JAKARTAMU.COM | Kematian pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, telah memicu gelombang duka dan kemarahan di Palestina. Namun di tengah kesedihan, semangat perlawanan terhadap Israel justru semakin membara.
Yahya Sinwar, yang memimpin Hamas sejak 2017, dikenal sebagai sosok gigih dan berdedikasi dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Ia telah lama menjadi simbol perlawanan terhadap pendudukan Israel dan dianggap sebagai tokoh kunci dalam strategi Hamas.
“Kematian Yahya Sinwar adalah kehilangan besar bagi rakyat Palestina. Namun, semangat perjuangannya akan terus hidup dan menginspirasi kita untuk terus melawan penindasan Israel,” ujar Khalil al-Hayya, anggota senior Hamas.
Sejak berita kematian Yahya Sinwar menyebar, gerakan perlawanan di Palestina makin gencar melakukan aksi. Mereka menyerukan pembalasan dan berupaya menyatukan semua gerakan perlawanan dalam menghadapi Israel.
”Hamas adalah gerakan pembebasan yang dipimpin oleh orang-orang yang mencari kebebasan dan martabat, dan ini tidak dapat dilenyapkan,” kata Basem Naim, anggota senior biro politik Hamas, kepada AFP, Jumat (18/10/2024).
Naim bahkan terang-terangan menegaskan pikiran Israel bahwa Hamas akan berakhir usai serangan mereka. Tetapi itu sama sekali tidak benar. Sebab Hamas akan semakin kuat.
“Hamas semakin kuat dan populer, dan para pemimpin ini menjadi ikon bagi generasi mendatang untuk melanjutkan perjalanan menuju Palestina yang bebas,” kata Naim.
“Sinwar adalah pahlawan kami, Kematiannya tidak akan menghentikan perjuangan kami. Kami akan terus melawan hingga Palestina Merdeka,” lanjut dia.
Serangan Balasan
Banyak analis politik menilai bahwa kematian Yahya Sinwar dapat meningkatkan eskalasi konflik antara Hamas dan Israel. Mereka berpendapat bahwa Hamas akan menggunakan kematian Sinwar sebagai kesempatan untuk memperkuat posisi mereka dan melancarkan serangan terhadap Israel.
Pemerintah Israel telah meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat pasukan di perbatasan Gaza. Mereka khawatir bahwa Hamas akan melancarkan serangan balasan atas kematian Yahya Sinwar.
Kematian Sinwar telah menjadi momen penting dalam konflik Palestina-Israel. Ia telah memicu gelombang emosi dan meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut. Bagaimana situasi akan berkembang di masa depan masih belum jelas, namun satu hal yang pasti: semangat perlawanan rakyat Palestina tidak akan padam.