Sabtu, Juli 12, 2025
No menu items!

Mengapa Bangsal Gratis Lazismu adalah Urgensi Iman?

Must Read

Oleh Lambang Saribuana | Ketua Lazismu DKI Jakarta

PADA suatu masa, saya pernah menolong seorang pedagang asongan yang jatuh sakit di trotoar jalan, tidak jauh dari sebuah rumah sakit Islam di Jakarta. Tubuhnya sangat lemah. Dari raut wajahnya tampak jelas, ia sedang merintih menahan rasa sakit yang hebat.

Di depan rumah sakit itu terpampang spanduk besar. Isinya adalah seruan untuk menghadiri sebuah seminar keislaman bertema Mewujudkan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin. Cerita ini bukan saya buat-buat. Kejadiannya nyata di sekitar kita, kendati seringnya kita tidak menyadarinya.

Sekarang ini keberislaman lebih lantang terdengar dari atas mimbar. Sementara orang-orang yang terbaring di lorong-lorong rumah sakit tak mendengar. Kalau pun mendengar, suaranya lirih, apalagi merasakan.

Pertanyaan yang selalu berulang adalah apakah Islam hanya sebatas kajian? Saya yakin kita semua sepakat jawabannya adalah tidak. Sependek pemahaman saya, Islam punya tidak hanya mengatur ibadah ritual yang bersifat personal (hablum minallah) tetapi juga urusan sosial (hablum minannas), tempat keberpihakan diuji dan dibuktikan.

Dalam Surah Al-Ma’un ayat 1–7, Allah berfirman:

“Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak mendorong memberi makan orang miskin. Maka celakalah orang-orang yang shalat, (yaitu) yang lalai terhadap shalatnya, yang berbuat riya, dan enggan memberikan bantuan.”

Sebagai kader Muhammadiyah, kita tentu akrab dengan ayat-ayat itu. Al-Ma’un adalah fondasi ideologis yang diwariskan sekaligus kewajiban untuk diamalkan. Islam harus hadir dan kehadirannya dirasakan masyarakat luas, termasuk mereka sedang terbaring di kasur rumah sakit. Orang miskin yang sedang sakit dan tidak mampu berobat termasuk dalam golongan yang dimaksud dalam Al-Ma’un.

Pada konteks pemahaman inilah program Bangsalmu dicetuskan. Program pengobatan gratis bagi mustahik dan kader yang membutuhkan. Sayangnya hingga saat ini implementasi program bangsal Lazismu belum berjalan secara optimal.

Jaringan rumah sakit Islam Muhammadiyah sudah tersebar luas di berbagai daerah. Tapi masih sering kita dengar ada orang-orang berdiri di luar pagar rumah sakit karena tak punya BPJS aktif, tak punya ongkos. Mereka bahkan bingung harus bicara pada siapa saat mereka membutuhkan pertolongan.

Di sinilah peran penting Lazismu, yaitu menghubungkan nilai keimanan dan pelayanan, antara dakwah dan kesehatan, antara Muhammadiyah dan umat. Bangsal Lazismu adalah layanan sosial, bentuk nyata tauhid sosial, tafsir langsung atas nilai-nilai dalam Surah Al-Ma’un. Ia ibarat simbol iman yang bekerja, tempat di mana ayat-ayat diwujudkan. Di sana, dakwah bertemu dengan keberpihakan yang sesungguhnya.

Program ini layak dijadikan ikhtiar kolektif. Bisa jadi, di antara banyak amal yang kita lakukan, satu kasur dari program bangsalmu itu kelak menjadi jalan keselamatan kita. Jadi, mari bersama-sama mendukung program ini. Doakan dari masjid-masjid, sisihkan sedekah untuk Lazismu, sumbangkan pikiran dan tenaga, atau cukup sebarkan gagasan ini agar sampai ke lebih banyak telinga dan hati. (*)

Budiman Sudjatmiko: Kolaborasi Ormas Islam adalah Kekuatan Pengentasan Kemiskinan

JAKARTAMU.COM | Ketua Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) Budiman Sudjatmiko menyatakan setiap ormas Islam memiliki keunikan dalam pengelolaan...

More Articles Like This