Rabu, April 30, 2025
No menu items!

Cuan di Tengah Cucian: Kisah Sukses Laundry Basah Saat Lebaran

Must Read

JAKARTAMU.COM | Hari Raya Idulfitri identik dengan silaturahmi, hidangan lezat, dan pakaian bersih serta wangi. Namun, di balik kesibukan masyarakat merayakan lebaran, ada peluang bisnis yang tak banyak dilirik namun terbukti menguntungkan: jasa laundry basah.

Seperti yang dialami oleh Siti Aminah, seorang ibu rumah tangga di kawasan Bekasi, yang memanfaatkan momen lebaran untuk membuka jasa laundry basah skala rumahan. Berbekal mesin cuci, ember, deterjen, pewangi, dan semangat berusaha, ia menyulap bagian belakang rumahnya menjadi tempat pencucian pakaian yang ramai pelanggan—terutama pada hari-hari menjelang hingga puncak lebaran.

“Awalnya hanya tetangga yang nitip cucian karena ART mereka sudah mudik. Tapi lama-lama menyebar dari mulut ke mulut. Alhamdulillah, sehari bisa terima hingga 40 kilogram cucian,” ujar Aminah sambil melipat seprei bersih.

Usaha laundry basah ini berbeda dengan laundry kiloan biasa. Pelanggan hanya menitipkan pakaian untuk dicuci dan dibilas—tanpa proses pengeringan dan setrika. Hal ini membuat biaya jasa lebih murah dan proses lebih cepat. Mayoritas pelanggan adalah keluarga yang ditinggal pembantu, pekerja yang ingin tetap tampil rapi saat silaturahmi, hingga para pemilik kos-kosan yang tak sempat mencuci karena sibuk mudik atau menerima tamu.

Di hari biasa, Aminah biasanya hanya menerima cucian dari dua atau tiga pelanggan tetap. Namun sejak H-3 hingga H+3 lebaran, lonjakan permintaan meningkat drastis. Bahkan, ia harus mengatur sistem antrean dan menolak beberapa pelanggan karena keterbatasan tenaga.

“Saya dibantu dua keponakan yang sedang libur sekolah. Mereka ikut mencuci dan menjemur. Lumayan, saya beri mereka uang lebaran juga dari hasil usaha ini,” katanya sambil tersenyum bangga.

Dalam seminggu masa lebaran, Aminah mengaku bisa meraup omzet hingga Rp1,8 juta, dengan keuntungan bersih sekitar Rp1,2 juta setelah dipotong biaya listrik, air, deterjen, dan upah keponakan. Angka yang cukup besar untuk usaha rumahan dengan modal kecil.

Tak hanya Aminah, usaha serupa juga muncul di berbagai daerah, baik di perkotaan maupun perkampungan. Ada yang menyiapkan spanduk khusus bertuliskan “Terima Laundry Basah Selama Lebaran”, ada pula yang menawarkan layanan antar-jemput untuk menarik pelanggan lebih luas.

Namun, menjalankan laundry saat lebaran bukan tanpa tantangan. Cuaca yang tidak menentu menjadi salah satu hambatan utama. Hujan yang turun tiba-tiba bisa memperlambat proses pengeringan, apalagi bila jemuran terbatas.

“Kuncinya manajemen waktu dan stok hanger. Kalau matahari muncul, harus sigap menjemur. Kalau mendung, langsung pindahkan ke dalam pakai kipas angin atau blower seadanya,” ujar Udin, pemilik laundry basah di Yogyakarta yang juga panen orderan selama lebaran.

Bisnis laundry basah saat lebaran menjadi contoh nyata bagaimana momen libur bisa dimanfaatkan menjadi peluang ekonomi. Di tengah euforia mudik, berkumpul, dan menikmati hidangan khas, ada ruang bagi kreativitas dan kerja keras untuk tetap menghasilkan uang—bahkan dari aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan: mencuci.

Dengan biaya rendah, modal peralatan sederhana, dan kebutuhan yang tinggi di masa libur panjang, usaha ini bisa menjadi pilihan tepat bagi siapa pun yang ingin menambah penghasilan saat musim lebaran, tanpa harus meninggalkan rumah.

Audiensi LDK PWM Jateng dengan Kapolda Bahas Sinergi Dakwah hingga Literasi Digital

SEMARANG, JAKARTAMU.COM | Hangat dan penuh semangat. Hal ini mewarnai audiensi antara Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah...
spot_img

More Articles Like This