Rabu, Juli 16, 2025
No menu items!

BP Taskin Mendorong Pembagian Tanah Bekas HGU untuk Warga Miskin Bengkulu Tengah

Must Read

JAKARTAMU.COM | Ketua Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), Budiman Sudjatmiko, menyatakan akan mengupayakan pembagian tanah bekas Hak Guna Usaha (HGU) yang tidak diperpanjang kepada masyarakat miskin di Bengkulu Tengah. BP Taskin juga menyiapkan program pembangunan instalasi listrik di delapan desa, distribusi toilet gratis, serta penyediaan akses internet bagi masyarakat setempat.

Budiman menginstruksikan jajarannya untuk menyiapkan langkah konkret, termasuk koordinasi lintas kementerian, demi mempercepat perbaikan kualitas hidup masyarakat di Bengkulu Tengah dan wilayah sekitarnya.

“Kami akan memetakan tanah-tanah yang masa HGU-nya sudah habis, termasuk 7.000 hektare yang tahun ini tidak diperpanjang, untuk dibagikan kepada masyarakat. Ini sesuai arahan Pak Prabowo, bahwa tanah produktif harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat,” ujar Budiman dalam audiensi bersama Bupati Bengkulu Tengah, Heriyandi Roni, di Kantor BP Taskin, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (15/7/2025).

Menurut Budiman, pendekatan pengentasan kemiskinan di daerah seperti Bengkulu Tengah tidak bisa semata-mata bergantung pada bantuan sosial, melainkan harus disertai kebijakan redistribusi sumber daya yang adil dan produktif. Ia juga menyarankan agar ke depan dibentuk kawasan aglomerasi antara daerah-daerah miskin di sekitar Bengkulu Tengah agar bisa saling menopang.

Kunjungan Bupati Heriyandi Roni ke kantor BP Taskin kali ini bertujuan untuk menyampaikan kondisi kemiskinan di wilayahnya, termasuk rendahnya tingkat pendidikan dan ketergantungan masyarakat pada sektor perkebunan. “Penduduk kami hanya sekitar 126 ribu jiwa, dengan tingkat kemiskinan sekitar 9 persen. Tapi tantangan terbesar adalah pendidikan. Sebanyak 42 persen warga tidak tamat SD, dan 27 persen tidak tamat SMP,” ujar Heriyandi.

Dengan latar belakang pendidikan yang rendah, menurut Heriyandi, sulit mendorong tumbuhnya industri yang membutuhkan keterampilan teknis. Akibatnya, sebagian besar masyarakat menggantungkan hidup pada sektor perkebunan sawit dan kelapa. “Ketika harga komoditas naik, kemiskinan menurun. Tapi ketika harga jatuh, banyak yang langsung terdampak,” kata dia. (*)

Muhammadiyah Nilai Dedi Mulyadi Ugal-ugalan, Minta Sekolah Swasta Dihargai

JAKARTAMU.COM | Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat menilai kebijakan Gubernur Dedi Mulyadi soal penambahan kuota siswa per kelas...

More Articles Like This