Kamis, Maret 20, 2025
No menu items!
spot_img

Kisah si Miskin Dzil Bijadain: Sahid di Perang Khaibar, Nabi Menggali Kuburnya

spot_img
Must Read

JAKARTAMU.COM | Kisah berikut ditulis Muhammad bin Hamid Abdul Wahab dalam “99 Kisah Orang Shalih”. Ini adalah tentang Abdullah yang berjuluk Dzil Bijadain. Ketika ia syahid, Rasulullah SAW ikut menguburnya. Lalu, siapa tokoh istimewa ini?

Ibnu Ka’ab al-Qurthubi berkata, sesungguhnya Abdullah yang dijuluki Dzil Bijadain merupakan orang terpandang di kalangan kabilahnya. Hanya saja hatinya telah tertambat dengan Rasulullah dan lebih mencintai keimanan.

Kemudian ia berencana pergi menghadap Rasulullah SAW. Hanya saja, keluarga besar Abdullah tidak menghendaki itu terjadi. Ibu Abdullah pergi menuju pimpinan kabilah dan berkata, ‘Sesungguhnya Abdullah telah pergi menemui Muhammad, susullah ia dan bawalah pulang. Ambil pakaian-pakaiannya, karena ia sangat pemalu. Jika kalian berhasil mengambil pakaiannya tentu ia tidak akan meneruskan keinginannya.’

Kemudian mereka mengambil pakaiannya dan membiarkannya telanjang. Ia tinggal di dalam rumah tanpa mau makan ataupun minum sebelum ia bertemu Nabi Muhammad SAW.

Ketika Ibu Abdullah mengetahui anaknya mogok makan, dia kembali mendatangi kaumnya dan memberitahukan bahwa Abdullah bersumpah untuk melakukan mogok makan dan minum sebelum bertemu Muhammad.

Ibunya berkata, ‘Tolong kembalikan pakaian Abdullah karena takut dia mati.’ Mereka enggan memberikan pakaian itu. Maka ibu Abdullah mengambil satu lembar kain kotak-kotak kasar dan dipotong menjadi dua lembar. Salah satu lembar diberikan agar dipakai sebagai sarung dan satu lembar lagi untuk penutup kepala.

Sang Ibu berkata, ‘Sekarang pergilah!’

Kemudian Abdullah pergi, menempuh perjalanan dengan mendaki dan menuruni lembah, sehingga tiba di kota Madinah. Di kota ini ia belajar al-Qur’an dan memperdalam agama. Dia dan para sahabat sering pergi dan istirahat di sebuah rumah milik seorang wanita Anshar yang biasa menyediakan makanan dan kebutuhan para sahabat.

Menyukai Seorang Perempuan tapi Ditolak

Suatu hari, ada seorang sahabat berkata kepada Abdullah, “Bagaimana pendapatmu sekiranya engkau menikah dengan wanita itu?”

Kemudian ada sahabat yang memberitahukan kepada wanita itu. Serta merta wanita itu berkata, ‘Mengapa kamu tidak meninggalkan kebiasaanmu menyebut-nyebut namaku, hentikan kebiasaan itu atau jangan lagi kalian datang untuk beristirahat di rumahku!’

Kejadian ini disampaikan kepada Abu Bakar ra. Kemudian Abu Bakar mendatangi wanita itu dan berkata, ‘Wahai Fulanah, telah sampai kepadaku berita bahwa Abdullah meminangmu, maka terimalah pinangannya. Sesungguhnya ia seorang pemuda yang terpandang di kalangan kaumnya, dia pandai membaca al Qur’an dan mempunyai pengetahuan agama yang luas.’

Umar bi Khattab ra juga datang ke rumah wanita Anshar itu dan menyampaikan hal serupa. Berita ini pun akhirnya sampai kepada Nabi SAW.

