JAKARTAMU.COM | Pentingnya pembinaan seni sejak dini pernah digaungkan Guruh Soekarnoputra lewat lirik lagu Seni yang dinyanyikan Chrisye pada 1984. Salah satu bagian liriknya menyebut dunia hampa tanpa seni dan seniman.
Kalimat itu hidup di panggung kecil anak-anak PAUD Putri Nasyiah di Aula Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (31/5/2025). Sore itu aula riuh dengan tepuk tangan para orang tua yang menyaksikan lincahnya gerak tari anak-anak PAUD Putri Nasyiah Matraman.
Anak-anak itu membawakan Tari Assalamu’alaikum dalam rangka Milad ke-94 Nasyiatul Aisyiyah. Menurut Suryati, Pembina PAUD Putri Nasyiah, tarian ini adalah ekspresi kreatif yang mengajarkan anak-anak nilai luhur dalam budaya Islam, yaitu memberi salam dan menyebarkan kedamaian.
“Tari Assalamu’alaikum menggambarkan perkenalan yang penuh ketulusan dan harapan akan kedamaian. Ini bukan sekadar gerakan, tapi pelajaran hidup,” ujar Suryati kepada Jakartamu.com.
Bagi anak-anak PAUD itu, ini bukanlah penampilan perdana mereka. Beberapa bulan lalu, tepatnya pada 8 Februari 2025, mereka berhasil meraih Juara 2 dalam lomba tari di Pasar Seni Ancol untuk kategori PAUD se-Jakarta Timur. Prestasi ini menjadi bukti bahwa pembinaan seni sejak dini mampu melahirkan generasi yang bukan hanya kreatif, tapi juga percaya diri dan komunikatif.
Seni sebagai Pilar Tumbuh Kembang Anak Usia Dini
Mengutip regulasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud, 2013), aspek seni merupakan satu dari enam aspek penting dalam pencapaian perkembangan anak usia dini, di samping nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, serta sosial-emosional.
Anak usia dini, yang mencakup usia 0–8 tahun, adalah periode emas yang menentukan arah perkembangan anak selanjutnya.
“Setiap anak itu unik. Karena itu pendekatan kita sebagai orang dewasa harus personal, termasuk saat mengenalkan seni. Seni adalah bahasa universal yang membantu anak mengenali diri dan lingkungannya,” tutur Suryati.
