JAKARTAMU.COM | Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kramat, menggelar kegiatan Salat Iduladha 1446 Hijriyah, dengan Imam dan Khatib Al Ustaz Drs. H SM Hasyir Alaydrus, S.Sos., MM., yang berlangsung di pelataran Gedung Da’wah Muhammadiyah, Jalan Kramat Raya No 49, Jakarta Pusat, Jumat (6/6/2025).
Pada kesempatan itu, Khatib mengimbau agar jemaah senantiasa meningkatkan keimanan dengan meneladani Iman Nabi Ibrahim ‘Alaihis salam (As) dan Ismail As yang tidak memiliki keraguan dalam menaati perintah Allah; Termasuk melalui mimpinya Nabi Ibrahim supaya mengorbankan anaknya yaitu Ismail As.
Ustaz Hasyir menjelaskan bahwa dalam menaati perintah lewat mimpi itu, Ibrahim hanya mengajak dialog dan meceritakan apa adanya kepada anak tercintanya. Akan tetapi yang sangat mengharukan adalah jawaban Ismail yang saat itu baru memasuki masa remaja, dengan berkata siap diqurbankan jika Allah memerintahkan melalui mimpi ayahnya tersebut.
“Nabi Ibrahim ternyata lolos melalui ujian berat ini. Ia membuktikan sanggup melawan ego untuk tujuan mempertahankan nilai-nilai ilahiat; Nilai-nilai Tauhid dengan penuh ketulus-ikhlasan. Nabi Ibrahim menapaki jalan pendekekatan diri kepada Allah sebagaimana makna kurban, yaitu pendekatan diri,” tegas Hasyir.
Menurut dia, ibadah kurban boleh dikata ritual tahunan bagi ummat Islam. Ibadah ini merupakan i’tibar atau pengambilan pelajaran dari kisah Nabi Ibahim dan Ismail. “Setidaknya ada tiga pesan yang dapat ditarik dari kisah Nabi Ibrahim dan Ismail yang disertai ritual penyembelihan hewan kurban secara umum.
Pertama, totalitas kepatuhan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, Ibrahim As., memperoleh julukan “Khalilullah” atau kekasih Allah. “Beliau memperoleh ujian berat saat cinta daa bahagiannya meluap-luap terhadap buah hati yang sangat lama dinanti-nanti. Lewat perintah penyembelihan Ismail, Allah seolah meningatkan bahwa anak hanya titipan. Seberapa pun mahal, anak tidak boleh melengahkan egoistis diri kepada Allah Ta’ala,” ungkapnya.
Sedangkan Ismail, ternyata pula menunjukkan anak berbakti yang patuh kepada Tunannya.
Kedua, adalah tentang kemuliaan manusia. Dalam kisah Nabi Ibrahim dan Ismail (kurban) itu, kita diingatkan jangan menganggap mahal atas sesuatu bila itu untuk mempertahankan nilai-nilai Ilahiyah; Nilai-nilai Tauhid dan keimanan. Untuk mempertahankan nilai-nilai ini, bahkan para nabi juga telah banyak menunjukkan mengenai korban harta hingga jiwa dan nyawa.
Ketiga, dapat ditarik hikmah dari halikat qurban; Bahwa daging hewan qurban merupakan simbol dari makna qurban yang sejatinya sangat luas; Meliputi pengorbanan dalam wujud harta-benda, tenaga, pikiran, Waktu, dan lain sebagainya.
“Pengorbanan merupakan manifestasi dari kesadaran kita sebagai makhluk sosial. Bayangkan, bila masing-masing manusia sekadar memenuhi egosentris atau hanya fokus kepada keperluan diri sendiri saja. Maka hidup ini akan kacau,” tegas Ustaz Hasyir.
Maka sebut dia, bahwa ibadah kurban itu memiliki makna manyantuni para dhu’afa, melalui pembagian daging kurban, tanpa membeda-bedakan agama, suku dan golongan. “Kurban merupakan wujud nyata orang yang mampu untuk membantu tetangga dan orang-orang di lingkungan kita dalam upaya meningkatkan nilai kesejahretaan antar sesama,” terang dia.
Para jemaah salat Iduladha yang diselenggarakan PCM Kramat tersebut, meliputi unsur pimpinan dan anggota cabang Muhammadiyah dan Aisyiyah, pimpinan dan anggota ortom, para pimpinan ranting Muhammadiyah setempat serta masyarakat sekitar.
Selepas melaksanakan rangkaian salat Iduladha, Panitia Qurban PCM Kramat melaksanakan penyembelihan hewan kurban sebanyak 11 ekor sapi dan 2 ekor kambing. Daging kurban akan didistribusikan kepada mereka yang berhak merima. (*agk)