Adalah Abdullah, apabila matahari telah terbit ia biasa mengerjakan salat sunnah sesuai dengan kemampuannya. Kemudian menemui Nabi SAW, mengucapkan salam kepada beliau kemudian pergi.

Nabi Muhammad Menikahkan dengan sang Pujaan Hati

Pada suatu hari, setelah Abdullah salat kemudian menemui Nabi SAW, lalu Nabi bertanya, “Wahai Abdullah bukankah telah sampai kepadaku berita bahwa engkau menyebut Fulanah?”

Abdullah menjawab, “Ya.”

Nabi bersabda, “Aku telah menikahkanmu dengannya.”

Mendengar sabda Nabi demikian itu, Abdullah kemudian mendatangi para sahabatnya dan berkata, “Rasulullah SAW telah menikahkan aku dengan wanita Anshar itu.”

Maka istri-istri orang Anshar pergi menuju rumah wanita itu untuk mengucapkan selamat dan mempersiapkan acara walimah. Mereka menjahit burdah, membuat bantal dari kulit, memasak makanan dan lain-lain untuk walimah pada malam hari.

Adapun Abdullah, ia bangun untuk mengerjakan salat. Dia tidak menemui wanita Anshar itu dan tidak mendekatinya, sehingga Bilal mengumandangkan azan Subuh. Selesai azan, para istri sahabat pulang ke rumah masing-masing, mereka berkata, “Demi Allah, Abdullah tidak membutuhkan sesuatu pun, dia tidak mendatangi istrinya juga tidak mendekatinya.”

Pagi hari itu, Abdullah mengerjakan salat Subuh bersama Nabi SAW. Setelah matahari terbit, Abdullah berdiri untuk mengerjakan salat sunnah sebagaimana dia biasa melakukannya. Kemudian menemui Nabi SAW dan mengucapkan salam kepada beliau.

Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, “Tidakkah kamu membutuhkan istrimu?”

Abdullah menjawab, “Benar. Tetapi setiap kali aku melihat kenikmatan yang dilimpahkan Allah berupa wanita cantik, tempat tidur nyaman dan makanan yang lezat, aku merasa tidak mendapatkan sesuatu yang bisa aku pun lebih mengutamakan pedangku, aku gunakan untuk berperang di jalan Allah dan membela Rasulullah, dan aku dahului dengan mengerjakan salat. Inilah persembahanku kepada istriku wahai Rasulullah.”

Syahid di Perang Khaibar

Kemudian ia berkenan pergi untuk menemui istrinya. Ketika berlangsung peperangan Khaibar itu, ia terluka lalu berwasiat, “Aku belum pernah memberi sesuatu pun kepada istriku, maka berikanlah bagianku dari rampasan perang Khaibar kepadanya.”

Tidak lama kemudian ia menemui ajalnya. Dalam suatu riwayat Ibnu Mas’ud Rhadiyallahu ‘anhu berkata: Ketika itu kami sangat lapar. Kemudian pada suatu malam aku keluar, aku melihat ada cahaya berkilau dari kejauhan. Aku berkata pada diriku, ‘Aku harus ke tempat itu, mudah-mudahan aku mendapatkan makanan di sana.’

Benar aku sampai di tempat itu. Ternyata ada Rasulullah SAW sedang menggali kubur dan memberikan tanah kepada Abu Bakar dan Umar, sementara itu jenazah Abdullah terbaring di dekatnya.

Setelah Rasulullah menguburkannya beliau bersabda, ‘Ya Allah, sesungguhnya aku meridainya, maka ridailah ia. Beliau mengucapkan doa ini dua atau tiga kali.”

spot_img

Aksi Heroik Damkar Semarang: Tambal Jalan Berlubang Demi Keselamatan Pengguna Jalan

JAKARTAMU.COM | Aksi petugas pemadam kebakaran (damkar) Kota Semarang yang menambal jalan berlubang demi mencegah kecelakaan telah menuai pujian...

More Articles Like This