Rabu, April 30, 2025
No menu items!

Gempa Bangkok dan Sesar Sagaing, Dampak Dahsyat Gempa 7,7 SR yang Mengguncang Thailand

Must Read

JAKARTAMU.COM | Pada 28 Maret 2025 pukul 13:20 waktu setempat (12:20 WIB), gempa bumi berkekuatan 7,7 Skala Richter (SR) mengguncang wilayah Sagaing, Myanmar. Episenter gempa terletak hanya 16 km barat laut kota Sagaing pada kedalaman dangkal 10 km, memperparah dampak guncangan yang dirasakan hingga Bangkok, Thailand—sekitar 600–700 km dari pusat gempa. Guncangan ini terjadi akibat pergerakan Sesar Sagaing, yang merupakan salah satu sesar aktif paling berbahaya di Asia Tenggara.

Dampak Mengerikan di Bangkok

Meski berjarak ratusan kilometer, Bangkok mengalami kerusakan signifikan akibat efek amplifikasi tanah lunak dan struktur bangunan yang rentan. Sebuah gedung di dekat Taman Chatuchak runtuh sepenuhnya, menewaskan 2 orang, melukai 50 lainnya, dan mengubur 43 orang dalam reruntuhan yang masih dalam proses pencarian. Korban tewas diperkirakan bisa meningkat mengingat kondisi gedung yang benar-benar ambruk.

Guncangan juga menyebabkan kaca gedung pecah, tiang listrik roboh, serta terjadi pemadaman listrik di beberapa distrik, termasuk Lat Phrao dan Pathum Wan. Transportasi umum seperti MRT dan BTS sempat dihentikan selama satu jam untuk inspeksi keamanan. Guncangan juga dirasakan hingga Laos, Bangladesh, India, dan Tiongkok, menunjukkan besarnya energi yang dilepaskan gempa ini.

Di luar Bangkok, provinsi-provinsi utara Thailand seperti Chiang Mai dan Chiang Rai mengalami kerusakan lebih parah. Ratusan rumah mengalami retak hingga roboh, sementara beberapa kuil bersejarah mengalami kerusakan pada bagian pagoda dan struktur utama. Otoritas Thailand telah menurunkan tim penyelamat untuk melakukan pencarian korban dan menyalurkan bantuan kepada masyarakat terdampak.

Sesar Sagaing: Sumber Bencana

Gempa ini dipicu oleh pergerakan Sesar Sagaing, zona patahan geser kanan (strike-slip) sepanjang 1.200 km yang membentang dari Laut Andaman hingga Myanmar utara. Sesar ini merupakan batas tektonik antara Lempeng India (barat) dan Lempeng Sunda (timur), dengan laju pergeseran 18–20 mm per tahun. Mekanisme gempa yang dangkal (<20 km) dan ruptur panjang memicu gempa susulan berkekuatan 6,4 SR, memperpanjang dampak kerusakan.

Profil Geologi Sesar Sagaing

Sesar Sagaing terbentuk akibat tumbukan Lempeng India dan Eurasia 50 juta tahun lalu, dengan aktivitas signifikan dalam 20–30 juta tahun terakhir. Zona ini terdiri dari batuan sedimen (batu pasir, serpih), metamorf (sekis, gneis), dan vulkanik di bagian selatan. Karakteristiknya yang kompleks—dengan segmen terputus dan cabang sekunder—menyebabkan akumulasi tegangan tinggi di zona “terkunci”, yang akhirnya lepas sebagai gempa besar.

Sejarah Kelam Gempa Sesar Sagaing

Sesar ini memiliki catatan gempa merusak berulang:

1912: Gempa 7,6–7,9 SR di Mandalay menewaskan ratusan orang.

1930–1956: Enam gempa di atas 7,0 SR, termasuk peristiwa 1930 (7,3 SR, 500+ korban jiwa).

2012 & 2016: Dua gempa 6,8 SR merusak permukiman dan situs warisan.

2025: Gempa 7,7 SR ini menjadi yang terbesar dalam abad ini, dengan dampak lintas batas.

Mengapa Bangkok Terdampak Parah?

Bangkok terletak di Paparan Sunda—dataran kontinental dangkal dengan endapan aluvial dan delta Sungai Chao Phraya yang memperkuat getaran 2–3 kali lipat. Meski wilayah ini stabil secara tektonik, sedimen tebal (hingga 10 km) dari erosi pegunungan Asia Tenggara membuatnya rentan terhadap amplifikasi gelombang seismik dari sesar aktif seperti Sagaing. Akibatnya, getaran gempa dari Myanmar tidak hanya terasa lebih lama, tetapi juga jauh lebih kuat dibandingkan daerah dengan tanah yang lebih solid.

Di sisi lain, banyak bangunan di Bangkok yang dibangun sebelum adanya regulasi konstruksi tahan gempa. Struktur lama yang tidak dirancang untuk menahan guncangan besar menjadi titik lemah saat terjadi gempa dengan intensitas tinggi.

Respon dan Mitigasi

Pemerintah Thailand dan Myanmar telah mengeluarkan peringatan gempa susulan, terutama bagi warga yang tinggal di dekat pusat gempa. Tim penyelamat dikerahkan ke Bangkok dan beberapa provinsi utara untuk membantu evakuasi korban dan mendistribusikan bantuan darurat. Selain itu, otoritas Bangkok mulai mengevaluasi bangunan-bangunan tua yang berisiko tinggi mengalami kerusakan akibat gempa di masa depan.

Para ahli gempa menekankan pentingnya peningkatan kesiapsiagaan, terutama dengan memperkuat regulasi konstruksi tahan gempa di wilayah rawan seperti Bangkok dan Chiang Mai.

Ancaman yang Berulang

Gempa 2025 memperlihatkan betapa Sesar Sagaing tetap menjadi ancaman serius tidak hanya bagi Myanmar, tetapi juga wilayah Paparan Sunda, termasuk Bangkok. Pola gempa besar berulang setiap dekade menuntut peningkatan kesiapsiagaan, terutama dalam mitigasi konstruksi dan sistem peringatan dini. Kombinasi geologi kompleks, sejarah seismik kelam, dan urbanisasi padat menjadikan Sesar Sagaing sebagai salah satu zona paling berbahaya di Asia Tenggara.

Catatan Akhir

Bencana ini mengingatkan kita bahwa gempa tak mengenal batas geopolitik. Kolaborasi regional dalam penelitian sesar aktif dan standar bangunan tahan gempa harus menjadi prioritas untuk mengurangi korban di masa depan. Selain itu, edukasi kepada masyarakat mengenai mitigasi bencana harus terus ditingkatkan agar masyarakat lebih siap menghadapi ancaman gempa bumi di masa mendatang.

Audiensi LDK PWM Jateng dengan Kapolda Bahas Sinergi Dakwah hingga Literasi Digital

SEMARANG, JAKARTAMU.COM | Hangat dan penuh semangat. Hal ini mewarnai audiensi antara Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah...
spot_img

More Articles Like This