Kamis, Mei 1, 2025
No menu items!

Rehat

CERPEN: Satu Detik Terlambat

LANGKAH kakinya gemetar saat memasuki masjid tua di sudut kota. Cahaya lampu temaram berpendar redup, membentuk bayang-bayang di dinding. Udara malam yang dingin seolah menelusup ke tulangnya, menambah gelisah yang sudah mencekam di dadanya. Ahmad berdiri di barisan belakang, memperhatikan...

Di Bawah Pohon Rindang (10): Pertemuan Rahasia Kedua

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Keesokan harinya, kabar tentang kemewahan Lila yang disembunyikan di balik utang semakin menyebar. Ibu-ibu yang semula mengagumi Lila mulai meragukan keberhasilannya. Namun, Lila mencoba untuk tetap tenang dan tidak menunjukkan kegelisahannya di depan orang lain....

PUISI: Tebusan Tanah dalam Bayang Kekuasaan

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Di bawah bayang kekuasaan hitam,Tanah dan sawah jadi taruhan,Oligarki berani kejam,Menghargai murah harga kemanusiaan. Tanah dan sawah Wapres terhimpit,Dihargai seolah tak berarti,Namun di PIK2 tanah elit,Dilindungi kuat, tak tersentuh harga diri. Anak buah mereka dikerahkan,Bukan untuk keadilan, bukan...

Suara Ketukan (10-Tamat): Pelangi Setelah Badai

Oleh: Sugiyati, S. Pd | Guru SMAN 1 Ambarawa Beberapa bulan setelah pengadilan berakhir, kehidupan keluarga Nina dan Arman perlahan kembali normal. Meski kemenangan di pengadilan memberi mereka kelegaan, luka emosional akibat konflik sebelumnya masih terasa. Namun, mereka bertekad untuk...

PUISI: Doa di Senin Pagi, Perjanjian Luhur di Alam Roh

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Ya Allah, wahai Yang Maha Pemurah,Anugerahkan hari penuh berkah,Langkah kami tuntun dengan hikmah,Hingga ridha-Mu menaungi arah. Bimbinglah mata melihat cahaya,Di jalan lurus tanpa nista,Lidah kami jaga dari dusta,Hanya kejujuran yang menguar nyata. Gerakkan tangan untuk menolong,Kaki melangkah...

PUISI: Pulang

42 tahun di Jakarta bukan kepulanganku ke sana 42 tahun di Jakarta menyelesaikan tugas keduniaan di bawah titah keakhiratan 1982-2024 jalanan itu meski bergelombangMenaik menurun, kian melandaiMenuju pantai samuderanya keabadian kelak Entah kapanBukanlah pernyataankuEntah kapanHanyalah Sang Maha Penentu PulangBukanlah penantianIa pertarungan yang belum...

Di Bawah Pohon Rindang (9): Lila di Balik Tabir Kemewahan

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Malam itu, di bawah pohon rindang, Lila duduk termenung. Hawa malam yang sejuk tak mampu mengusir kegelisahan yang terus mengganggunya. Meskipun di luar tampak sempurna, dengan suaminya yang semakin mendekati kemenangan dalam pemilu walikota, Lila...

CERPEN: Jejak yang Tertinggal

SUARA deru mobil dan klakson bersahutan di jalan utama kota. Lampu-lampu gedung perkantoran mulai menyala, menandakan pergantian dari hiruk-pikuk siang ke kesibukan malam. Di dalam sebuah ruang kantor megah, Rafi duduk di balik meja kerjanya yang rapi dan dipenuhi...

Fufufafa: Laporan Penggugatan dari Rahim yang Rusak

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Adili Mulyono—di pengadilan yang tubuhnya sendiri bersaksi:setiap daging adalah pasal yang terpotong,setiap urat, akta yang dikunyah mesin pencatatyang melahirkan angka-angka bisu.Di sini, keadilan adalah perban kotordililitkan pada mulut sumur yang kering:suara-suara jatuh, tapi tak pernah sampai...

Suara Ketukan (9): Kembali

Oleh: Sugiyati, S. Pd | Guru SMAN 1 Ambarawa PULANG dari Jakarta, Arman merasakan perubahan yang mendalam dalam dirinya. Ia melihat dunia dengan cara yang berbeda. Tidak hanya tentang ketukan pintu yang menghubungkan manusia, tetapi juga tentang perjalanan panjang yang...

