Senin, Juni 16, 2025
No menu items!

Rehat

Begundal van Karawang (11): Pelarian di Tengah Kepungan

AIR sungai Citarum terasa membekukan tubuh Loekas Kustaryo. Ia menahan napas, membiarkan arus membawa tubuhnya menjauh dari kepungan Belanda. Suara tembakan masih terdengar di atas, peluru-peluru menghunjam air, menciptakan riak-riak yang mengerikan. Di sekelilingnya, beberapa anak buahnya juga melakukan hal...

PUISI: Doa dan Menjaga Ghirah di Ujung Ramadan

Doa di Pagi yang Cerah Di pagi Ahad yang penuh cahaya,terbit harapan dalam doa mesra.Ya Allah, Yang Maha Mulia,rahmat-Mu luas tak terkira. Lapangkan hati yang gundah gulana,teduhkan jiwa yang lelah merana.Sehatkan tubuh, kuatkan raga,limpahkan nikmat tiada tara. Berkahi keluarga dengan bahagia,anak-anak tumbuh...

Nabi Muhammad SAW, Cahaya di Tanah Makkah (30-Tamat): Tak Pernah Padam

Oleh: Dwi Taufan Hidayat dan Sugiyati Madinah masih berduka. Suasana begitu sunyi dan berat. Seolah bumi ikut menangisi kepergian manusia terbaik sepanjang zaman. Namun, meskipun jasad Rasulullah telah bersemayam di dalam bumi, cahaya ajarannya tetap menyala. Islam tidak berhenti dengan wafatnya beliau....

Kisah Sufi: Perumpamaan Tentang Anak-Anak Serakah

JAKARTAMU.COM | Pada zaman dahulu, ada seorang petani yang suka bekerja keras dan murah hati, yang memiliki beberapa anak laki-laki yang malas dan serakah. Menjelang ajalnya, petani itu mengatakan kepada anak-anaknya bahwa mereka akan menemukan harta karun kalau...

PUISI: Doa, Zakat Fitri, Tawakal, Rupiah yang Merintih

Doa di Pagi Sabtu Ya Rabb, di pagi yang penuh cahaya,Ampunilah kami, hamba yang fana,Juga ayah bunda, keluarga tercinta,Serta sahabat dalam ukhuwah mulia. Anugerahkan umur yang bermanfaat,Sehat, selamat, penuh rahmat,Langkah teguh di jalan lurus,Hanya ridho-Mu tujuan lurus. Jadikan syukur di hati mengakar,Atas...

CERPEN: Mudik Berdua, Pulang Bertiga

Sudah tujuh kali aku mudik naik motor dari Jakarta ke Tegal. Tahun ini yang kedelapan, tapi kali ini berbeda: aku membawa istri dan anak. Laras, istriku, awalnya ragu. "Kamu yakin? Bawa anak umur dua tahun sejauh itu?" Aku meyakinkannya, seperti...

CERPEN : Ujian Tak Bertepi

Hujan turun pelan, mengetuk jendela kamar Zahra dengan ritme yang tak beraturan. Di dalam, gadis itu duduk diam di depan cermin, menatap pantulan dirinya sendiri dengan mata kosong. Jemarinya perlahan menyentuh kain hijab yang telah melekat di kepalanya selama...

Teror di Rumah Perron: Kisah Nyata di Balik The Conjuring

Ketika The Conjuring pertama kali tayang pada tahun 2013, film ini langsung mendapat sambutan luar biasa. Atmosfer mencekam, adegan-adegan penuh ketegangan, serta cerita tentang roh jahat yang meneror sebuah keluarga tak berdosa di Rhode Island berhasil membuat penonton bergidik...

Begundal van Karawang (10): Operasi Belanda Dimulai

LANGIT Bekasi masih kelam ketika kabar itu sampai ke telinga Loekas Kustaryo. Di sebuah rumah persembunyian di pinggiran rawa, seorang kurir datang tergesa-gesa, napasnya memburu. “Kapten, Belanda mengerahkan pasukan besar dari Jakarta. Mereka menyisir setiap desa, menanyai penduduk, bahkan menangkap...

Nabi Muhammad SAW, Cahaya di Tanah Makkah (29): Detik-detik Wafatnya Rasulullah

Oleh: Dwi Taufan Hidayat dan Sugiyati Langit Madinah terasa berat, seolah ikut menanggung kesedihan yang menyelimuti rumah kecil di samping Masjid Nabawi. Rasulullah SAW terbaring lemah di pangkuan Aisyah, tubuhnya panas, napasnya semakin pendek, dan wajahnya pucat. Hari itu, 12...

