Senin, Juli 7, 2025
No menu items!

Rehat

Nabi Muhammad SAW, Cahaya di Tanah Makkah (28): Haji Wada’, Perpisahan yang Menggetarkan Hati

LANGIT Makkah berwarna jingga keemasan ketika matahari mulai tenggelam di ufuk barat. Angin gurun berembus lembut, membawa kesyahduan yang mendalam. Di tengah lautan manusia yang berhaji, Nabi Muhammad SAW berdiri di atas Jabal Rahmah, di Padang Arafah. Suara beliau menggema ke...

CERPEN: Boneka Porselen Bernyawa

JAKARTAMU.COM | Malam pertama di rumah baru, Nadia duduk di tepi tempat tidurnya, menatap jendela besar yang menghadap ke hutan lebat. Angin berdesir, menerbangkan dedaunan yang berguguran, menciptakan bayangan-bayangan aneh di lantai kamarnya. Rumah tua itu berderak, seolah-olah sedang...

PUISI: Doa, Cahaya yang Tersembunyi, Ketidaksempurnaan, dan Kelembutan

Doa di Pagi Kamis Alhamdulillah, pagi menyapa,hembusan rahmat luruh ke dada.Semoga umur tetap bermakna,dalam berkah yang tiada reda. Duhai Allah, Sang Maha Kasih,limpahkan sehat di tiap detik.Bagi yang lemah, angkat pedih,hapus derita, sirnakan sakit. Jalan kehidupan penuh ujian,bimbing langkah ke ridha-Mu.Taufik-Mu suluh...

Nabi Muhammad SAW, Cahaya di Tanah Makkah (27): Fathu Makkah, Kemenangan Tanpa Pertumpahan Darah

Oleh: Dwi Taufan Hidayat dan Sugiyati Angin gurun bertiup lembut di malam itu. Rasulullah SAW berdiri di depan tenda perkemahan, memandang ke arah Makkah yang terang benderang di kejauhan. Hati beliau dipenuhi rasa syukur. Setelah bertahun-tahun diusir, dicaci, dan diperangi...

Begundal van Karawang (8): Penyergapan di Tepi Citarum

SUARA gemericik air sungai Citarum berpadu dengan desiran angin malam yang menusuk kulit. Di bawah cahaya bulan yang redup, Loekas Kustaryo berdiri di tepi sungai bersama para pejuangnya. Mereka baru saja menyelesaikan pertemuan rahasia dengan Kyai Haji Noer Alie...

PUISI: Doa, Mimpi atau Ilusi, Finalis Ramadan

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Doa di Pagi Rabu Ya Rabb, di fajar yang suci terang,kumohon rahmat-Mu turun menjelang.Ampunilah dosa kami yang berjelang,juga orang tua, keluarga, teman sehalang. Berikan umur yang penuh makna,sehat, selamat, jauh dari derita.Bimbing langkah ke jalan cahaya,jalan yang...

Nabi Muhammad SAW, Cahaya di Tanah Makkah (26): Isra’ Mi’raj, Perjalanan Agung ke Sidratul Muntaha

Oleh: Dwi Taufan Hidayat dan Sugiyati Malam itu, Rasulullah SAW tengah beristirahat di rumah Ummu Hani binti Abu Thalib. Makkah masih dalam keadaan sunyi, sementara hati Rasulullah penuh dengan kesedihan. Tak lama sebelumnya, beliau kehilangan dua orang yang sangat dicintainya: Khadijah, sang...

CERPEN: Senja di Ujung Harapan

Oleh | Dwi Taufan Hidayat Hujan yang mengguyur sejak sore masih menyisakan gerimis tipis. Mbah Niti duduk di ambang pintu rumahnya yang reyot, menatap jalan setapak yang kini basah oleh genangan air. Lampu jalan yang redup memantulkan cahaya suram di...

Kisah Sufi: Perumpamaan Tentang Anak-Anak Serakah

JAKARTAMU.COM | Pada zaman dahulu, ada seorang petani yang suka bekerja keras dan murah hati, yang memiliki beberapa anak laki-laki yang malas dan serakah. Menjelang ajalnya, petani itu mengatakan kepada anak-anaknya bahwa mereka akan menemukan harta karun kalau mereka...

Lailatul Qadar: Antara Transaksi dan Transformasi

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Di malam sunyi yang penuh cahaya,Rohman bersimpuh, khusyuk berdoa.Sarungnya rapi, tasbih berkilauan,Di bibirnya zikir, hatinya harapan. "Malam ke-23," bisiknya lirih,"Seribu bulan, pahala tertinggi."Tunduk ia dalam sajadah panjang,Mengharap rahmat, mengemis ampunan. Namun di luar, di batas jalan,Seorang bapak...

