Rabu, Juli 30, 2025
No menu items!

Menyelaraskan Pemajuan AUM dengan Masjid, Cabang, dan Ranting Muhammadiyah

Must Read

KETIKA AUM (Amal Usaha Muhammadiyah) maju, apakah secara otomatis performa masjid, cabang, dan ranting yang ada di sekitarnya juga akan maju? Belum tentu, karena belum ada sinergi di antara dua entitas yang seolah-olah berbeda. Padahal, mereka sama-sama berada di bawah organisasi besar, Muhammadiyah.”

Demikian pandangan dari seorang peserta Sarasehan LPCRPM PP Muhammadiyah bersama PTMA dan RSMA di Universitas Muhammadiyah Purwokerto, pada Sabtu, 26 Juli 2025.

Dalam sambutannya, Ketua LPCRPM, H. Muhammad Jamaludin Ahmad, S.Psi., Psikolog, mengingatkan bahwa kita semua harus segera mengambil langkah strategis untuk mengatasi ketimpangan ini. Di beberapa wilayah, masih ditemukan hambatan komunikasi antara pengurus masjid, cabang, dan ranting Muhammadiyah dengan pihak AUM, sehingga nyaris tidak pernah ada koordinasi, apalagi kerja sama atau kegiatan bersama.

Ke depan, hal ini tidak boleh terjadi lagi. Harus ada sinergi antara masjid, cabang, dan ranting dengan AUM yang ada di sekitarnya,” ujar Jamal.

Jamal juga mengingatkan tentang delapan indikator sebagai panduan untuk mesinergikan AUM dengan masjid, cabang, dan ranting Muhammadiyah. Kedelapan indikator tersebut adalah pertama, memiliki program pengembangan cabang, ranting, dan masjid Muhammadiyah. Kedua, memiliki dan mengalokasikan anggaran/dana untuk pengembangan cabang, ranting, dan masjid Muhammadiyah.

Ketiga, memiliki sistem pembinaan dan penilaian kinerja SDM yang dikaitkan dengan keaktifan di cabang, ranting, dan masjid Muhammadiyah. Keempat, memiliki MoU dengan PWM/PDM/PCM/PRM dan disertai bukti implementasinya. Kelima, Memiliki wilayah binaan di cabang, ranting, dan masjid Muhammadiyah yang berada di sekitar.

Keenam, memiliki lembaga/unit yang menangani cabang, ranting, dan masjid Muhammadiyah. Ketujuh, adanya kegiatan monitoring, evaluasi, dan laporan kegiatan. Kedelapan, PTMA memiliki artikel terkait cabang, ranting, dan masjid Muhammadiyah.

Praktik Baik RSMA dan PTMA

Dalam sarasehan tersebut juga terungkap berbagai contoh praktik baik oleh para pengelola rumah sakit maupun perguruan tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA). Ada Rumah Sakit Muhammadiyah yang telah mewajibkan setiap pegawai untuk aktif dalam kegiatan di masjid, cabang, dan ranting di tempat tinggalnya. Bahkan, mereka telah menggunakan aplikasi berbasis teknologi untuk mengukur tingkat keaktifannya, sehingga tidak bisa dimanipulasi. Keaktifan para pegawai AUM menjadi salah satu dasar penilaian kinerja yang berpengaruh pada pemberian penghargaan, kenaikan gaji, dan promosi jabatan.

Terungkap pula adanya pemotongan honor para pegawai AUM sekian persen secara bervariasi, dengan batas maksimum 2,5%. Hasil akumulasinya dikelola secara transparan untuk mendukung kegiatan masjid, cabang, dan ranting. Beberapa AUM bekerja sama dengan Lazismu untuk mekanisme pengumpulan dan distribusi dana. Pilihan ini dinilai tepat mengingat Lazismu sudah memiliki sistem pengelolaan keuangan yang baik.

