SEMARANG, JAKARTAMU.COM | Alumni Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Jawa Tengah menggelar silaturahmi di Aula GKB 1 Lantai 7 Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), Sabtu (17/5/2025). Kegiatan ini sekaligus forum strategis untuk mengonsolidasikan kekuatan kader IPM demi memperkuat dakwah Islam berkemajuan di berbagai lini kehidupan masyarakat dengan pengukuhan Koordinator Wilayah (Korwil) Alumni IPM Jawa Tengah.
Prof. Dr. Sofyan Anif ditetapkan sebagai Ketua Korwil Alumni IPM Jateng, didampingi Dr. Eny Winaryati sebagai Sekretaris dan Ali Khamdi, M.Si. sebagai Bendahara. Posisi Wakil Ketua diisi oleh lima tokoh dari berbagai latar belakang, yakni Dr. Ibnu Hasan, Dr. Nur Izzah, Khafidz Sirotuddin, M.Si., Elis Zuliati Anis, Ph.D., dan Slamet Widodo. Sementara Dewan Penasihat terdiri atas para tokoh senior Muhammadiyah yaitu Drs. A. Dahlan Rais, M.Hum., Drs. H. Marpudji Ali, M.Si., Dr. KH. Tafsir, M.Ag., dan Prof. Dr. H. Rozihan, M.Ag.

Turut hadir dalam acara ini para tokoh penting Muhammadiyah dan kalangan akademisi dari berbagai perguruan tinggi, seperti Dr. Eny Winaryati (Warek III Unimus), Dr. Anwar Sutoyo (Unnes), Dr. Nur Izzah (Rektor UMPP), serta Dr. Solichul Huda dari Cyberpol Polda Jawa Tengah.
Wakil Rektor II Unimus, Dr. Hardi Winoto, M.Si., dalam sambutannya menegaskan bahwa silaturahmi ini bukanlah nostalgia belaka. Ia menyebut pertemuan tersebut sebagai sarana memperkuat peran kader alumni dalam menanamkan nilai-nilai dakwah Islam berkemajuan, terutama di lingkungan tempat mereka tinggal.
“Silaturahmi alumni IPM harus menjadi energi dakwah yang menggerakkan. Ini bagian dari strategi untuk memperluas kiprah Muhammadiyah secara berkelanjutan,” tuturnya.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Dr. KH. Tafsir, M.Ag., yang juga merupakan alumni IPM era 1980-an, menyoroti pentingnya pendekatan multidisipliner dalam memahami Islam. Ia menekankan bahwa risalah Islam berkemajuan tidak bisa dipahami secara sempit.
“Islam berkemajuan menuntut kita terbuka terhadap pendekatan psikologis, sosiologis, hingga saintifik dalam memahami Al-Qur’an dan Sunnah. Tujuannya agar kita tidak terjebak dalam pemahaman konservatif yang stagnan,” jelas Tafsir.
Nada serupa juga disampaikan Drs. A. Dahlan Rais, M.Hum., alumni IPM angkatan 1970-an dan tokoh penting di Majelis Pendidikan Tinggi Muhammadiyah. Ia mengajak seluruh alumni untuk terus berpegang teguh pada nilai-nilai keislaman dan keikhlasan dalam menjalankan misi tajdid Muhammadiyah.
“Semangat tauhid yang murni dan pemahaman mendalam terhadap Al-Qur’an serta Sunnah harus menjadi fondasi dalam setiap langkah kita. Alumni IPM tidak boleh berhenti menjadi teladan dan pelopor dalam menyebarkan kebaikan,” ujarnya penuh semangat.