Selasa, Februari 18, 2025
No menu items!

Serangan Udara Iran ke Israel Makin Dekatkan Perang Dunia

Setelah bertahun-tahun bertahan dalam ketegangan, konfrontasi langsung Israel dengan Iran tampaknya tak terelakkan lagi. Israel makin percaya diri setelah sukses menghancurkan kepemimpinan Hizbullah, Hassan Nasrallah.

Must Read

JAKARTAMU.COM | Serangan udara Iran ke wilayah Israel pada 7 Oktober lalu menandai babak baru perang di Timur Tengah. Serbuan rudal balistik Iran yang sukses menembus Iron Dome, sekaligus membuka potensi meningkatnya eskalasi perang secara regional. Bahkan, bukan tidak mungkin menjadi perang dunia III.

Yossi Mekelberg, profesor hubungan internasional dan peneliti asosiasi Program MENA di Chatham House menyatakan bahwa Timur Tengah sedang mendekati perang yang selama ini ditakutkan oleh sebagian besar pengamat geopolitik kawasan: konfrontasi langsung antara Iran dan Israel.

Menurut dia, bagi Israel perang melawan Iran berarti menghadapi musuh yang lebih seimbang ketimbang konfrontasi dengan Hamas dan Hizbullah. Setelah bertahun-tahun bertahan dalam ketegangan, kata Mekelberg, konfrontasi langsung Israel dengan Iran tampaknya tak terelakkan lagi.

Kemungkinan itu bisa dilihat dari sikap beberapa pembuat keputusan senior Israel yang telah menyimpulkan bahwa terbuka peluang untuk memutus “cincin api” yang secara metodis dibangun Teheran di sekitar Israel. Sekaranglah waktu yang tepat memenggal Iran untuk selamanya, serta memutus hubungan dari proksinya.

Mekelberg melihat kepercayaan diri Israel tumbuh meninggi setelah operasi intelijen dan militer mereka sukses menghancurkan kepemimpinan Hizbullah, Hassan Nasrallah. Bahkan pekan ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendesak rakyat Lebanon untuk menggulingkan Hizbullah. Seruannya itu disertai ancaman mengerikan dan terang-terangan, bahwa jika mereka gagal melakukannya maka kehancuran dan penderitaan seperti yang kita lihat di Gaza menanti mereka.

Di sisi lain, Mekelberg berpendapat bahwa Lebanon dan masyarakatnya sebenarnya telah menempatkan Hizbullah sebagai bencana. Permusuhan Hizbullah terhadap Israel lebih berkaitan dengan upaya mempertahankan posisi politik dalam negeri dan mempertahankan dukungan Iran daripada hal lainnya. Karena itu pernyataan Netanyahu memperlihatkan niat kotor yang bisa menjadi bumerang.

”Keputusan pemimpin Israel untuk mengancam rakyat Lebanon dengan pembunuhan tanpa pandang bulu dan penghancuran negara mereka jika mereka tidak bangkit melawan gerakan tersebut menunjukkan kurangnya penilaian dan juga niat kriminal yang sebenarnya,” kata Mekelberg, dikutip dari Arab News, Senin (14/10/2024).

Menghadapi Balasan Israel

Untuk memuluskan niat ”memenggal” Iran, Netanyahu telah melakukan pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden. Kendati secara terbuka menyatakan tidak merestui rencana Israel, tidak ada jaminan di belakang layar AS tidak mendukungnya, sebagaimana dilakukan AS di Gaza.

Mekelberg mengatakan Iran sadar benar bahwa serangan balasan Israel hanyalah soal waktu. Pertanyaannya, apakah Israel mampu menanggung perang langsung berkepanjangan dengan Iran? Hal ini adalah masalah yang berbeda.

Para analis dan ditegaskan pejabat Iran, berulang kali telah memperingatkan bahwa setiap serangan Israel terhadap infrastruktur strategis penting di Iran — seperti pangkalan militer atau fasilitas gas, minyak, dan desalinasi, apalagi lokasi pengembangan nuklir — akan mengakibatkan respons militer besar-besaran. Situasi ini jelas mengancam stabilitas seluruh kawasan.

Washington menganggap de-eskalasi sama pentingnya dengan kepentingan terbaiknya sendiri seperti halnya kepentingan Israel. Serangan Israel terhadap instalasi minyak dan gas Iran, misalnya, akan membuat harga energi melonjak dan ekonomi AS, yang telah berkinerja baik selama setahun terakhir, mungkin mengalami kemunduran serius sebagai akibatnya. Dengan hanya beberapa minggu menjelang pemilihan presiden, ini adalah masalah yang sangat sensitif.

Karenanya, jika ada yang mampu membatasi operasi militer Israel di Lebanon dan Iran, itu adalah Washington. Sebab jika perang skala penuh antara Israel dan Iran benar-benar pecah, AS akan dipaksa untuk campur tangan. Sayangnya, kata Mekelberg, peran pemerintahan Biden di tengah kekacauan ini masih agak membingungkan.

”Kendati Biden dan pejabat senior AS lain sangat kritis terhadap Netanyahu dan cara Israel menggunakan kekuatan militer tanpa pandangan ke depan diplomatik atau cakrawala untuk perdamaian, mereka hanya melakukan sedikit hal untuk menghentikannya terjadi, atau untuk memanfaatkan kekuatan Amerika atas Israel guna meredakan situasi yang mungkin terbukti sangat merugikan AS juga,” kata Mekelberg.

Hukum Berhias di Salon Kecantikan dan Menggunakan Skincare

JAKARTAMU.COM | Perawatan kulit atau skincare adalah rangkaian aktivitas untuk merawat kulit wajah guna menjaga kesehatannya dan memperbaiki penampilan,...

More Articles Like This