JAKARTAMU.COM | Suasana Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (24/7/2025), seketika berubah khidmat saat seruan solidaritas untuk rakyat Palestina bergema dari ruang sidang Nusantara II.
Ketika itu anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sukamta menyampaikan interupsi, menggugah seluruh anggota Dewan menunjukkan dukungan konkret terhadap warga Gaza yang tengah dilanda krisis kemanusiaan. “Situasi di Gaza sangat memprihatinkan. Ketika rakyat tidak bisa dibunuh dengan bom, mereka dibunuh dengan kelaparan,” ujarnya lantang.
Sukamta menegaskan, serangan Israel selama hampir dua tahun terakhir telah menyebabkan ribuan korban jiwa, termasuk anak-anak dan lansia, yang meninggal akibat kekurangan makanan dan air bersih. Ia mengajak rekan-rekan anggota Dewan untuk tidak berhenti pada pernyataan verbal, melainkan menunjukkan aksi nyata melalui simbol solidaritas.
Gayung bersambut, seruan tersebut mendapatkan dukungan dari Wakil Ketua DPR Saan Mustopa dan pimpinan dewan. Saan lalu menginstruksikan seluruh anggota DPR untuk serentak mengangkat poster bertema “Free Palestine” yang telah tersedia di dalam ruang sidang.
Langit-langit gedung Nusantara II pun sejenak dipenuhi poster yang menyuarakan dukungan terhadap Palestina. Gestur ini menjadi sorotan, menunjukkan bahwa DPR RI turut mengutuk agresi militer yang menyebabkan bencana kemanusiaan di Gaza, sekaligus menyerukan kepada masyarakat internasional untuk segera menghentikan kekerasan.
Secara terpisah, Wakil Ketua MPR RI, Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid, MA menegaskan “Ini adalah momentum sekaligus pengingat bagi Indonesia, tidak usah ragu membela Palestina secara maksimal. Mayoritas masyarakat dunia berkomitmen membela bangsa Palestina. Jangan sampai Indonesia terlampaui oleh negara lainnya, padahal Indonesia mampu berbuat lebih banyak untuk Palestina,” terangnya.
Konflik bersenjata antara Palestina dan Israel telah berlangsung sejak 7 Oktober 2023 dan kini memasuki tahun kedua. Serangan yang dilancarkan pasukan Israel terus membabi buta, menyasar dan menyentuh kehidupan sipil, menghancurkan tempat tinggal, rumah ibadah, pusat kesehatan, dan jalur distribusi bantuan.
