Selasa, Juli 8, 2025
No menu items!

Anomali Cuaca, Pertama Kali Banjir Menggenangi Jakarta di Bulan Juli

Must Read

JAKARTAMU.COM | Hujan lebat pada tanggal 6 dan 7 Juli 2025 menyebabkan sejumlah titik di Jakarta dan sekitarnya terendam banjir. Ini merupakan anomali yang belum pernah terjadi selama 20 tahun terakhir. Sejak 2005 hingga 2024, tidak ada catatan resmi tentang banjir terjadi di Jakarta pada bulan Juli.

Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir terbesar di Jakarta terjadi pada 2007. Selama 10 hari di awal Februari, banjir menggenangi ibu kota, menyebnkan 80 orang meninggal, memaksa hampir setengah juta warganya mengungsi.

Namun curah hujan tertinggi tercatat pada 1 Januari 2020. Hari itu, di Bandara Halim Perdanakusuma curah hujan mencapai 377 mm dalam satu hari. Angka itu adalah yang tertinggi sejak pengamatan cuaca dilakukan secara sistematis pada 1866. Banjir ini menewaskan 67 orang dan membuat lebih dari 397 ribu warga mengungsi.

Pada Februari 2015, banjir menyebabkan lima korban jiwa dan memaksa ribuan warga mengungsi. Dua tahun kemudian, pada 20 Februari 2017, genangan meluas tapi cepat surut dan tidak menyebabkan korban. Banjir kembali terjadi pada 20–21 Februari 2021 akibat luapan Kali Ciliwung dan Cipinang, membuat sekitar 1.380 orang mengungsi. Pada 6–7 Juli 2025, banjir melanda ratusan rukun tetangga dan memaksa evakuasi warga di musim yang seharusnya kering. Tidak ada korban jiwa, namun banjir menyebabkan gangguan layanan transportasi dan aktivitas ekonomi warga.

Dari data di atas tampak jelas selama dua dekade terakhir, warga Jakarta sudah ”terbiasa” menghadapi banjir saat musim penghujan. Namun tahun ini banjir terjadi saat kalender musim menunjukkan kemarau. Hujan lebat selama beberapa lama pada 6 dan 7 Juli membuat 86 hingga 109 rukun tetangga di Jakarta terendam. Kampung Melayu, Kebon Pala, dan Cawang, ketinggian air mencapai lebih dari 2,7 meter. Sebagian warga harus dievakuasi.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa penyebab utama banjir adalah hujan dengan intensitas ekstrem. Di kawasan Puncak, yang merupakan hulu Sungai Ciliwung, curah hujan tercatat lebih dari 150 mm dalam sehari. Fenomena atmosfer global seperti gelombang Madden–Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby ekuatorial, dan gelombang Kelvin terjadi bersamaan dan memperkuat pembentukan awan hujan di wilayah Jabodetabek.

Pada konferensi pers BMKG, 7 Juli 2025, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa “pada Sabtu, 5 Juli 2025, debit hujan yang turun di Bogor ternyata lebih dari 100 mm per hari. Hujan ekstrem tersebut berdampak pada banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan pohon tumbang.” Ia melanjutkan, “hujan kembali terjadi secara luas di wilayah Jakarta dan sekitarnya dengan intensitas lebih dari 100 mm per hari. Bahkan ada yang mencapai lebih dari 150 mm.”

Di hari yang sama, dalam Rapat Kerja bersama Komisi V DPR di Senayan, Jakarta, Dwikorita mengatakan mengatakan peringatan dini BMKG disampaikan sepekan sebelumnya. Sistem peringatan tersebut diperbarui setiap tiga hari.

”Katakan kemarin peringatan dini untuk cuaca ekstrem kemarin mulai keluar tanggal 28 Juni. Diulang lagi 3 Juli, tapi berlaku mulai 4 Juli sampai 11 Juli.”

Apa yang menyebabkan curah hujan di Jakarta dan sekitarnya tinggi dalam beberapa hari terakhir? BMKG mencatat adanya perlambatan dan belokan angin di wilayah Jawa bagian barat dan selatan. Pola angin semacam ini menimbulkan penumpukan massa udara basah yang kemudian membentuk sistem konvektif, menghasilkan hujan deras dalam waktu singkat. Dalam kondisi ini, drainase kota dan kapasitas sungai tak mampu menampung aliran air yang datang serempak dari hulu dan langit.

Selain faktor hujan, sebagian wilayah utara Jakarta terdampak banjir rob yang dipicu pasang laut tinggi akibat fase bulan purnama. Rob mulai terjadi sejak 4 Juli dan diperkirakan berlangsung hingga 13 Juli. Gelombang laut meninggi dan air pasang masuk ke daratan, memperburuk situasi di pesisir yang drainasenya terhambat oleh hujan. (*)

OJK Kukuhkan Komite Pengembangan Keuangan Syariah, Anwar Abbas Jadi Anggota Eksternal

JAKARTAMU.COM | Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi mengukuhkan pembentukan Komite Pengembangan Keuangan Syariah (KPKS), Selasa (8/7/2025). Komite ini merupakan...

More Articles Like This