Kamis, Juni 19, 2025
No menu items!

Wagub Rano Karno Ungkap Ada Bohir Tawuran Pelajar untuk Konten Medsos

Must Read

JAKARTAMU.COM | Indonesia dikenal sebagai bangsa yang kaya budaya. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika, mencerminkan keberagaman suku bangsa dari Sabang sampai Merauke. Namun beberapa tahun belakangan muncul sebuah “budaya baru” di kalangan remaja yang menyimpang dari nilai-nilai luhur bangsa, yakni fenomena tawuran pelajar.

Mengapa disebut budaya? Karena aksi kekerasan ini telah menjadi kebiasaan yang terus berulang, seolah menjadi tradisi turun-temurun di kalangan pelajar. Aksi tawuran kerap terjadi sepulang sekolah, ketika mereka masih mengenakan seragam. Pemicunya bisa apa saja, bahkan dari hal yang remeh sama sekali.

Melihat perkembangannya, tawuran tak bisa lagi disebut bentuk kenakalan remaja. Bukan lagi sekadar saling ejek, lebih dari itu telah mengarah ke tindakan kriminal yang terorganisasi. Kemunculan geng-geng pelajar yang menjadikan kekerasan sebagai identitas semakin memperparah keadaan.

Berbagai pihak tampaknya kewalahan menghadapi fenomena sosial ini. Itu pun diakui Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno, saat membuka Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda) II Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi DKI Jakarta di Hotel Mercure, Ancol, Rabu (18/6/2025).

“Informasi yang kami dapatkan, bahwa tawuran yang terjadi di DKI Jakarta itu demi konten, dan ada pihak yang membiayainya,” kata Rano.

Ia mempertanyakan kemampuan berbagai pihak dalam menangani persoalan ini.

“Apakah pihak kepolisian sanggup menangani itu? Apakah TNI sanggup menangani? Apakah Pemprov DKI Jakarta sanggup menangani hal itu? Tentu tidak sanggup. Maka dari itu, kita harus berkolaborasi bersama-sama untuk mengatasi masalah ini,” tegasnya.

Rano juga mengungkapkan keprihatinannya setelah menonton berita tentang tawuran di televisi.

“Semalam saya nonton berita tentang tawuran di DKI, saya tidak sanggup melihatnya, khususnya bagian korban. Korban adalah orang yang hendak melerai, tapi justru dikeroyok ramai-ramai oleh anak-anak SMP,” ujarnya.

Di era digital yang serba cepat ini, provokasi di media sosial turut memperburuk situasi. Banyak remaja yang tidak mampu mengendalikan emosi, mudah terpengaruh oleh konten kekerasan, dan akhirnya menirunya. Media sosial menjadi pemicu sekaligus panggung bagi aksi-aksi brutal mereka.

Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto menyebut bahwa kasus tawuran remaja di Jakarta mengalami peningkatan signifikan.

“Perlu juga saya sampaikan bahwa dalam satu bulan terakhir, terdapat peningkatan kasus tawuran remaja. Tercatat sebanyak 45 kasus tawuran terjadi selama bulan April 2025,” ujar Karyoto saat memimpin Apel Operasi Anti Premanisme di Lapangan Silang Monas Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (9/5/2025) silam. (*)

PLN Bukukan Pendapatan Rp545 Triliun, Tertinggi Sepanjang Sejarah

JAKARTAMU.COM | Kinerja PT PLN (Persero) sepanjang tahun 2024 berbuah manis. PLN mampu membukukan pendapatan sebesar Rp545,4 triliun, rekor...
spot_img
spot_img

More Articles Like This