PUISI: Doa di Ahad yang Cerah dan Renungan di Ujung Senja

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Di pagi yang cerah, sinar pun merekah,Kulantunkan doa, sepenuh pasrah.Ya Allah, Engkau Maha Mulia,Dengar pinta hamba dalam nestapa dan bahagia. Lapangkan hati yang penuh beban,Teduhkan jiwa dalam ketenangan.Sehatkan raga, kuatkan langkah,Agar tetap teguh di jalan penuh...

PUISI: Jangan Ganggu Kemiskinan Kami

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Di sudut dapur yang nyaris redup,ibu menatap tungku yang hampir lumpuh.Api kecil mengeluh lirih,dalam nyala yang nyaris punah. Tabung hijau, sekarat di pojok,seperti harapan yang kian robek.Di warung-warung, kosong melompong,gas melon hilang, entah ke mana terbang. Peta Retak...

Di Bawah Pohon Rindang (8): Bayang-Bayang Masa Lalu

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Di tengah kegelisahan itu, Revan mencoba mencari pelarian dengan bekerja lebih keras. Ia kembali bergabung dengan Arga dan Fikri, tetapi sikapnya berbeda. Ia lebih pendiam, sering terlihat melamun. “Van, kamu baik-baik saja?” tanya Fikri suatu hari. “Baik,”...

Tips Kesehatan ala Refleksi Telapak Kaki

JAKARTAMU.COM | Gambar di atas menunjukkan ilustrasi titik-titik refleksi pada telapak kaki, yang diyakini berhubungan dengan berbagai organ tubuh dalam konsep refleksiologi. Berdasarkan gambar tersebut, berikut adalah kemungkinan interpretasi titik pijatnya: Kepala/Pusing – Terletak di ujung ibu jari kaki, yang...

Suara Ketukan (8): Harmoni yang Tersimpan

Oleh: Sugiyati, S. Pd | Guru SMAN 1 Ambarawa MALAM semakin larut, namun Arman masih duduk di meja kecil di sudut taman, memandangi bintang-bintang yang tersembunyi di balik kabut tipis. Komunitas "Jembatan Sunyi" telah mengadakan pertemuan malam itu, dan Arman...

Cerpen: Jejak Darah di Tahta Kalinyamat

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Di pelataran istana Kalinyamat, rembulan menggantung sendu. Ratna Kencana berdiri di bawah sinarnya, jubah putihnya berkibar tertiup angin malam. Matanya menatap nanar ke kejauhan, ke arah hutan yang menjadi saksi bisu pembantaian suaminya. Pangeran Hadirin...

PUISI: Doa di Pagi Mulia dan Terbebas dari Penjara Dunia

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Ya Rabb, di pagi yang penuh cahaya,Ampunilah kami dalam kasih-Mu yang mesra.Dosa kami, dosa ayah bunda,Juga saudara, sahabat semua. Anugerahkan umur yang bermanfaat,Langkah selamat, sehat terhormat.Bimbinglah kami ke jalan terang,Jalan ridha-Mu yang takkan hilang. Jadikan hati selalu...

Di Bawah Pohon Rindang (7): Rahasia Terungkap

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Hari-hari setelah percakapan di bawah pohon rendang menjadi semakin suram. Lila, yang biasanya penuh semangat, kini sering terlihat termenung, seolah membawa beban berat. Dina yang selalu menjadi penggerak gosip, tetap sibuk dengan cerita baru yang mulai...

Suara Ketukan (7): Cahaya di Ujung Jalan

Oleh: Sugiyati, S. Pd | Guru SMAN 1 Ambarawa Langit senja membentang dengan gradasi jingga dan merah muda, memberi suasana hangat meski udara mulai dingin. Arman duduk di bangku taman yang telah menjadi pusat kegiatan komunitas “Jembatan Sunyi”. Di depannya,...

PUISI: Doa di Hari Jumat, Rindu yang Menyapa

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Di hari Jumat, nan suci dan mulia,Kami memohon, Ya Allah Yang Maha Pengasih,Ampunilah dosa, yang menggelapi jiwa,Bagi kami, orang tua, dan sahabat yang setia. Karuniakan umur, penuh manfaat dan berkah,Keselamatan, kesehatan, wal afiat menyertai langkah.Tunjuki jalan...

Di Bawah Pohon Rindang (6): Pertemuan Rahasia

Oleh: Dwi Taufan Hidayat PAGI itu, suasana di bawah pohon rendang terasa lebih hening dari biasanya. Ibu-ibu seperti biasanya berkumpul setelah mengantar anak-anak ke sekolah, namun ada ketegangan yang mengambang di udara. Lila, Dina, Rani, dan Siska duduk terpisah sedikit,...

