JAKARTAMU.COM | Nasib pilu menimpa Fidaa Assaf, tahanan perempuan Palestina di Penjara Damon, Israel. Kesehatan wanita tersebut memburuk drastis akibat kanker yang dideritanya, diperparah kondisi penahanan yang keras dan tidak manusiawi.
Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Palestina, Kamis (3/7/2025) melaporkan, kondisi kesehatan Assaf yang sebelumnya stabil sebelum penahanan, kini memburuk signifikan. Tes medis terbaru menunjukkan peningkatan berbahaya pada penanda tumor, mengindikasikan dampak negatif lingkungan penjara terhadap kesehatannya. Hal ini disampaikan berdasarkan keterangan pengacara yang baru saja menjenguknya.
Dalam kesaksiannya, Assaf menggambarkan kondisi kehidupan yang mengerikan di Penjara Damon. Tahanan perempuan di sana, termasuk dirinya, kekurangan akses terhadap barang-barang kebutuhan pokok seperti alat kebersihan dan perawatan diri. Kekurangan pakaian dan pembatasan pembelian kebutuhan dari kantin penjara juga menjadi masalah.
Lebih lanjut, Assaf mengungkapkan bahwa akses ke ruang terbuka juga dibatasi. Setelah sempat dilarang sama sekali, kini para tahanan hanya diizinkan keluar selama 15 menit setiap hari. Mereka juga terisolasi dari dunia luar, terutama dengan adanya keadaan darurat yang membatasi kunjungan keluarga dan pengacara.
Saat ini, terdapat 42 tahanan perempuan di Damon, yang kerap mengalami penggerebekan malam dan penggeledahan sel. Hal ini semakin memperburuk kondisi psikologis mereka. Yang lebih memprihatinkan, dua tahanan perempuan tengah hamil, Zahraa Kawazba dan Doaa Badawi (keduanya hamil tujuh bulan), kekurangan perawatan medis, makanan, dan istirahat yang cukup, bahkan mengalami kelalaian medis yang disengaja.
Assaf sendiri ditangkap pada 24 Februari 2025 saat kembali dari Kompleks Medis Ramallah setelah menjalani pemeriksaan medis. Selama penahanannya, ia dilaporkan mengalami penggeledahan badan secara berkala, pelecehan verbal, dan ditahan di sel yang kotor dan penuh serangga tanpa air dan makanan selama beberapa hari. Ia adalah seorang ibu rumah tangga dari Kafr Laqif, di wilayah Qalqilya.
Kisah Fidaa Assaf ini menjadi sorotan tajam atas perlakuan terhadap tahanan perempuan Palestina di penjara-penjara Israel, dan mendesak perhatian internasional atas kondisi kemanusiaan yang memprihatinkan tersebut. Belum ada pernyataan resmi dari pihak otoritas penjara Israel terkait situasi kesehatan Assaf dan tahanan lainnya. (*)
Sumber: WAFA