JAKARTAMU.COM | Delapan tahun penggalian dan konservasi yang dilakukan para arkeolog di Peru akhirnya membuahkan hasil. Sebuah kota kuno berusia lebih dari 3.000 tahun ditemukan. Kota bernama Peñico itu kini resmi diperkenalkan ke publik sebagai salah satu pusat perdagangan penting yang pernah berkembang pada masa lampau.
Peñico terletak di Provinsi Huaura, sekitar 150 kilometer sebelah utara ibu kota Lima. Situs arkeologi ini dibangun di ketinggian 600 meter di atas permukaan laut, menghubungkan masyarakat pesisir Lembah Supe dengan pemukiman di wilayah dataran tinggi Andes hingga kawasan Amazon.
“Peñico berkembang mengikuti tradisi budaya Caral,” ujar Ruth Shady, arkeolog senior yang juga Direktur Zona Arkeologi Caral (ZAC), lembaga di bawah Kementerian Kebudayaan Peru, dikutip dari CNN, Kamis (10/7/2025).
Shady menjelaskan, karena posisinya yang strategis, Peñico memainkan peran vital dalam jalur distribusi budaya dan ekonomi antarkawasan. Kota ini diyakini menjadi simpul penting yang menghubungkan kota-kota di wilayah Supe dan Huaura dengan komunitas Andes-Amazon dan pegunungan tinggi.
Temuan sementara mencatat sekitar 18 bangunan telah berhasil diidentifikasi, terdiri atas bangunan umum dan unit-unit permukiman. Salah satu struktur paling monumental disebut B1-B3. Di dalam bangunan publik ini ditemukan sejumlah artefak penting seperti patung-patung tanah liat, peralatan upacara, hingga alat musik dari kerang laut yang dikenal sebagai pututus. Alat ini pernah digunakan untuk menyeru masyarakat atau menyampaikan pesan-pesan spiritual dalam lanskap Andes kuno.
Para peneliti juga menduga Peñico mencapai masa kejayaannya setelah keruntuhan peradaban Caral, salah satu peradaban tertua di Benua Amerika. Pengaruhnya besar kemungkinan bertumpu pada peran kota ini dalam perdagangan hematit, pigmen merah yang diyakini memiliki makna simbolis dalam kosmologi masyarakat Andes.
Kini, situs Peñico telah dibuka untuk wisata budaya. Pemerintah Peru telah menyiapkan fasilitas seperti pusat interpretasi modern, ruang penerima tamu, serta rute jalan kaki yang memungkinkan pengunjung menyusuri langsung jejak-jejak reruntuhan kuno yang dilestarikan.
Pembukaan resmi situs ini juga menjadi bagian dari perayaan Peñico Raymi pertama yang dijadwalkan berlangsung pada Sabtu pekan ini. Festival tersebut akan menampilkan ragam pertunjukan seni, ritual tradisional, serta upacara penghormatan kepada dewi bumi, Pachamama, sebuah cara masyarakat lokal merawat memori budaya dari peradaban yang nyaris terlupakan.
Sumber: CNN