Rabu, April 30, 2025
No menu items!

Cerpen

Cahaya yang Tumbuh dari Kehilangan

Malam itu, Ardi duduk di teras rumah kontrakannya yang sederhana. Pandangannya kosong, pikirannya berkecamuk. Surat pemutusan kerja masih tergeletak di meja kecil di sampingnya, seolah mengejek kegagalannya. Sepuluh tahun ia mengabdi di perusahaan itu, tetapi hanya dalam satu keputusan,...

Cerpen: Puputan di Tanah Madura

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Malam itu, angin laut Madura berembus kencang, menyapu debu pertempuran yang masih mengambang di udara. Api unggun berkobar di antara barisan tenda pasukan Mataram yang baru saja menjejakkan kaki di tanah Madura. Adipati Sujanapura duduk...

Cerpen: Kritik Tanpa Caci

DI sebuah sekolah menengah di Jakarta, sebuah diskusi kelas berlangsung panas. Pak Arman, guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), meminta murid-muridnya untuk memberikan pendapat tentang kepemimpinan di Indonesia. Suasana kelas yang tadinya tenang berubah menjadi ajang perdebatan seru ketika...

CERPEN: Takdir yang Menyelip di Antara Kita

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Lautan manusia di pusat perbelanjaan Jakarta sore itu tak menyurutkan langkahku untuk menemuinya. Nayla, gadis yang selama dua bulan terakhir mencuri perhatianku. Ia belum genap 20, masih labil, masih bermain tarik-ulur dengan perasaannya sendiri. Aku,...

CERPEN: Ijazah yang Tak Berharga

HADI berdiri di depan sebuah gedung perkantoran di bilangan Sudirman, menggenggam map berisi fotokopi ijazah, transkrip nilai, dan berbagai sertifikat pelatihan yang ia kumpulkan selama bertahun-tahun. Wajahnya tampak letih, tetapi ia tetap berusaha tersenyum. Ini adalah wawancara kerja ke-23...

CERPEN: Di Suatu Saat Nanti

1 Di suatu sore yang teduh, Rania melangkah dengan hati penuh kasih, menggandeng tangan kecil kedua putranya yang masih polos. Mereka berebutan memanggilnya, "Dia ibuku!" seolah-olah dunia mereka hanya berpusat pada perempuan itu. Wajah Rania berseri-seri, senyum hangatnya tak...

CERPEN: Menanti dalam Gelap

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Hujan deras membasahi atap rumah tua di pinggir desa. Angin menampar-nampar jendela, membuatnya berderik seperti suara rintihan. Di dalam rumah itu, seorang wanita tua duduk di kursi goyang, mengelus-elus boneka bayi dengan penuh kasih sayang....

CERPEN: Api di Balik Tirai

Oleh: Dwi Taufan Hidayat BARA itu bermula dari satu percikan kecil. Sekadar pesan singkat yang tampaknya tak berbahaya: “Apa kabar? Lama nggak ketemu.” Laras membaca pesan itu dengan perasaan bergetar. Nama pengirimnya terpampang jelas di layar: Dion. Mantan kekasihnya dari...

Cerpen: Cahaya yang Padam

PAK HARUN duduk di teras rumahnya, menatap jalanan kampung yang semakin ramai oleh kendaraan berlalu-lalang. Angin sore mengusap wajahnya yang penuh garis kehidupan. Di tangannya, secangkir kopi mengepul, tetapi tak lagi ia seruput. Pikirannya melayang jauh, seolah mencari...

CERPEN: Presiden Tanpa Hati

DI sebuah ruang konferensi mewah, para dokter dari berbagai negara berkumpul untuk berbagi pencapaian terbaru dalam bidang kedokteran. Ruangan itu dipenuhi oleh suara diskusi dan tawa ringan, sementara para ahli saling memamerkan kemajuan teknologi medis di negara mereka masing-masing....

Latest News

Busyro Muqoddas Minta Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Awasi Proyek Strategis Nasional

JAKARTAMU.COM | Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Busyro Muqoddas, meminta pimpinan wilayah Muhammadiyah memfokuskan perhatian pada pelaksanaan proyek strategis nasional...