Oleh Ahsan Jamet Hamidi | Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Legoso
SAYA berjumpa dengan Prof. Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah sekaligus Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, dalam sebuah acara peresmian Gedung Baru SMK Ruhama Lab School UHAMKA. Sekolah ini baru saja menerima bantuan dari Kedutaan Besar Tiongkok di Jakarta untuk pembangunan beberapa ruang kelas.
Sambil menunggu kedatangan H.E. Wang Lutong, Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok, Prof. Abdul Mu’ti—yang biasanya dikenal gemar bergurau—kali ini tampak serius. Ia menyampaikan keprihatinan terhadap persoalan pendidikan karakter di Indonesia. Dengan ekspresi wajah serius, Prof. Abdul Mu’ti berkata, “Kita tengah berada pada masyarakat yang gemar mengeluh dan minim apresiasi.”
Mas Menteri mencontohkan, ketika pembayaran honor sertifikasi mengalami keterlambatan, protes terdengar sangat keras. Sebaliknya, ketika dibayarkan tepat waktu, semuanya berlalu begitu saja tanpa ucapan apa pun. Karakter seperti itu bisa muncul karena terkait dengan sistem pendidikan karakter. Misalnya, ketika siswa menjawab 10 pertanyaan, hasilnya 6 benar dan 4 salah, sayangnya guru akan berkutat pada 4 jawaban yang salah tadi.
Prof. Abdul Mu’ti juga mengingatkan tentang empat kata ajaib yang penting untuk dijadikan materi dasar dalam pendidikan karakter, yaitu: tolong, maaf, terima kasih, dan permisi. Keempat kata tersebut mengandung nilai kesopanan dan diyakini mampu menciptakan kehidupan yang lebih harmonis dalam kehidupan bersama di masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk menanamkan dan mempraktikkannya sejak dini agar siswa memiliki karakter dan bisa tumbuh menjadi pribadi yang baik.
Bantuan dari Kedutaan Besar Tiongkok
Dalam sambutannya, Prof. Abdul Mu’ti menyampaikan apresiasi kepada H.E. Wang Lutong, Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Indonesia, atas bantuannya dalam pembangunan ruang kelas yang difokuskan untuk pelatihan coding dan artificial intelligence (AI). Dengan bantuan ini, SMK Ruhama telah memiliki fasilitas yang mendukung terwujudnya smart school, serta penggunaan smart board dalam pembelajaran.
Persahabatan antara Muhammadiyah dan Pemerintah Tiongkok selama ini telah terjalin sangat baik. Pemerintah Tiongkok juga mendukung berbagai kegiatan Muhammadiyah, seperti penyediaan ambulans untuk rumah sakit-rumah sakit Muhammadiyah, serta pembangunan gedung-gedung sekolah.
Dalam gurauannya, Prof. Abdul Mu’ti berpesan agar para guru dan siswa terus bertekad untuk belajar agar sejalan dengan prinsip smart school. “Jangan sampai sekolahnya sudah mampu menjadi smart school, sementara guru-gurunya malah menjadi semaput (pingsan),” ujarnya, disambut tawa hadirin.
Program Prioritas Pendidikan Nasional
Sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, ia menegaskan bahwa Presiden Prabowo berpesan agar tidak boleh lagi ada sekolah yang bangunannya rusak, roboh, atau tidak memiliki toilet yang layak. Tahun ini, sekitar 10.000 sekolah akan mendapatkan bantuan revitalisasi dari Kementerian Pendidikan.
Secara bertahap, program digitalisasi sekolah juga akan diterapkan di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mutu pendidikan nasional. Mulai semester ini, secara bertahap akan diperkenalkan mata pelajaran pilihan terkait sistem AI dan coding, dimulai dari kelas 5 SD hingga tingkat SMP dan SMA.
Diakui bahwa masih banyak sekolah yang belum memiliki sarana dan prasarana memadai, serta belum semua guru memiliki keterampilan dalam sistem digitalisasi. Oleh karena itu, pelatihan guru dalam bidang coding dan AI akan terus digalakkan.
Aspek lain yang tak kalah penting adalah penguatan pendidikan karakter melalui bimbingan konseling. Pelatihan akan diberikan kepada seluruh pendidik, bukan hanya guru BK saja. Semua guru akan dilatih agar mereka mampu mendampingi siswa dengan baik. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional secara eksplisit menyebutkan bahwa pembangunan karakter dan budaya bangsa merupakan bagian penting dari sistem pendidikan kita.
Prioritas selanjutnya adalah penerapan sistem pembelajaran mendalam (deep learning). Semua guru diwajibkan mengikuti pelatihan ini sebagai bagian dari upaya meningkatkan mutu pendidikan sejak dari hulu. Pembelajaran mendalam mencakup proses pembelajaran yang berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful).
Program Jeda Ceria
Terkait dengan semangat itu, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah telah meluncurkan program Jeda Ceria untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan memotivasi anak-anak agar semangat bersekolah dan berprestasi. Jeda Ceria adalah gerakan senam otak yang dapat digunakan sekolah sebagai ice breaking pada masa pengenalan lingkungan sekolah.
Terdapat panduan gerakan Jeda Ceria yang lebih mudah dipraktikkan dengan melihat langsung gerakannya di YouTube daripada dijelaskan secara deskriptif. Kegiatan senam otak ini bertujuan untuk membangun fisik siswa yang sehat.
Mengapa aktivitas fisik ini penting? Karena banyak hal dalam kehidupan kita bergantung pada kekuatan fisik. Manusia bisa memiliki kecerdasan luar biasa, tetapi jika fisiknya tidak sehat, maka tidak akan menjadi manusia Indonesia yang hebat. Kuncinya adalah:
“Lakukan semuanya dengan gembira, penuh sukacita, dan jangan melakukan sesuatu karena terpaksa—apalagi jika hanya sekadar menjalankan tanpa makna,” ujar Mas Menteri.
Mendengar penjelasan Mas Menteri tentang banyak hal di pagi ini, saya berkesimpulan bahwa memadukan pendidikan karakter dengan konsep smart school yang mengedepankan pemanfaatan teknologi digital, serta program Jeda Ceria yang menitikberatkan pada kesehatan fisik dan suasana belajar yang menyenangkan, adalah gagasan cerdas yang menggembirakan.
Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, Muhammadiyah, dan Kedutaan Besar Tiongkok, akan memperkuat upaya pendidikan karakter, keterampilan digital, serta kesehatan mental dan fisik peserta didik.
Kembali pada semangat pendidikan karakter yang mengajarkan empat kata ajaib (tolong, maaf, terima kasih, dan permisi), memang harus ditekankan dalam praktik keseharian. Hal itu tidak akan bisa digantikan oleh teknologi yang bertumpu pada AI (artificial intelligence).
Ketika seseorang sudah terbiasa ikhlas mengucapkan kata tolong, lalu meminta maaf, dan dibarengi dengan kata permisi serta terima kasih, maka seseorang itu telah menjadi pribadi yang santun dan memiliki modal dasar untuk membangun kehidupan yang lebih maslahat dan membahagiakan. (*)