DAGING kambing adalah jenis daging yang cukup digemari masyarakat. Selain mudah diperoleh, daging kambing bisa menjadi berbagai macam masakan. Harganya pun relatif lebih terjangkau dibandingkan daging sapi atau daging merah lain.
Meski begitu, pada perayaan Iduladha, sebagian besar masyarakat cenderung memilih daging sapi daripada kambing. Ini lantaran pandangan umum yang mengaitkan konsumsi daging kambing dengan risiko hipertensi, kolesterol tinggi, dan gangguan kardiovaskular. Tetapi sebenarnya pandangan ini tidak sepenuhnya tepat.
Septa Indra Puspikawati, S.K.M., M.PH., dosen Prodi Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya, membagikan sejumlah fakta menarik terkait daging kambing yang dapat mengubah persepsi masyarakat.
Dikutip dari Unair News, 14 Juni 2024, daging kambing merupakan sumber protein hewani yang baik. Dalam 100 gram daging kambing terkandung sekitar 16,6 gram protein, yang dapat memenuhi sekitar 29,12% kebutuhan protein harian. Selain itu, daging kambing mengandung asam amino esensial penting bagi tubuh, seperti lysine, leucine, arginine, phenylalanine, isoleucine, valine, dan histidine.
Daging kambing juga memiliki kadar kolesterol yang lebih rendah dibandingkan daging sapi. Dalam 100 gram daging kambing mentah terkandung sekitar 57 mg kolesterol, sedangkan daging sapi mengandung sekitar 87 mg. Dari segi lemak total, daging kambing juga lebih rendah, terutama lemak jenuh yang dikenal sebagai “lemak jahat”. Karena itulah, daging kambing bisa menjadi pilihan lebih sehat, terutama bagi yang peduli terhadap kadar kolesterol.
Seperti juga bahan jenis daging atau bahan makanan lain, daging kambing bisa menjadi tidak sehat karena cara mengolahnya. Umumnya masyarakat mengolah daging kambing menjadi gulai, sate, atau nasi goreng kambing. Daging dimasak dengan banyak minyak, mentega, penyedap rasa, dan garam. Inilah yang meningkatkan risiko gangguan kesehatan seperti kolesterol tinggi dan tekanan darah.
Untuk menjaga kandungan gizinya, daging kambing sebaiknya tidak dimasak dengan suhu sangat tinggi atau dibakar. Proses pembakaran dapat memicu munculnya zat karsinogenik, yakni zat yang dapat memicu kanker. Sebaiknya, daging kambing dimasak dengan cara direbus atau dikukus agar lebih sehat.
Garam pun perlu dibatasi penggunaannya. Pasalnya, daging kambing sudah secara alami mengandung sodium yang bisa memberikan rasa gurih. Penambahan garam secara berlebihan justru bisa memicu hipertensi.
Nah, jelas bahwa daging kambing adalah makanan yang sehat dan banyak mengandung gizi bila diolah dengan benar. Kalau tidak, mustahil Rasulullah SAW menyukainya. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau bercerita:
“Kami pernah bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah undangan. Lalu dibawakan kepada beliau paha kambing, dan beliau menyukainya. Kemudian beliau menggigitnya satu gigitan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam Syarh Shahih Muslim, Imam an-Nawawi menukil keterangan dari al-Qadhi Iyadh bahwa Nabi menyukai paha kambing karena bagian ini mudah dimasak, mudah dicerna, lebih lezat, serta lebih aman dari risiko penyakit. (*)