JAKARTAMU.COM | Ketegangan militer antara India dan Pakistan kembali memanas. India melancarkan serangan rudal dan udara ke wilayah yang diklaim Pakistan sebagai balasan atas serangan teroris di Kashmir. Serangan pada Rabu (7/5/2025) tersebut menewaskan puluhan orang dan memicu baku tembak artileri terberat dalam dua dekade terakhir.
Keadaan semakin memanas ketika India mengumumkan penghentian aliran air Sungai Indus ke Pakistan. Perdana Menteri Narendra Modi menyatakan bahwa air sungai tersebut akan dialihkan untuk kepentingan nasional.
Langkah ini diambil dua pekan setelah New Delhi menangguhkan perjanjian pembagian air Sungai Indus tahun 1960, setelah puluhan tahun menjadi contoh keberhasilan kerja sama transnasional antara kedua negara.
Dalam pernyataannya, Modi tidak secara langsung menyebutkan Pakistan. Namun serangan rudal India ke beberapa kamp yang diklaim sebagai tempat pelatihan militan di Pakistan menjadi penyebab utama ketegangan ini.
India menyatakan serangan tersebut dilakukan dengan cermat untuk menghindari konflik yang lebih besar. Sebaliknya Pakistan menanggapi dengan keras.
Pakisatan menuduh India memanfaatkan serangan ini untuk meningkatkan popularitas dalam negeri. Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Muhammad Asif, menyatakan bahwa Pakistan telah membalas dan memperingatkan India. “Kami tidak akan lama untuk menyeimbangkan skor,” katanya.
Kedua negara saling klaim telah menembak jatuh beberapa pesawat tempur masing-masing. Pakistan mengklaim menjatuhkan lima jet tempur India, termasuk tiga pesawat tempur Rafale buatan Prancis. Sementara itu, sumber keamanan India mengklaim bahwa tiga pesawat tempur India jatuh di wilayah India.
Serangan ini menyebabkan korban jiwa di kedua negara. Islamabad melaporkan 26 warga sipil tewas akibat serangan rudal India dan penembakan lintas batas. Sementara itu, New Delhi melaporkan delapan warga sipil tewas akibat tembakan artileri Pakistan. Total korban jiwa akibat serangan ini diperkirakan mencapai setidaknya 34 orang.
Komunitas internasional menyerukan de-eskalasi. Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric, memperingatkan bahwa konflik skala penuh antara India dan Pakistan dapat berdampak buruk bagi dunia.
Presiden AS Donald Trump menyatakan optimis bahwa konflik ini akan segera berakhir. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyatakan bahwa dirinya telah melakukan kontak dengan pejabat tinggi di New Delhi dan Islamabad dan memantau situasi dengan ketat.
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi, yang mengunjungi Islamabad awal pekan ini, dijadwalkan tiba di New Delhi sebagai bagian dari upaya Teheran untuk menengahi kedua negara.
Ketegangan ini memuncak setelah serangan teroris yang menewaskan puluhan tentara India di Kashmir. Serangan ini diklaim dilakukan oleh kelompok militan yang berbasis di Pakistan, namun Pakistan membantah keterlibatannya.
Ketegangan antara India dan Pakistan di Kashmir merupakan masalah lama yang telah memicu beberapa konflik bersenjata selama bertahun-tahun. Kedua negara sama-sama mengklaim wilayah Kashmir yang luas dan berpenduduk mayoritas Muslim, yang terbagi antara kendali India dan Pakistan.
Perkembangan terkini ini menjadi peringatan serius tentang potensi konflik besar antara kedua negara nuklir tersebut.
Sumber : Al-Mayadeen