan. Data terakhir di tahun 2024 yang dikutip dari Jakarta.go.id, Pemprov DKI mengggelontorkan Rp3,14 triliun.

Anggaran itu digunakan untuk transportasi pengangkutan sampah serta pembelian alat bantu. Bayangkan berapa banyak anggaran yang bisa diselamatkan bila masyarakat punya kesadaran penuh untuk tidak membuang sampah ke sungai? (*)

Lagu Kebangsaan Palestina Berkumandang di Jamuan Makan Unhan

BOGOR, JAKARTAMU.COM | Suasana haru dan penuh makna mewarnai jamuan makan malam di Kampus Universitas Pertahanan (Unhan), Kabupaten Bogor,...
spot_img
spot_img

More Articles Like This