Untuk kegiatan pembinaan rohani, Rumah Sakit Muhammadiyah telah melibatkan pengurus Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di tingkat cabang dan ranting. Mereka aktif memberikan bimbingan secara internal. Beberapa rumah sakit juga telah mengeluarkan kebijakan bahwa semua calon karyawan/wati harus mendapatkan rekomendasi dari pengurus cabang dan ranting saat mengajukan lamaran kerja.

Beberapa rumah sakit Muhammadiyah telah menerapkan kebijakan pemberian diskon untuk pengurus daerah, cabang, dan ranting saat berobat di rumah sakit Muhammadiyah. Bahkan, ada pula yang melakukan jemput bola, dengan mengunjungi masjid, kantor cabang, dan ranting untuk memberikan penyuluhan, pengecekan darah, serta pengobatan gratis kepada warga Persyarikatan.

Perguruan Tinggi Muhammadiyah juga menetapkan program dan memberikan tugas secara terstruktur kepada dosen dan mahasiswa untuk menguatkan masjid, cabang, dan ranting di sekitarnya. Komitmen ini menjadi bagian dari program pengabdian masyarakat.

Selain itu, salah satu indikator penilaian terhadap Standar Mutu Perguruan Tinggi Muhammadiyah adalah aspek integrasi kepedulian terhadap Persyarikatan, terutama pada masjid, cabang, dan ranting Muhammadiyah. Diktum ini seharusnya tertuang dalam kontrak kerja antara Persyarikatan dan rektor terpilih.

Suara Pengurus Cabang dan Ranting

Pengurus Cabang Muhammadiyah menyampaikan usulan agar dukungan AUM lebih diprioritaskan untuk membantu para pengampu dan pengurus cabang serta ranting naik kelas, dari mati suri menjadi aktif, dari status merah menjadi biru atau hijau, dari masjid yang sepi menjadi ramai dan aktif. Bentuk dukungan bisa beragam, tidak hanya dalam bentuk dana, tetapi juga kolaborasi kegiatan dan bentuk lainnya. Dengan demikian, keselarasan dan sinergi antara AUM dan masjid, cabang, serta ranting dapat terwujud.

Sinergi tersebut juga bisa diwujudkan dalam bentuk rekrutmen SDM yang akan bekerja di AUM. Dalam hal ini, SDM yang disiapkan oleh cabang dan ranting hendaknya memenuhi standar profesional AUM. Bagaimanapun, performa AUM harus ditingkatkan, salah satunya dengan melibatkan SDM yang profesional, terampil, jujur, dan bertanggung jawab.

Di akhir sarasehan, disampaikan imbauan agar komunikasi dan dialog antarpihak ditingkatkan. Selama ini, hambatan paling sering muncul karena tersumbatnya proses dialog. Akibatnya, banyak persoalan tidak bisa dibicarakan atau dicari jalan keluarnya bersama-sama. Sinergi hanya bisa terwujud jika ada pola komunikasi yang intens dan setara. Diperlukan dialog yang terencana dan intens antara RSMA dan pimpinan cabang/ranting agar masing-masing memahami persoalan dan dapat bersama-sama mencari solusi.

Dukungan dari masing-masing pihak juga harus disertai pertanggungjawaban publik yang jelas dan tertata. Oleh karena itu, muncul usulan penting agar ke depan ada pengawas yang jujur, cermat, dan bertanggung jawab dalam setiap bentuk kerja sama antarpihak.

Pertemuan ditutup dengan hati dan perasaan yang lega, yang insyaallah akan menjadi modal dasar kuat untuk menumbuhkan sinergi dan keselarasan dalam membangun Muhammadiyah yang semakin memberi manfaat bagi banyak orang. Aamiin. (*)

Penulis: Ahsan Jamet Hamidi | Wakil Sekretaris LPCRPM PP Muhammadiyah

Muram Gaza: Tanpa Makanan, Tanpa Air, Tanpa Jalan Keluar

JAKARTAMU.COM | Tanah yang dulu menjadi rumah bagi dua juta jiwa itu kini hanya menyisakan reruntuhan dan tubuh-tubuh kurus...

More Articles Like This