JAKARTAMU.COM | Sementara dunia sibuk menyusun resolusi, berdialog, dan mencari solusi damai, ratusan anak di Gaza mati kelaparan akibat kejahatan sistematis Israel menjadikan makanan sebagai senjata. Genosida oleh Zionis tampil dalam bentuk paling brutal dan paling keji: membiarkan manusia, terutama anak-anak, mati perlahan dalam lapar.
Pada Minggu, 27 Juli 2025, besok pagi, Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina akan menggelar Longmarch Lawan Genosida, menuntut keadilan dari jantung ibu kota. Titik awal: Kedubes AS. Titik akhir? Belum tentu genosida akan berhenti tapi setidaknya kebungkaman bisa dilawan.
Mereka tak hanya berjalan. Mereka membawa alat makan dan alat masak berbahan logam, simbol bahwa bahkan sendok dan panci kini punya makna politis. Di Gaza, logam bisa jadi harapan terakhir, bisa juga jadi barang langka. Di Jakarta, itu menjadi teriakan diam yang bergema di sepanjang jalan Sudirman-Thamrin.
Bukan saatnya lagi menunggu para pemimpin dunia menyusun siaran pers. Bukan saatnya lagi berharap tayangan breaking news bisa mengetuk nurani. Nurani sudah lama diperdagangkan.
Tagar #GazaMatiKelaparan adalah tuduhan, dakwaan terhadap dunia yang memilih nyaman di zona diplomatik, sementara anak-anak Gaza hanya punya pilihan lapar dan kehancuran. (*)