JAKARTAMU.COM | Ibnul Qayyim Rahimahullah mengatakan: “Kekuatan itu seluruhnya terletak pada tawakkal kepada Allah, sebagaimana dikatakan oleh sebagian ulama salaf: ‘siapa yang ingin menjadi manusia paling kuat, maka bertawakkallah dia kepada Allah..'” [Zadul Ma’ad 2/331]
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya).” (QS. Ath-Thalaq: 3)
Alasannya: Karena tawakkal pada hakikatnya adalah menyandarkan diri kepada Allah setelah melakukan usaha. Dan kita tahu bahwa Allah adalah Dzat yang maha kuat, maha berkuasa, maha kaya, dan tidak mungkin menyelisihi janji-Nya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya Allah akan memberi rezeki kepada kalian sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung yang pergi pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmidzi)
Bahkan Dia memiliki sifat-sifat kesempurnaan yang sangat banyak dan tidak mungkin diketahui semuanya oleh makhluk-Nya. Sebagaimana firman-Nya:
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا
“Dan Allah memiliki Asmaul Husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama itu.” (QS. Al-A’raf: 180)
Oleh karena itu, selemah apapun keadaan makhluk, dia akan menjadi sangat kuat, teguh, dan kokoh, jika bersandar kepada Allah yang memiliki sifat-sifat sebagaimana tersebut di atas. Kisah Nabi Musa dan pengikutnya ketika dikejar Fir’aun adalah bukti nyata:
فَلَمَّا تَرَاءَى الْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَابُ مُوسَىٰ إِنَّا لَمُدْرَكُونَ قَالَ كَلَّا ۖ إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ
“Maka ketika kedua pasukan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: ‘Kita benar-benar akan tersusul’. Musa menjawab: ‘Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku’.” (QS. Asy-Syu’ara: 61-62)
Jika dia benar-benar bertawakkal kepada Allah setelah melakukan usaha; tentunya, Allah akan selalu menolongnya, menguatkannya, dan memudahkan urusannya. Tidak mungkin Allah menyia-nyiakannya. Sebagaimana janji-Nya:
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)
Semoga kita termasuk hamba-hamba-Nya yang senantiasa bertawakkal dengan benar kepada Allah dalam setiap urusan kita. Aamiin.