JAKARTAMU.COM | Tekad Presiden Prabowo Subianto untuk memberantas korupsi perlu diapresiasi dan dibantu. Hanya saja, Prabowo hendaknya jangan menutup mata terhadap aparatnya yang bopeng. Jangan sampai gajah di pelupuk mata tak tampak sehingga kuman di seberang lautan yang dibidik.
“Bersihkan dulu kabinet Merah Putih dari oknum yang terindikasi korup,” ujar Direktur Eksekutif Indonesia Development Research (IDR) Fathorrahman Fadli.
Dia menyambut baik keteguhan sikap Presiden Prabowo Subianto untuk memberantas korupsi. Namun demikian IDR menilai keinginan memberantas korupsi tersebut tidak dapat dilakukan jika tanpa dukungan seluruh masyarakat.
Dia berpendapat, pemberantasan korupsi harus menjadi keinginan seluruh anak bangsa.
“Membasmi korupsi tidak cukup hanya berhenti pada keinginan Presiden Prabowo, namun harus menjadi agenda seluruh anggora kabinet merah putih, dan seluruh kelompok kritis dalam masyarakat. Jika hanya pada presiden, tanpa dukungan rakyat, usaha tersebut akan mengalami benturan dari para koruptor, ” tegas Fathorrahman Fadli.
Menurut peneliti dan penulis memoar tokoh politik nasional itu, pemberantasan korupsi harus menjadi agenda priorotas Kabinet Merah Putih agar tekad Prabowo falam mensejahterakan rakyat dapat terwujud.
“Musuh utama bangsa Indonesia ini adalah korupsi yang sudah menjadi darah daging, bahkan sudah menjadi sumsum dalam tulang, jadi harus ada langkah yang revolusioner melawan korupsi,” kata Fathorrahman Fadli yang juga pegiat Institut Peradaban tersebut.
Fathorrahman menegaskan, jika korupsi saat ini mendapatkan momentum yang tepat untuk diberantas secara serius. Ada beberapa faktor pendukung yang membuatnya.
Pertama, tekad presiden Prabowo. Tekad inj harus dipelihara selama periode kepemimpinan Prabowo hingga 2029 nanti. Prabowo dapat meningkatkan kinerja KPK, kepolisian, kejaksaan, kehakiman dan lembaga pemasyarakatan dalam memberantas korupsi.
Kedua, korupsi telah menyengsarakan seluruh rakyat dan meningkatkan ketidakpercayaan rakyat pada pemerintah. Jika hal ini tidak segera diantisipasi, maka negara akan mengalami banyak kerugian yang berkibat fatal.
Ketiga, di sekitar Presiden Prabowo dalam Kabinet Merah Putih, masih ditemukan sejumlah anggota kabinet yang masih bercokol. Sebagai presiden, Prabowo harus mampu melakukan pemecatan atas orang dimaksud.
“Jangan sampai terlambat dalam bertindak agar yang masih waras tidak terpengaruh,” tegas pria yang akrab dipanggil Mr. Ong ini. (*)