PUISI: Doa di Pagi Senin dan Risalah sang Khalifah

Doa di Pagi Senin Oleh; Dwi Taufan Hidayat Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim,Di pagi ini yang sejuk dan hening,Kuserahkan diri, kuserahkan hati,Dalam cahaya rahmat-Mu yang suci. Hari ini adalah anugerah baru,Penuh berkah, penuh restu,Bimbinglah kami, kuatkan langkah,Jadikan setiap jejak penuh...

Nabi Muhammad SAW, Cahaya di Tanah Makkah (25): Perjanjian Hudaibiyah Jalan Menuju Kemenangan

Oleh: Dwi Taufan Hidayat dan Sugiyati Madinah masih dalam suasana waspada setelah Perang Khandaq. Namun, kaum Muslim mulai merasakan satu hal yang semakin kuat dalam hati mereka—kerinduan untuk kembali ke Makkah dan menunaikan ibadah di Ka’bah. Setiap Muslim, meski telah menetap...

War of Thrones, Pandawa vs Kurawa (20): Warisan Bharatayuda!

Cerbung: Sugiyati Hastinapura telah kembali tenang. Namun, keheningan ini bukanlah keheningan yang biasa. Ini adalah keheningan setelah badai, setelah darah dan air mata tumpah begitu banyak. Aswatthama, yang selama ribuan tahun dihantui oleh kutukan, kini berdiri di tengah reruntuhan kota. Tubuhnya...

CERPEN: Sebungkus Kerang dan Doa di Ujung Senja

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Angin sore menggugurkan debu jalanan, menyapu helai rambut kusut seorang bocah yang duduk di trotoar. Di pangkuannya, seorang pria terbaring lemah, napasnya berat, keringat dingin menempel di pelipisnya. Jemari kecil bocah itu menyibak rambut pria itu...

PUISI: Doa Ahad Tak Lagi Berbisik, Membingkai Syukur, Kepada Siapa

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Doa Pagi yang Menyejukkan Di pagi Ahad yang cerah berseri,Kupanjatkan doa setulus hati.Wahai Rabb dengan Asma teragung,Limpahkan rahmat, jadikan hidup tentram dan tangguh. Lapangkan dada, jauhkan resah,Hiasi jiwa dengan kasih nan indah.Sehatkan raga, kuatkan iman,Agar langkah tak goyah...

Kisah Sufi: Tempat Penjual Wangi-wangian

JAKARTAMU.COM | Seorang gelandangan, yang sedang berjalan-jalan di tempat orang berjualan wangi-wangian, tiba-tiba jatuh tersungkur seolah-olah mati. Orang-orang berusaha menyadarkannya dengan bau-bauan wangi, namun keadaannya malah semakin buruk. Akhirnya, seorang bekas gelandangan datang, dan mengetahui keadaan itu. Ia menyodorkan sesuatu...

Nabi Muhammad SAW, Cahaya di Tanah Makkah (24): Perang Khandaq Benteng Terakhir Madinah

Oleh: Dwi Taufan Hidayat dan Sugiyati Perang Uhud meninggalkan luka mendalam bagi kaum Muslim. Mereka telah merasakan pahitnya ketidakpatuhan terhadap perintah Rasulullah. Namun, Quraisy belum puas. Kekalahan di Badar masih membakar hati mereka. Dan kini, mereka ingin menghancurkan Madinah sekali untuk selamanya. Namun...

War of Thrones, Pandawa vs Kurawa (19): Kehendak Para Dewa!

Cerbung: Sugiyati Angin berembus kencang. Langit di atas Hastinapura berubah gelap, bukan karena malam, tapi karena kekuatan yang telah terbangun. Kutukan Aswatthama telah mencapai titik puncaknya, dan kini dunia berada di ambang kehancuran. Di tengah reruntuhan kota, Vyasa berdiri tegak, matanya berkilauan...

PUISI: Doa, Jejak Hitam, Suka Jadi Syukur dan Duka Jadi Sabar

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Doa di Pagi Mulia Di pagi Sabtu yang penuh cahaya,Kubuka tangan, kupanjatkan doa,Ya Allah, Ya Rabb, Penguasa semesta,Ampunilah kami, keluarga, dan sahabat semua. Berikanlah umur yang penuh berkah,Keselamatan dan sehat yang tak tergoyah,Limpahkan rezeki yang halal dan suci,Agar...

CERPEN: Bayangan di Ujung Senja

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Langit sore itu membara, seolah ikut menangisi nasib seorang bocah kecil yang berjalan perlahan di sepanjang jalan desa. Langkahnya terseok-seok, membawa beban yang tampak lebih berat dari tubuhnya sendiri—beberapa gulungan pagar bambu yang ia buat...

