Minggu, Juni 29, 2025
No menu items!

Penanaman 50 Pohon Tutup Jambore Relawan Muhammadiyah-Aisyiyah 3

Must Read

KARANGANYAR, JAKARTAMU.COM | Jambore Relawan Muhammadiyah-Aisyiyah ke-3 yang berlangsung sejak Jumat, resmi ditutup pada Minggu (29/6/2025). Selama tiga hari, jambore di kawasan wisata Wonder Park, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah ini diisi dengan berbagai lomba edukatif seperti simulasi evakuasi, lomba tenda terbaik, yel-yel kontingen, serta sesi berbagi praktik baik dari relawan yang pernah terlibat di lokasi bencana.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Lembaga Resiliensi Bencana (MDMC) dan Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah ini mengusung tema “Memperkuat Ketangguhan Menuju Indonesia yang Berkemakmuran.” Tema tersebut menggambarkan semangat kolaborasi, kesiapsiagaan, serta penguatan jejaring relawan dalam menghadapi berbagai bencana alam dan non-alam yang makin kompleks di Indonesia.

Rangkaian acara penutupan diawali dengan salat subuh berjemaah, dilanjutkan jalan sehat bersama Bupati Karanganyar Juliyatmono. Puncaknya adalah penanaman 50 bibit pohon di kawasan lereng Gunung Lawu sebagai simbol kepedulian terhadap kelestarian lingkungan dan penguatan mitigasi bencana berbasis ekologi.

Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Muhammadiyah terhadap program “Green Resilience”, yakni upaya membangun ketangguhan masyarakat melalui pendekatan lingkungan hidup. “Jambore ini bukan hanya ajang berkumpul, tetapi juga memperluas wawasan dan pengalaman dalam penanganan kebencanaan,” ujar Mas Karji, salah satu peserta dari Gunungkidul, Yogyakarta.

Dia menilai berbagai materi yang diberikan selama kegiatan sangat bermanfaat dan aplikatif, mulai dari simulasi penanganan bencana, pelatihan pertolongan pertama, hingga penguatan jejaring relawan.

“Kami berharap kegiatan seperti ini bisa rutin dilaksanakan minimal satu tahun sekali. Ini sangat penting untuk menjaga semangat dan kesiapsiagaan relawan Muhammadiyah dan Aisyiyah di daerah,” ungkap Farid, anggota tim dari Kalimantan Timur.

Sementara Yaser Atmanegara, anggota Tim LRB MDMC DKI Jakarta, menilai jambore menjadi ajang untuk mengenal sekaligus kesempatan strategis para relawan untuk bertukar pengalaman. Yang tidak kalah penting, jambore menyentuh keterhubungan emosional antar sesama relawan.

“Kami bisa saling mengukur kapasitas, saling belajar langsung dari pengalaman lapangan, dan merancang pola koordinasi yang lebih efektif untuk diterapkan saat krisis betulan terjadi,” ujarnya.

MDMC sejak awal berdiri telah aktif dalam berbagai operasi kemanusiaan di wilayah bencana seperti gempa Palu, banjir Kalimantan Selatan, dan erupsi Semeru. Jambore ini menjadi ruang untuk sosialisasi pembaruan pendekatan kebencanaan yang lebih partisipatif dan berbasis komunitas.

Laporan M Sofyan

Jumlah Kromosom Y Menyusut, Seperti Apa Pria di Masa Depan?

PERNAHKAH Anda berpikir bahwa suatu saat pria bakal punah? Bukan karena perang atau pandemi, tapi karena evolusi biologis. Itu...
spot_img
spot_img

More Articles Like This