Rabu, April 30, 2025
No menu items!

Cerpen

CERPEN: Topi Jelek, Mental Baja

LANGIT pagi masih menggantungkan warna kelabunya ketika suara ayam jantan menandai dimulainya hari. Di sebuah rumah bambu yang berdiri rapuh di pinggir desa, seorang anak laki-laki duduk menghadap jendela kecil yang hanya ditutup sobekan karung beras. Namanya Rafi. Tubuh kecilnya dibungkus...

CERPEN: Kunci di Tangan Iblis

LESTARI duduk membatu di sudut ruang tahanan perempuan, tempat yang tak pernah ia bayangkan akan menjadi saksi luka terdalamnya. Tiga malam yang seharusnya ia lewati dengan menghitung hari menuju sidang justru menjadi neraka. Seorang polisi berpangkat, yang memegang...

CERPEN: Tertutupnya Rezeki Seorang Suami

Aku pernah bertemu lelaki seperti Fadli. Seorang teman lama yang semula kupikir hidupnya baik-baik saja. Gajinya besar. Rumahnya besar. Tapi hatinya kecil. Sekecil pemahamannya tentang makna “rezeki yang berkah.” Ia tak pernah cerita banyak. Tapi istrinya—Laras—diam-diam pernah menangis di hadapanku....

CERPEN: Seperti Tanah yang Tak Lagi Menolak Hujan

Langit malam itu memayungi masjid kecil di ujung gang dengan sinar rembulan yang setengah malu. Haris, lelaki separuh umur dengan sisa tatapan tajam di matanya, terduduk di pojok masjid. Sujudnya terasa lama, seolah-olah ingin menambal setiap lubang di hatinya...

CERPEN: Sepeda Tua dan Jalan Pulang

PAGI itu masih berembun ketika Pak Huri mengayuh sepeda tuanya menyusuri jalan sempit dan berbatu yang menghubungkan desanya dengan kota Salatiga. Rantainya berderit seperti keluhan yang ditahan, namun langkahnya tak pernah surut. Sadel yang sudah dibalut kain lusuh...

CERPEN: Ujian Terakhir Bu Sri

DI sebuah ruang kelas yang kini sunyi, Bu Sri duduk di hadapan layar komputer. Matanya menyipit, mencoba menyesuaikan pandangan pada font-font kecil yang menari di layar soal. Tangan kanannya menggenggam mouse, gemetar. Bukan karena udara dingin dari pendingin ruangan,...

CERPEN: Manusia Perak dan Anak Kecil dari Cahaya

NENEK Mumun berdiri mematung di perempatan jalan, tubuhnya mengilat perak di bawah sengatan matahari siang. Cat murahan seharga tiga puluh lima ribu rupiah telah menutupi keriput dan kulit cokelat kehitamannya. Ia tidak lagi tampak sebagai perempuan tua biasa,...

CERPEN: Sepiring Nasi dan Mimpi yang Tak Selesai

PAGI itu sunyi. Angin berembus pelan, membawa aroma tanah basah yang baru saja disiram embun. Di sudut sebuah gang sempit, seorang perempuan duduk mematung. Ia memeluk tubuhnya sendiri, menatap langit yang mulai biru pucat. Tangannya yang kasar menggenggam selembar...

CERPEN: Godaan Terbesar

PENGUSAHA sukses sekaligus pejabat politik ternama, Arya Wirawan, memiliki segalanya—kekayaan, jabatan, dan keluarga harmonis. Namun, di balik citra sempurna itu, ada godaan yang terus menghantuinya: seorang selebgram bernama Nadira Laras. Arya selalu percaya bahwa kunci sukses adalah fokus dan disiplin....

CERPEN: Bayangan di Balik Ingatan

RESEPSI pernikahan di bulan Syawal itu dipenuhi gelak tawa dan canda tawa para tamu. Di antara para undangan, sekelompok anak muda sibuk bercengkerama, berbagi cerita lama yang penuh kenangan. Salah seorang dari mereka, Rizal, tiba-tiba menghentikan langkahnya saat...

Latest News

Ketika Film Indonesia Berbicara di Panggung Global

SUDAH lama Indonesia menjadi pasar yang menggiurkan bagi film-film asing. Bioskop kita penuh dengan superhero berkostum dari Hollywood, drama...