Begundal van Karawang (9): Gema Perlawanan di Bekasi

CAHAYA fajar perlahan menembus celah pepohonan di hutan Karawang. Loekas Kustaryo berdiri tegap, menatap para pejuang yang masih terengah-engah setelah penyergapan semalam. Wajah mereka penuh kelelahan, tetapi semangat tak sedikit pun surut. “Kita tidak bisa terus bergerak tanpa rencana matang,”...

PUISI: Doa, Renungan di Sepuluh Malam Terakhir, dan Buah Sabar yang Indah

Buah Sabar yang Indah Di lembah takdir yang kerap berliku,ada ujian yang datang bertamu.Tak satu insan terhindar darinya,karena hidup tak selalu cerah warnanya. Tangis mendahului tawa bahagia,seperti fajar yang menggantikan gulita.Namun, di balik derita yang terasa berat,tersimpan hikmah yang tiada ternilai...

Nabi Muhammad SAW, Cahaya di Tanah Makkah (28): Haji Wada’, Perpisahan yang Menggetarkan Hati

LANGIT Makkah berwarna jingga keemasan ketika matahari mulai tenggelam di ufuk barat. Angin gurun berembus lembut, membawa kesyahduan yang mendalam. Di tengah lautan manusia yang berhaji, Nabi Muhammad SAW berdiri di atas Jabal Rahmah, di Padang Arafah. Suara beliau menggema ke...

CERPEN: Boneka Porselen Bernyawa

JAKARTAMU.COM | Malam pertama di rumah baru, Nadia duduk di tepi tempat tidurnya, menatap jendela besar yang menghadap ke hutan lebat. Angin berdesir, menerbangkan dedaunan yang berguguran, menciptakan bayangan-bayangan aneh di lantai kamarnya. Rumah tua itu berderak, seolah-olah sedang...

PUISI: Doa, Cahaya yang Tersembunyi, Ketidaksempurnaan, dan Kelembutan

Doa di Pagi Kamis Alhamdulillah, pagi menyapa,hembusan rahmat luruh ke dada.Semoga umur tetap bermakna,dalam berkah yang tiada reda. Duhai Allah, Sang Maha Kasih,limpahkan sehat di tiap detik.Bagi yang lemah, angkat pedih,hapus derita, sirnakan sakit. Jalan kehidupan penuh ujian,bimbing langkah ke ridha-Mu.Taufik-Mu suluh...

Nabi Muhammad SAW, Cahaya di Tanah Makkah (27): Fathu Makkah, Kemenangan Tanpa Pertumpahan Darah

Oleh: Dwi Taufan Hidayat dan Sugiyati Angin gurun bertiup lembut di malam itu. Rasulullah SAW berdiri di depan tenda perkemahan, memandang ke arah Makkah yang terang benderang di kejauhan. Hati beliau dipenuhi rasa syukur. Setelah bertahun-tahun diusir, dicaci, dan diperangi...

Begundal van Karawang (8): Penyergapan di Tepi Citarum

SUARA gemericik air sungai Citarum berpadu dengan desiran angin malam yang menusuk kulit. Di bawah cahaya bulan yang redup, Loekas Kustaryo berdiri di tepi sungai bersama para pejuangnya. Mereka baru saja menyelesaikan pertemuan rahasia dengan Kyai Haji Noer Alie...

PUISI: Doa, Mimpi atau Ilusi, Finalis Ramadan

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Doa di Pagi Rabu Ya Rabb, di fajar yang suci terang,kumohon rahmat-Mu turun menjelang.Ampunilah dosa kami yang berjelang,juga orang tua, keluarga, teman sehalang. Berikan umur yang penuh makna,sehat, selamat, jauh dari derita.Bimbing langkah ke jalan cahaya,jalan yang...

Nabi Muhammad SAW, Cahaya di Tanah Makkah (26): Isra’ Mi’raj, Perjalanan Agung ke Sidratul Muntaha

Oleh: Dwi Taufan Hidayat dan Sugiyati Malam itu, Rasulullah SAW tengah beristirahat di rumah Ummu Hani binti Abu Thalib. Makkah masih dalam keadaan sunyi, sementara hati Rasulullah penuh dengan kesedihan. Tak lama sebelumnya, beliau kehilangan dua orang yang sangat dicintainya: Khadijah, sang...

CERPEN: Senja di Ujung Harapan

Oleh | Dwi Taufan Hidayat Hujan yang mengguyur sejak sore masih menyisakan gerimis tipis. Mbah Niti duduk di ambang pintu rumahnya yang reyot, menatap jalan setapak yang kini basah oleh genangan air. Lampu jalan yang redup memantulkan cahaya suram di...

Kisah Sufi: Perumpamaan Tentang Anak-Anak Serakah

JAKARTAMU.COM | Pada zaman dahulu, ada seorang petani yang suka bekerja keras dan murah hati, yang memiliki beberapa anak laki-laki yang malas dan serakah. Menjelang ajalnya, petani itu mengatakan kepada anak-anaknya bahwa mereka akan menemukan harta karun kalau mereka...

