JAKARTAMU.COM | Lembaga Seni dan Budaya PWM DKI Jakarta kembali menyiapkan pertunjukan teater spektakuler. Kali ini, lakon yang diangkat adalah kisah Jenderal Sudirman. Rencananya sandiwara kolosal ini mewarnai panggung Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, pada 2-3 November 2025 mendatang.
Pementasan ini menyoroti peran penting Jenderal Sudirman dan kaitannya yang erat dengan organisasi Muhammadiyah. Hal ini diungkapkan langsung Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta yang membidangi Lembaga Seni dan Budaya (LSB) PWM DKI Jakarta, Prof. Dr. H. Agus Suradika, M.Pd,.
”Pementasan ini adalah bagian ketiga dari rangkaian pertunjukan yang mengangkat tokoh-tokoh pahlawan nasional berlatar belakang Muhammadiyah,” ujar Agus kepada Jakartamu.com, Kamis (19/6/2025).
Sebelumnya, LSB PWM DKI Jakarta telah mementaskan kisah pendiri Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan dan tokoh nasional yang kader Muhammadiyah, Ir. H. Juanda. ”Lokasi tetap di TIM karena memang relatif paling strategis untuk menjangkau khalayak yang lebih luas dan beragam,” tutur Rektor Universitas Teknologi Muhammadiyah Jakarta itu.
Sandiwara ini akan menyajikan perjalanan hidup Jenderal Sudirman secara komprehensif, dari masa kecil hingga akhir hayatnya. Sebagai pertunjukan kolosal, pementasan melibatkan partisipasi aktif dari berbagai elemen komunitas Muhammadiyah, mulai dari siswa-siswi, Angkatan Muda Muhammadiyah hingga Aisyiyah.
Sudirman di masa muda akan diperankan seorang aktor muda. Semenra Sudirman di masa dewasa dan perjuangan kemerdekaan akan diperankan Ketua PWM DKI Jakarta, Dr. H. Akhmad H. Abubakar. Agus sendiri turut berperan dalam pementasan ini. Dia mengarahkan musik dan pengisi suara lagu-lagu yang mengiringi perjalanan hidup Jenderal Sudirman di atas panggung.
Di bawah arahan sutradara Prof. Imam Ketua Lembaga Seni dan Budaya PWM DKI Jakarta, sandiwara kolosal ini membidik meningkatnya pemahaman masyarakat, khususnya warga Muhammadiyah, tentang peran monumental Jenderal Sudirman dalam perjuangan kemerdekaan.
Menurut Agus, pementasan ini adalah upaya menggugah semangat generasi muda Muhammadiyah untuk meneladani kepemimpinan dan pengabdian Jenderal Sudirman yang memiliki keterkaitan kuat dengan TNI dan Muhammadiyah. Dia berharap pementasan ini menjadi langkah awal untuk mengangkat kisah-kisah tokoh Muhammadiyah lainnya, baik di Indonesia maupun internasional, demi memperkaya pemahaman sejarah dan nilai-nilai keteladanan.
”Saya berharap sandiwara kolosal Jenderal Sudirman bukan hanya jadi hiburan, tetapi juga menjadi media edukasi dan inspirasi bagi masyarakat luas di Jakarta dan sekitarnya,” kata dia.