Khotbah Pertama
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Pada hari yang penuh berkah ini, marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Hari ini kita merayakan Idul Fitri, sebuah hari kemenangan setelah sebulan penuh menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan.
Hari raya Idul Fitri bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga momen untuk merenungkan kembali peran kita dalam kehidupan sosial dan kebangsaan. Salah satu nilai utama dari Idul Fitri adalah kepedulian terhadap sesama dan upaya untuk menciptakan kesejahteraan bersama.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا ۚ وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِندَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan berikanlah pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kalian kerjakan untuk diri kalian, pasti kalian akan mendapatkannya di sisi Allah dengan balasan yang lebih baik dan lebih besar pahalanya.” (QS. Al-Muzzammil: 20)
Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa kesejahteraan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab seluruh umat Islam. Zakat, infak, dan sedekah adalah bagian dari sistem ekonomi Islam yang bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan umat.
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.
Ma’asyiral Muslimin yang dirahmati Allah,
Salah satu masalah utama yang dihadapi bangsa kita adalah kesenjangan sosial dan ekonomi. Masih banyak saudara-saudara kita yang hidup dalam kemiskinan, kesulitan mendapatkan pekerjaan, dan terbatasnya akses terhadap pendidikan dan kesehatan. Islam mengajarkan bahwa kesejahteraan tidak hanya milik segelintir orang, tetapi harus merata untuk semua.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِي يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائِعٌ
“Tidaklah seorang mukmin itu disebut beriman jika ia kenyang sementara tetangganya kelaparan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini mengingatkan kita bahwa kesejahteraan tidak hanya menjadi urusan individu, tetapi harus menjadi perhatian kolektif. Kita harus berusaha menciptakan masyarakat yang adil dan makmur, di mana setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk hidup dengan layak.
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.
Khotbah Kedua
Ma’asyiral Muslimin yang dimuliakan Allah,
Sebagai bangsa yang besar, Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah dan sumber daya manusia yang luar biasa. Namun, tantangan yang kita hadapi dalam mencapai kesejahteraan masih sangat besar. Oleh karena itu, kita harus menanamkan semangat gotong royong, kejujuran, dan keadilan dalam setiap aspek kehidupan kita.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ اللَّهَ يَأۡمُرُ بِالۡعَدۡلِ وَالۡإِحۡسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَيَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِ وَٱلۡبَغۡيِ يَعِظُكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil, berbuat kebajikan, dan memberi kepada kerabat, serta melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. An-Nahl: 90)
Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa kesejahteraan dapat dicapai jika kita menjunjung tinggi nilai keadilan, kebaikan, dan kepedulian terhadap sesama. Oleh karena itu, marilah kita berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik, baik melalui zakat, sedekah, maupun dengan meningkatkan produktivitas dan kejujuran dalam pekerjaan kita.
Sebagai penutup khutbah ini, marilah kita berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala:
اللَّهُمَّ اجْعَلْ بَلَدَنَا بَلَدًا آمِنًا مُطْمَئِنًّا وَرُزُقْنَا مِنَ الرِّزْقِ الْحَلَالِ الطَّيِّبِ
“Ya Allah, jadikanlah negeri kami negeri yang aman, tenteram, dan limpahkanlah rezeki yang halal dan baik kepada kami.”
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ أَرْزَاقِنَا، وَاجْعَلْنَا مِنَ الشَّاكِرِيْنَ، وَأَعِنَّا عَلَى نَفْعِ إِخْوَانِنَا الْمُحْتَاجِيْنَ
“Ya Allah, berkahilah rezeki kami, jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang pandai bersyukur, dan bantulah kami untuk memberikan manfaat kepada saudara-saudara kami yang membutuhkan.”
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الْمُحْسِنِيْنَ، وَوَفِّقْنَا لِخَيْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
“Ya Allah, perbaikilah keadaan kaum Muslimin, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang berbuat kebaikan, dan bimbinglah kami menuju kebaikan dunia dan akhirat.”
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta lindungilah kami dari siksa neraka.”
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
| Dwi Taufan Hidayat