JAKARTAMU.COM | Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia mencatat prestasi membanggakan dalam skala global. Laporan terbaru dari Global Islamic Economy Indicator yang tertuang dalam State of Global Islamic Economy (SGIE) 2023 menempatkan Indonesia di posisi ketiga dalam pengembangan aset keuangan syariah dunia. Namun, posisi ini masih berada di bawah Malaysia dan Arab Saudi.
Forum Jurnalis Wakaf dan Zakat Indonesia (Forjukafi) mengangkat capaian ini dalam Simposium Keuangan dan Ekonomi Syariah. Forum ini mengambil tema Penguatan Inklusi Keuangan Syariah Menuju Indonesia Emas.
“Industri keuangan syariah dan industri halal telah menjadi komponen penting dalam ekosistem ekonomi syariah. Hal ini dapat mendukung pencapaian target Indonesia Emas 2045,” ujar Wahyu, dikutip Rabu (18/12/2024).
Wahyu menegaskan bahwa ekonomi syariah merupakan sistem ekonomi yang menerapkan nilai dan prinsip dasar syariah dari ajaran agama Islam. Para pelaku industri syariah harus memanfaatkan secara maksimal potensi keuangan syariah ini, salah satunya dengan memperkuat inklusi keuangan syariah.
Dalam kesempatan yang sama, Sulistyowati, Anggota Badan Pelaksana Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) mengungkapkan bahwa antrean haji reguler di Indonesia cukup panjang, mencapai sekitar 20 tahun bahkan lebih. Di tengah panjangnya antrean tersebut, BPKH mengajak masyarakat untuk mendaftar haji di usia muda.
“Haji merupakan ibadah dengan 80 persen komponen aktivitas fisik,” ujar dia.
Sulistyowati menjelaskan masih ada kecenderungan orang mendaftar haji ketika usia pensiun. Akibatnya, dengan simulasi usia pensiun 60 tahun dan masa antrean 30 tahun, calon jemaah baru bisa berangkat di usia 90 tahun, kondisi yang sudah cukup tua untuk melaksanakan ibadah haji.