Rakyat Adalah Kita

RAKYAT kita adalah gumpalan asap pabrik, keringat membasahi sawah Rakyat kita adalah  tanah tempat kita berpijak Rakyat kita adalah air merindukan tanah Rakyat adalah angin berhembus di pasar niaga Menghidupi lalu lintas uang dan barang Mencahayai keseharian dunia Rakyat mengharapkan menara api yang mencahayai Rakyat mendamba ...

CERPEN: Bayangan Masa Lalu, Cahaya Masa Depan

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Hujan turun deras di malam yang kelam. Cahaya lampu jalan memantulkan bayangan suram di genangan air yang mengalir di trotoar. Amelia Donovan, seorang wanita berusia tiga puluh lima tahun, duduk di kursi dekat jendela...

Nabi Muhammad SAW, Cahaya di Tanah Makkah (23): Perang Uhud, Ujian di Puncak Kemenangan

Oleh : Dwi Taufan Hidayat dan Sugiyati Kemenangan gemilang di Perang Badar menjadi pukulan telak bagi kaum Quraisy. Nama kaum Muslim kini mulai diperhitungkan di Jazirah Arab. Namun, kemenangan itu juga membangkitkan amarah kaum Quraisy. Mereka merasa harga diri mereka diinjak-injak. Para pemimpin...

War of Thrones, Pandawa vs Kurawa (18): Bangkitnya Kutukan!

Cerbung: Sugiyati Langit Hastinapura terbelah. Teriakan Aswatthama menggema ke seluruh penjuru kota, menggetarkan tanah dan langit. Energi hijau kehitaman meledak dari permata di dahinya, menyebar seperti gelombang angin yang menghancurkan apapun di sekitarnya. Para prajurit, baik dari pihak Hastinapura maupun pemberontak,...

PUISI: Doa, Rindu, Malam Seribu Cahaya, dan Ya Hayyu Ya Qayyum

Doa di Hari Jumat Di hari Jumat yang penuh berkah,kudekap rindu dalam lantunan indah.Ampuni kami, wahai Pengasih,dosa yang melekat, noda yang bersilih. Untuk ayah bunda, keluarga tercinta,sahabat setia dalam suka dan duka,limpahkan rahmat tanpa jeda,sehat dan selamat dalam segenap masa. Tunjuki...

Nabi Muhammad SAW, Cahaya di Tanah Makkah (22): Perang Badar, Ujian Pertama Kaum Muslimin

Oleh: Dwi Taufan Hidayat dan Sugiyati Sejak Rasulullah menetap di Madinah, kaum Quraisy di Makkah tidak pernah berhenti memusuhi Islam. Mereka tidak bisa menerima kenyataan bahwa Muhammad dan para pengikutnya justru semakin kuat setelah hijrah. Mereka khawatir bahwa suatu hari Madinah...

Cerpen: Kembali ke Bumi

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Barry "Butch" Wilmore mengamati bola biru kehijauan yang mengambang di kejauhan. Bumi. Rumah. Setelah sembilan bulan yang melelahkan, akhirnya ia dan Suni Williams akan kembali. Di sebelahnya, Suni menatap melalui jendela kecil kapsul SpaceX Crew-9 dengan...

War of Thrones, Pandawa vs Kurawa (17): Aswatthama Bertarung Lagi!

Cerbung: Sugiyati Langit Hastinapura memerah. Asap dan api membumbung tinggi, menciptakan bayangan mengerikan di atas ibu kota yang sedang berperang. Di alun-alun utama, dua sosok berdiri saling berhadapan. Di satu sisi, Aswatthama, sang kesatria abadi yang telah lama meninggalkan medan...

Begundal van Karawang (7): Darah Pengkhianat di Tengah Perlawanan

Cerbung: Dwi Taufan Hidayat Jatmiko berdiri di tengah lingkaran pasukan Loekas. Wajahnya pucat, keringat mengalir deras dari pelipisnya. Matanya bergerak liar, mencari-cari celah untuk melarikan diri, tetapi tak ada jalan keluar. Loekas menatapnya tajam, rahangnya mengeras. Di tangan kirinya, ia menggenggam...

PUISI: Doa, Zikir, di Tengah Ujian, dan Jalan Menuju-Nya

PUISI: Dwi Taufan Hidayat, Doa di Pagi yang Berkah Di ufuk timur fajar merekah,Membawa sinar penuh berkah.Kamis pagi menyapa lembut,Dengan harapan yang tak surut. Alhamdulillah, syukur dipanjat,Atas nikmat yang tiada tersirat.Hidup bernafas dalam rahmat-Nya,Langkah terjaga di jalan cinta-Nya. Wahai Pemilik alam semesta,Limpahkan taufik...

Latest News

Kalau Iran Bisa, Kenapa Indonesia Tak Kembangkan Riset Inovasi dan Iptek?

KETIKA memasuki Masjid Gedhe Kauman di Yogyakarta, tepat di teras utamanya terlihat sebuah kotak amal bertuliskan Lazismu Kauman....