Senin, Juli 7, 2025
No menu items!

Turki Ingin Perdagangan dengan Indonesia Tembus USD10 Miliar

Must Read

JAKARTAMU.COM | Pusat Dakwah Muhammadiyah menggelar sesi kedua forum diskusi publik The Ambassador Talks, Senin (7/7/2025) pagi. Forum yang diselenggarakan Lembaga Hubungan dan Kerja Sama Internasional (LHKI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini menghadirkan Duta Besar Turki untuk Indonesia, H.E. Prof. Dr. Talip Küçükcan.

Dalam forum bertema Strengthening Bilateral Trade Türkiye and Indonesia tersebut, Küçükcan menyampaikan harapan agar nilai perdagangan antara Turki dan Indonesia dapat meningkat signifikan dalam waktu dekat. Menurut Küçükcan, nilai perdagangan kedua negara saat ini masih berada di kisaran USD3 miliar per tahun.

Ia menyambut positif pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang menghasilkan komitmen bersama untuk mendorong peningkatan volume perdagangan hingga USD10 miliar. Namun ia menilai, angka itu sebetulnya masih belum ideal.

“Jumlah itu masih terlalu kecil bagi dua negara anggota G20 seperti kita. Tetapi dengan memperluas kerja sama perdagangan ke sektor-sektor yang belum tersentuh, angka itu bukan tidak mungkin tercapai, bahkan bisa lebih besar,” ujarnya.

Küçükcan menekankan bahwa Turki memandang Indonesia sebagai negara sahabat dekat. Hubungan kedua negara, menurutnya, lebih dari sekadar hubungan bilateral, melainkan hubungan kekeluargaan. Ia mencontohkan, lebih dari 500 mahasiswa asal Indonesia kini sedang menempuh pendidikan di berbagai universitas Turki. “Mereka merasa nyaman, tidak merasa seperti orang asing. Karena mereka diperlakukan seperti saudara,” katanya.

Ilustrasi AI

Salah satu sektor yang ingin diperkuat dalam kerja sama Indonesia-Turki adalah bidang pertahanan. Küçükcan menyebut Turki telah mengembangkan berbagai teknologi pertahanan canggih, termasuk drone, yang teknologinya mampu bersaing dengan produk dari Amerika Serikat dan Rusia. Ia mengungkapkan bahwa kerja sama transfer teknologi telah dilakukan dengan mendirikan fasilitas produksi bersama di Bandung.

“Kami tidak keberatan melakukan transfer teknologi karena kami yakin sepemikiran dengan Indonesia: membangun dunia yang lebih baik, bukan memperluas perang. Kita semua bisa melihat sendiri dampak perang yang sangat menghancurkan,” kata Küçükcan.

Ketua Lembaga Hubungan dan Kerja Sama Internasional (LHKI) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr. Imam Addaruqutni, MA mengatakan, forum ini digelar dalam konteks perkembangan global yang kian kompleks. Ketika arus globalisasi mempercepat perpindahan ide, nilai, dan tantangan lintas batas, Muhammadiyah berkomitmen untuk terus mengambil bagian dalam diplomasi kemanusiaan dan perdamaian dunia.

”Sebelum ini, kami sudah mengundang Duta Besar Malaysia,” katanya dalam sambutan pembuka.

Imam menjelaskan, sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah telah aktif dalam berbagai forum internasional seperti World Conference on Religions for Peace dan Asian Conference on Religions for Peace, serta terlibat langsung dalam penyelesaian konflik di Mindanao, Filipina Selatan, dan Myanmar melalui Center for Dialog and Cooperation among Civilizations (CDCC).

Muhammadiyah juga menjalankan misi kemanusiaan global melalui lembaga seperti Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Lazismu, dan Muhammadiyah Aid for International Development (Muhaid). Bantuan telah disalurkan ke berbagai negara, termasuk Turki, Sudan, Nepal, dan Palestina. Selain itu, program beasiswa untuk pelajar internasional dan pendirian sekolah di luar negeri turut mendukung upaya diplomasi akar rumput yang dilakukan Muhammadiyah. (*)

Iran Sebut Israel Ingin Perang Berlanjut, Trump Diduga Mendukung

JAKARTAMU.COM | Seorang sumber Iran mengatakan kepada Press TV bahwa rezim Israel menginginkan perang terus berlanjut dan Presiden Amerika...

More Articles Like This