JAKARTAMU.COM | Di bawah rindangnya pepohonan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Pasar Barito telah menjadi rumah bagi para pencinta hewan dan bunga selama lebih dari setengah abad. Namun kini, denyut ekonomi rakyat yang berdenyut di dalamnya kembali dihadapkan pada ketidakpastian.
Demi proyek pembangunan Taman ASEAN, ikon baru Jakarta yang akan menyatu dengan Taman Ayodya, Taman Langsat, dan Taman Leuser, pasar ini direncanakan untuk direlokasi.
Taman ASEAN digagas sebagai ruang publik 24 jam, lengkap dengan lintasan lari dan fasilitas umum, namun dibangun tanpa mengandalkan APBD. Dalam rencana itu, lahan Pasar Barito menjadi bagian dari kawasan yang dibersihkan. “Memang itu milik Pemerintah DKI Jakarta, dan harus dibersihkan,” ujar Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung di Kebayoran Baru, Sabtu (5/7/2025).

Bagi sebagian warga, taman kota adalah oase di tengah beton, ruang jeda dari kebisingan. Tapi bagi pedagang kecil, relokasi berarti berpindah dari kepastian menuju kemungkinan. “Kami baru saja mulai kembali berdagang sejak Oktober 2023,” kata Lardi, ketua pedagang Pasar Barito, seraya menyebut mereka masih mencicil utang renovasi kios.
Sejarah panjang pasar ini menandai transformasi ruang urban di Jakarta. Berawal dari kios-kios liar di tepi Jalan Barito pada akhir 1960-an, kawasan itu berkembang menjadi pusat perdagangan ikan hias dan bunga potong. Tahun 1970, Gubernur Ali Sadikin meresmikannya sebagai pasar resmi. Seiring waktu, jenis barang yang dijual meluas: dari ikan, bunga, hingga burung, kucing, dan perlengkapan hewan.

Namun dinamika kota tak pernah berhenti. Tahun 2008, Pasar Barito sempat diratakan dan 700 pedagang terkena imbas. Pemerintah menyebutnya relokasi, bukan penggusura. Tahun 2022, harapan baru muncul. Pemerintah Kota Jakarta Selatan merombak total pasar ini. Membangun 85 kios hewan peliharaan, memperbaiki kios kuliner dan buah, serta menambahkan musala dan toilet umum. Proyek ini selesai akhir 2022, dan para pedagang kembali berjualan mulai Oktober 2023.
Belum genap dua tahun mereka menikmati hasil revitalisasi itu, kabar relokasi kembali datang. Dua lokasi pengganti disiapkan: Lenteng Agung di Jagakarsa, dan Kalibata di Pancoran. Namun bagi pedagang, lokasi baru berarti harus membangun ulang basis pelanggan, memindahkan logistik, dan merintis dari nol. (*)