Rabu, Juli 30, 2025
No menu items!

Kreativitas Tanpa Batas dalam Cinematology 2.0 UM Bandung

Must Read

BANDUNG, JAKARTAMU.COM | Layar putih Gedung Bandung Creative Hub menjadi saksi bisu lahirnya ide-ide liar, jujur, dan segar para mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bandung, Kamis (24/7/2025) lalu. Hari itu mereka menjadikan kamera sebagai alat merangkai pikiran, perasaan, dan suara-suara yang lebih sering bergema di ruang kuliah.

Kegiatan bertajuk Cinematology 2.0: Membaca Realitas Melalui Layar ini menjadi perayaan kreativitas mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UM Bandung. Mereka sedang menguji keberanian membaca realitas dan memvisualisasikannya ke dalam karya film.

Sebanyak 12 film ditayangkan, hasil eksplorasi mahasiswa semester 4 dan 6. Tiga di antaranya dibuat oleh para perintis muda semester empat, sementara sembilan lainnya lahir dari tangan mahasiswa tingkat akhir yang telah cukup akrab dengan dunia produksi.

“Selain menjadi tugas ujian akhir semester, acara ini memberikan ruang apresiasi yang nyata bagi mahasiswa. Mereka merasakan karyanya diputar di layar besar, mendapat respons, bahkan kritik,” ungkap Ahmad Fauzi Abdul, Ketua Pelaksana kegiatan tersebut. Ia berharap Cinematology bisa terus tumbuh dan berkembang, bahkan bermetamorfosis hingga edisi ke-10 dengan kualitas penyelenggaraan yang lebih matang.

Hal paling menarik dari acara ini adalah bagaimana mahasiswa menggunakan film sebagai medium untuk menyampaikan ide. Menurut Ketua Prodi KPI UM Bandung, Dr. Rahmat Alamsyah, M.Ag., karya-karya yang ditampilkan menunjukkan proses berpikir yang dalam dan teknik yang terus diasah. Ia menyebutnya sebagai “karya monumental”—bukan karena teknisnya gemerlap, melainkan karena keberanian mahasiswa dalam membingkai kenyataan di sekitar mereka.

“Film selalu berpijak pada dua unsur: naratif dan sinematik. Tapi dua hal ini sering kali tak hadir utuh di ruang kelas. Mahasiswa menemukannya sendiri dalam proses membuat film,” jelas Rahmat. Ia menambahkan, ketika film berhasil meramu pesan, membangun karakter, dan memperlihatkan visual yang bermakna, maka ia akan terasa lebih dari sekadar tontonan.

Bagi Rahmat, kekuatan sebuah film terletak pada kemampuannya menghadirkan makna yang terasa. Saat pesan yang ingin disampaikan menyentuh penonton, di situlah film mencapai tujuannya.

Cinematology 2.0 diproyeksikan tidak berhenti sebagai kegiatan internal kampus. Ia juga menjadi jembatan menuju dunia industri. Di akhir acara, dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Prodi KPI UM Bandung dan BSM Entertainment. Kolaborasi ini menjadi awal terbukanya peluang kerja sama produksi dan distribusi film mahasiswa dengan pihak eksternal.

“MoU ini bukan seremoni formalitas. Ini langkah konkret agar mahasiswa bisa melihat dunia profesional lebih dekat dan terlibat langsung di dalamnya,” ujar salah satu dosen pengampu. (*)

Meriahnya Agustusan Jangan Sampai Meracuni Anak

TAK terasa bulan Agustus tiba. Seperti biasanya, masyarakat akan merayakan Hari Kemerdekaan dengan berbagai lomba, termasuk perlombaan menyanyi atau...

More Articles Like This