Senin, Juli 28, 2025
No menu items!

Upaya Muhammadiyah Membangun Peradaban dari Pinggiran Jakarta

Must Read

”ALHAMDULILLAH, saya baru tahu kalau tekanan darah saya ternyata tinggi. Untung ikut periksa, jadi bisa tahu sejak awal.” Siti, 52 tahun, warga RT 03 Pulau Tidung Timur, Kepulauan Seribu, tampak lega setelah mengikuti pemeriksaan kesehatan gratis yang digelar Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PWM DKI Jakarta, Minggu (27/7/2025).

Sambil menggenggam selembar kertas yang menunjukkan hasil screening tensi dan gula darah, dia bergegas ke bagian farmasi untuk mendapatkan obat. Beberapa ibu lain mengikutinya. Mereka tampak senang mendapat perhatian langsung dari tim medis yang datang jauh-jauh dari Jakarta.

Pemeriksaan gratis tersebut adalah bagian dari kegiatan Kampanye Kesehatan Masyarakat yang digelar Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PWM DKI Jakarta di Pulau Tidung. Siti adalah satu dari total 211 warga Pulau Tidung yang hari itu mengikuti pemeriksaan kesehatan gratis di kawasan Jembatan Cinta.

Dari pengakuan Siti, setidaknya bisa disimpulkan bahwa kehadiran Muhammadiyah hari itu adalah intervensi strategis yang menyentuh banyak hal. Selain meningkatkan pemahaman masyarakat Pulau Tidung tentang kesehatan menuju ketahanan warga pulau sekaligus mempertegas peran historis Muhammadiyah sebagai gerakan pembaruan sosial yang nyata di akar rumput.

Foto: jakartamu,com/muhibudin kamali

Strategi Pemetaan Mendorong Kebijakan

Pulau Tidung, salah satu pulau berpenghuni di gugusan Kepulauan Seribu—menyimpan tantangan kesehatan tersendiri. Dengan jumlah penduduk sekitar 4.800 jiwa (BPS, 2023), mayoritas bekerja di sektor informal seperti nelayan, jasa pariwisata, dan pedagang kecil. Akses layanan kesehatan sekunder masih terbatas. Fasilitas puskesmas memang tersedia, namun untuk pemeriksaan lanjutan atau spesialis, warga harus menyeberang ke daratan Jakarta, dengan waktu tempuh yang tidak sebentar dan biaya tidak kecil.

Di konteks seperti inilah, kehadiran MPKU PWM DKI Jakarta menjadi signifikan. Dimulai dengan senam kesegaran Muhammadiyah dan aksi bersih-bersih lingkungan yang melibatkan siswi MIN Negeri 17 Jakarta, kegiatan ini dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan gratis bagi warga. Lebih dari sekadar memeriksa tekanan darah atau kadar gula, kegiatan ini memetakan risiko kesehatan masyarakat berbasis perilaku.

“Majelis Pembinaan Kesehatan Umum Muhammadiyah sejak awal berdiri pada 2003 memang punya dua orientasi utama,” jelas Ketua MPKU PWM DKI Jakarta, Dr. Hermawan Saputra, SKM., MARS., CICS. “Yaitu pelayanan pengobatan dan perawatan, serta edukasi dan pencegahan. Dan yang terakhir ini sangat terkait dengan perubahan perilaku.”

Dr. Hermawan tak berbicara tanpa dasar. Selama dua hari pelaksanaan di Pulau Tidung, tim MPKU menemukan pola berulang: tekanan darah tinggi, gula darah tidak terkontrol, dan gejala-gejala metabolik lain yang berakar pada gaya hidup.

Penyebabnya berkisar dari pola makan tinggi gula dan garam, minimnya aktivitas fisik, hingga kurangnya kesadaran terhadap pentingnya pemeriksaan berkala. Semua ini menumpuk menjadi risiko yang, jika tak dicegah, akan bermuara pada beban penyakit berat seperti stroke, jantung, bahkan gagal ginjal.

Pencegahan yang dilakukan dalam bentuk kampanye kesehatan masyarakat menjadi langkah paling efektif dan ekonomis. “Kalau kita deteksi dan kendalikan dari awal, masyarakat tidak perlu jatuh ke penyakit berat. Dan ini kita buktikan sendiri di Pulau Tidung,” kata Dr. Hermawan.

Manfaat kegiatan ini bukan hanya dirasakan warga. Pemerintah daerah juga mendapat keuntungan signifikan dalam bentuk data riil lapangan dan rujukan untuk intervensi kebijakan yang lebih terukur. Dalam pelaksanaan kegiatan, MPKU berkolaborasi erat dengan Puskesmas Pulau Tidung, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, hingga jejaring rumah sakit dan organisasi otonom Muhammadiyah.

Kolaborasi ini membuahkan tindak lanjut konkret. Pertama, edukasi pribadi kepada warga yang teridentifikasi berisiko. Kedua, rujukan ke fasilitas kesehatan primer untuk pemantauan lanjutan. Ketiga, penyampaian laporan kepada dinas kesehatan dan rumah sakit terkait sejumlah kasus yang membutuhkan perhatian lebih serius. Ini menjadikan kampanye kesehatan bukan kegiatan satu arah, melainkan proses sirkuler yang berkelanjutan.

Muhammadiyah Siap Mem-Back Up

Bagi Muhammadiyah sendiri, kegiatan semacam ini mempertegas posisi strategisnya dalam kehidupan publik. Sejak awal berdirinya, Muhammadiyah bukan hanya berdakwah di atas mimbar. Dakwah Muhammadiyah membumi melalui mendirian rumah sakit, sekolah, dan panti sosial.

Kini, dalam era desentralisasi dan krisis kesehatan global, organisasi ini menunjukkan bahwa ia bisa menjadi mitra strategis negara dalam membangun sistem kesehatan masyarakat berbasis komunitas. ”Kalaupun pemerintah tidak bisa sendiri, Muhammadiyah siap untuk membackup itu,” tandas Dr. Hermawan.

Dalam konteks daerah seperti Pulau Tidung yang menjadi bagian dari wilayah administratif DKI Jakarta tetapi secara geografis terpisah dan sering terlupakan, kehadiran Muhammadiyah menjadi jembatan antara negara dan warganya.

Melalui kerja nyata semacam ini, Muhammadiyah bukan hanya menjaga tradisi gerakan sosial Islam modern, tetapi juga memperbaruinya sesuai kebutuhan zaman. Kampanye kesehatan di Pulau Tidung bukanlah akhir, melainkan awal dari pola kerja baru: lintas sektor, lintas institusi, dan lintas pendekatan.

Dan yang lebih penting lagi, ini merupakan investasi sosial jangka panjang. Sebuah upaya menyemai kesehatan, memberdayakan warga, dan membangun peradaban dari pinggiran.

Banjir Peserta Festival Muharram Muhammadiyah DKI Jakarta

JAKARTAMU.COM | Festival Muharram 1447 H yang diselenggarakan Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DKI Jakarta...

More Articles Like This