Lailatul Qadar: Antara Transaksi dan Transformasi

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Di malam sunyi yang penuh cahaya,Rohman bersimpuh, khusyuk berdoa.Sarungnya rapi, tasbih berkilauan,Di bibirnya zikir, hatinya harapan. "Malam ke-23," bisiknya lirih,"Seribu bulan, pahala tertinggi."Tunduk ia dalam sajadah panjang,Mengharap rahmat, mengemis ampunan. Namun di luar, di batas jalan,Seorang bapak...

PUISI: Doa di Pagi Senin dan Risalah sang Khalifah

Doa di Pagi Senin Oleh; Dwi Taufan Hidayat Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim,Di pagi ini yang sejuk dan hening,Kuserahkan diri, kuserahkan hati,Dalam cahaya rahmat-Mu yang suci. Hari ini adalah anugerah baru,Penuh berkah, penuh restu,Bimbinglah kami, kuatkan langkah,Jadikan setiap jejak penuh...

Nabi Muhammad SAW, Cahaya di Tanah Makkah (25): Perjanjian Hudaibiyah Jalan Menuju Kemenangan

Oleh: Dwi Taufan Hidayat dan Sugiyati Madinah masih dalam suasana waspada setelah Perang Khandaq. Namun, kaum Muslim mulai merasakan satu hal yang semakin kuat dalam hati mereka—kerinduan untuk kembali ke Makkah dan menunaikan ibadah di Ka’bah. Setiap Muslim, meski telah menetap...

War of Thrones, Pandawa vs Kurawa (20): Warisan Bharatayuda!

Cerbung: Sugiyati Hastinapura telah kembali tenang. Namun, keheningan ini bukanlah keheningan yang biasa. Ini adalah keheningan setelah badai, setelah darah dan air mata tumpah begitu banyak. Aswatthama, yang selama ribuan tahun dihantui oleh kutukan, kini berdiri di tengah reruntuhan kota. Tubuhnya...

CERPEN: Sebungkus Kerang dan Doa di Ujung Senja

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Angin sore menggugurkan debu jalanan, menyapu helai rambut kusut seorang bocah yang duduk di trotoar. Di pangkuannya, seorang pria terbaring lemah, napasnya berat, keringat dingin menempel di pelipisnya. Jemari kecil bocah itu menyibak rambut pria itu...

PUISI: Doa Ahad Tak Lagi Berbisik, Membingkai Syukur, Kepada Siapa

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Doa Pagi yang Menyejukkan Di pagi Ahad yang cerah berseri,Kupanjatkan doa setulus hati.Wahai Rabb dengan Asma teragung,Limpahkan rahmat, jadikan hidup tentram dan tangguh. Lapangkan dada, jauhkan resah,Hiasi jiwa dengan kasih nan indah.Sehatkan raga, kuatkan iman,Agar langkah tak goyah...

Kisah Sufi: Tempat Penjual Wangi-wangian

JAKARTAMU.COM | Seorang gelandangan, yang sedang berjalan-jalan di tempat orang berjualan wangi-wangian, tiba-tiba jatuh tersungkur seolah-olah mati. Orang-orang berusaha menyadarkannya dengan bau-bauan wangi, namun keadaannya malah semakin buruk. Akhirnya, seorang bekas gelandangan datang, dan mengetahui keadaan itu. Ia menyodorkan sesuatu...

Nabi Muhammad SAW, Cahaya di Tanah Makkah (24): Perang Khandaq Benteng Terakhir Madinah

Oleh: Dwi Taufan Hidayat dan Sugiyati Perang Uhud meninggalkan luka mendalam bagi kaum Muslim. Mereka telah merasakan pahitnya ketidakpatuhan terhadap perintah Rasulullah. Namun, Quraisy belum puas. Kekalahan di Badar masih membakar hati mereka. Dan kini, mereka ingin menghancurkan Madinah sekali untuk selamanya. Namun...

War of Thrones, Pandawa vs Kurawa (19): Kehendak Para Dewa!

Cerbung: Sugiyati Angin berembus kencang. Langit di atas Hastinapura berubah gelap, bukan karena malam, tapi karena kekuatan yang telah terbangun. Kutukan Aswatthama telah mencapai titik puncaknya, dan kini dunia berada di ambang kehancuran. Di tengah reruntuhan kota, Vyasa berdiri tegak, matanya berkilauan...
- Advertisement -spot_img

Latest News

Pintar Saja Tak Cukup, Ini 10 Tips Komunikasi Luwes Kunci Sukses

BANYAK orang pintar gagal bukan karena kekurangan kemampuan teknis. Itu terjadi karena mereka tidak tahu cara menjalin koneksi yang...