JAKARTAMU.COM | Lagi dan lagi, Gaza menjadi saksi bisu kebiadaban yang tak berkesudahan. Dalam 24 jam terakhir, Senin (5/5/2025), setidaknya 40 nyawa warga Palestina kembali direnggut paksa oleh agresi militer Israel yang seolah tak pernah kenyang menumpahkan darah. Sementara dunia terus menyerukan penghentian pembantaian, rezim Zionis dengan pongahnya terus melanjutkan pesta kematian.
Data yang sungguh mencengangkan sekaligus memuakkan menunjukkan bahwa sejak Oktober tahun lalu, lebih dari 52 ribu nyawa tak berdosa telah melayang, dengan 118 ribu lainnya menderita luka fisik dan trauma mendalam. Ironisnya, sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak, yang seharusnya dilindungi, justru menjadi sasaran empuk peluru dan bom yang menghancurkan.
Sejak agresi terbaru yang dimulai pada 18 Maret, lebih dari 2.400 warga Palestina kembali menemui ajal, dan lebih dari 6.400 lainnya harus menanggung perihnya luka. Bahkan ambulans dan para relawan yang berupaya menyelamatkan nyawa pun tak luput dari keganasan serangan, menunjukkan betapa hukum humaniter internasional hanyalah sekadar hiasan bibir bagi para pelaku kejahatan perang ini.
Di tengah retorika kosong tentang hak membela diri, Israel terus mempertontonkan arogansi dan kekejian yang melampaui batas kemanusiaan. Seruan internasional untuk gencatan senjata dan tuduhan genosida seolah menjadi angin lalu bagi telinga yang tertutup rapat oleh kebencian dan nafsu untuk terus menindas. Sampai kapan penderitaan ini akan berakhir? Sampai kapan mata dunia akan terus menyaksikan tragedi kemanusiaan yang mengerikan ini tanpa tindakan nyata yang berarti?
Sumber: Al Jazeera