Rabu, Juni 18, 2025
No menu items!

Haedar Nashir: Literasi Rendah Menjauhkan Masyarakat dari Adab

Must Read

JAKARTAMU.COM | Literasi yang kuat membentuk masyarakat yang cerdas, beradab, dan berbudaya. Sebaliknya literasi rendah menjauhkan masyarakat dari adab dan budaya menjadi luruh. Hal ini disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir MSi saat menerima penghargaan Tokoh Perbukuan Islam pada pembukaan Islamic Book Fair (IBF) 2025 di Jakarta, Rabu (18/6/2025).

Menurut guru besar sosiologi itu, keadaban publik merupakan cermin tingkat literasi. Tinggi rendahnya tingkat literasi dapat diketahui dengan melihat bagaimana keadaban publik. Orang dengan literasi rendah, kata Haedar, lebih suka ngobrol ngalor-ngidul. Kebiasaan tersebut dibawa sampai ke forum resmi. Ketika ada seseorang yang tengah berpidato diabaikan malah lebih asyik ngobrol sendiri.

Gangguan juga datang dari gawai. Semua orang sekarang punya gawai, bahkan kadang tak cukup hanya satu. Sebagian punya dua atau tiga gawai. Uniknya perangkat tersebut tidak digunakan untuk memperkuat literasi tetapi semata untuk hiburan bahkan kembali mengumbar obrolan tidak jelas.

Meski tak hanya tentang menulis dan membaca, keduanya tak bisa dipisahkan dari literasi. Dan, faktanya di Indonesia kedua hal itu memang bukan hal yang mudah. Menurut penelitian Perpusnas pada 2017, kemampuan orang membaca orang Indonesia hanya 30 sampai 59 menit per hari.

Kenyataan ini cukup memprihatinkan. Membaca merupakan aktivitas yang merangsang pikiran. Kalau tidak banyak orang yang membaca, hampir bisa dipastikan hanya sedikit orang yang bisa menulis. Sebab menulis bukan hal yang gampang.

“Itu sungguh tidak mudah. Menulis itu menyusun struktur berpikir kita. Berpikir saja tidak mudah, apalagi menyusun berpikir,” katanya.

Sebagai seorang penulis, Haedar melihat pengembangan literasi khususnya di Indonesia memiliki tantangan tersendiri. Aktivitas menulis dan publikasi buku merupakan jalan sunyi-sepi. Tidak banyak orang yang berada di zona tersebut. Lebih banyak orang ke pusat perbelanjaan untuk fashion maupun kuliner, ketimbang toko buku.

Jarang sekali orang berkunjung ke suatu kota untuk mendalami keunikannya dengan mengunjungi perpustakaan atau museum. Inilah fakta yang menjadi salah satu bukti rendahnya tingkat literasi di Indonesia.

Merujuk data UNESCO, Haedar menyebut bahwa dari 1.000 orang Indonesia hanya 1 saja yang senang membaca buku. Tentu ini menjadi kenyataan yang miris, di saat kemudahan akses telah terpampang di hadapan semua. “Maka penghargaan kita ini termasuk untuk para penulis. Merupakan cara kita untuk menjaga detak jantung kita agar tetap bisa merawat kesadaran literasi kita,” katanya.

Haedar menjelaskan literasi tak sebatas membaca dan menulis, sebab menurutnya literasi juga memiliki kaitan dengan semangat dalam memburu informasi supaya hidup cerdas, beradab, dan berbudaya.

“‘Iqra itu bukan cuma membaca, tapi keseluruhan aktivitas kegiatan berpikir dalam berbagai dimensi,” katanya.

Literasi dalam Islam yang didasari ‘iqra tak semata membaca teks maupun konteks, tetapi juga ada pelibatan Allah SWT – bacalah atas nama Tuhanmu. Haedar mengistilahkan literasi dalam Islam sebagai ‘iqra yang berpayungkan langit.

Menurutnya perbedaan dasar bangunan literasi di Islam dengan yang lain adalah pelibatan Ketuhanan – tidak sekuler. Sehingga keilmuan dalam Islam tak hanya berorientasi pada kemanusiaan saja, tapi juga kepada Tuhan, dan alam tempat hidup.

Membangun keadaban publik melalui literasi ini sebagaimana dialami oleh Jazirah Arab. Dengan kunci pembuka ‘iqra, tradisi Arab yang merendahkan perempuan, menyelesaikan perkara dengan darah, dan praktik ribawi berhasil diubah.

Keadaban publik yang telah mapan di Arab pada masa kenabian itu lambat laun kemudian diekspor ke kawasan lain di antaranya seperti ke Eropa sehingga Islam menjadi agama yang kosmopolit.

Sumber: Muhammadiyah.or.id

Kisah dalam Al-Quran: Jejak dari Taurat dan Injil

JAKARTAMU.COM | Di antara mimbar masjid dan pasar-pasar padang pasir, para qushash—pendongeng yang gemar berbicara panjang dari satu kisah...
spot_img
spot_img

More Articles Like This