Minggu, Juli 27, 2025
No menu items!

Dunia Menonton Anak-Anak Gaza Tewas di Tenda-Tenda Pengungsi

Must Read

JAKARTAMU.COM | Seakan belum cukup menyaksikan penderitaan warga Palestina, tentara Israel kembali menebar maut. Kali ini lewat serangan drone ke tenda pengungsian di Al-Mawasi, Khan Younis, Sabtu (26/7/2025). Enam jiwa melayang, termasuk dua anak-anak yang nyawanya direnggut tanpa ampun di tempat yang mestinya menjadi zona aman. Puluhan lainnya terluka parah, bersimbah darah di tanah berdebu yang dijanjikan sebagai “daerah bebas konflik.”

Israel menyasar tenda-tenda darurat sebagai bagian dari “operasi defensif”, seolah kain terpal dan nyawa bayi adalah ancaman yang pantas dijatuhi bom berpemandu. Serangan sekitar pukul 10 pagi itu tak hanya memporakporandakan tempat tinggal sementara warga sipil, tapi juga memupus secercah harapan akan keselamatan di tengah reruntuhan Gaza.

Sumber medis dari RS Nasser melaporkan bahwa para korban mengalami luka bakar dan trauma serius. “Tak ada cukup obat, tak ada cukup alat. Kami hanya berdoa saat anak-anak datang dengan tubuh hangus dan napas yang tinggal satu-satu,” kata seorang relawan medis yang enggan disebutkan namanya.

Bantuan Ditahan di Perbatasan, Bayi Mati Kelaparan

Laporan dari Al Jazeera mengutip Dr. Nick Maynard, ahli bedah dari Inggris, yang mengungkapkan bahwa bayi-bayi di Gaza kini mati bukan hanya karena bom, tapi karena susu formula pun dianggap barang berbahaya. “Kami lihat anak-anak wafat karena tidak ada asupan nutrisi. Barang yang kami kirim ditahan, bahkan bantuan kemanusiaan pun tampaknya perlu paspor diplomatik untuk bisa masuk,” ujarnya, dengan nada getir.

Sejumlah pemimpin dunia mulai angkat suara, dari Jerman hingga Inggris, menyerukan dibukanya jalur bantuan dan gencatan senjata. Namun, suara itu tenggelam di antara dengungan drone yang tak henti memburu rakyat tak berdosa. PM Inggris Keir Starmer menawarkan airdrop bantuan, langkah yang disambut dingin oleh UNRWA karena berpotensi menambah risiko—karena, nampaknya, memberi makan bayi pun harus berstrategi militer.

Lebih dari 59.000 warga Palestina telah menjadi angka dalam laporan konflik. Tapi mereka bukan angka. Mereka anak-anak yang tak sempat belajar mengeja ‘perdamaian’, ibu-ibu yang menggendong harapan di balik reruntuhan rumah, dan ayah-ayah yang menggali kubur dengan tangan sendiri. Gaza bukan medan perang. Ia kini adalah ladang kematian yang dijaga satelit dan didiamkan diplomasi.

Sumber: WAFA

Warga Pulau Tidung Antusias Ikuti Kampanye Kesehatan Muhammadiyah

KEPULAUAN SERIBU, JAKARTAMU.COM | Lebih dari 200 warga Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, mengikuti pemeriksaan kesehatan gratis yang digelar Majelis...

More Articles Like This