Suara Ketukan (6): Jembatan di Tengah Sunyi

Oleh: Sugiyati, S. Pd |Guru SMAN 1 Ambarawa PAGI itu, matahari bersinar hangat, membelai daun-daun yang masih basah oleh embun. Suara burung berkicau memecah keheningan, seolah mengiringi langkah Arman yang berjalan menuju rumah Bu Surti. Di tangannya, ia menggenggam buku...

PUISI: Doa di Pagi Kamis, Syukur dan Istighfar

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Alhamdulillah, fajar berseri,membawa harap di ufuk pagi.Doa melangit, hati berseri,memohon rahmat tak henti-henti. Wahai Pemilik segala kuasa,panjangkan umur dalam barakah.Hiasi hidup dengan anugerah,taufik, hidayah, rahmat dan berkah. Bagi yang sakit, angkat derita,pulihkan raga, kuatkan jiwa.Bagi yang lemah,...

CERPEN: Jeda di Kebun Apel

DI antara rimbunnya pepohonan apel, seorang pria tua duduk di bawah salah satu pohon yang berbuah lebat. Di tangannya, sebuah buku biru dengan gambar kursi pantai di sampulnya. Angin sore berhembus lembut, membawa aroma manis dari apel yang mulai...

Di Bawah Pohon Rindang (5): Dina, Sang Penggerak Gosip

Oleh: Dwi Taufan Hidayat ANGIN pagi berembus lembut di bawah pohon rindang, menggoyangkan daun-daun hijau yang melindungi kursi kayu tempat ibu-ibu biasa berkumpul. Pagi itu Dina tampak lebih ceria dari biasanya. Dengan langkah percaya diri, ia menghampiri Lila dan beberapa...

PUISI: Doa di Pagi Rabu dan Jejak Tanah dalam Diri Manusia

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Di pagi Rabu yang mulia terang,Kupanjatkan doa penuh girang.Ampuni khilaf, sucikan jiwa,Untuk kami, keluarga, dan sahabat setia. Karuniakan umur penuh berkah,Sehat sejahtera, jauh dari lelah.Tunjukkan jalan yang lurus dan terang,Agar tak sesat di gelap yang datang. Jadikan hati...

Suara Ketukan (5): Surat dari Langit

Oleh: Sugiyati, S. Pd | Guru SMAN 1 Ambarawa PAGI itu, hujan turun lembut seperti bisikan, menciptakan simfoni tenang saat menetes ke dedaunan dan genting rumah. Arman tetap mengayuh sepedanya meski jalanan basah, dengan mantel hujan yang melindungi tubuhnya dari...

Di Bawah Pohon Rindang (4): Tanda-tanda Perselingkuhan

PAGI itu, suasana di bawah pohon rindang tampak seperti biasa. Obrolan ringan mengalir tentang aktivitas sehari-hari, meski sesekali terselip topik yang terasa lebih tajam. Namun, di balik senyum-senyum basa-basi, ada ketegangan yang perlahan merambat di antara ibu-ibu yang berkumpul. Rani...

Puisi: Doa di Pagi Selasa dan Akhir yang Kita Tinggalkan

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Ya Allah, Kau Maha Pengasih,Kasih-Mu tak pernah letih.Di pagi Selasa yang Engkau beri,Kami meminta dengan hati berseri. Limpahkan ilmu yang bermanfaat,Sebagai cahaya yang tak tersumbat.Rizki halal berlimpah datang,Menjadi berkah, bukan petaka yang bimbang. Lapangkan jalan, mudahkan langkah,Agar usaha...

Suara Ketukan (4): Penjaga di Balik Pintu

Oleh: Sugiyati, S. Pd | Guru SMAN 1 Ambarawa SEJAK kepergian Pak Hasan, rutinitas Arman sebagai pengantar koran tidak lagi sama. Ada kehampaan yang ia rasakan setiap kali melewati rumah tua di ujung jalan. Namun, pesan terakhir Pak Hasan terpatri...
- Advertisement -spot_img

Latest News

Israel Bombardir Gaza Utara, 13 Warga Palestina Tewas

JAKARTAMU.COM | Sedikitnya 13 warga Palestina tewas dan sejumlah lainnya luka-luka dalam serangkaian serangan udara pasukan pendudukan Israel di...