PAGI itu, Rabu (18/6/2025), sejumlah petugas berseragam hijau dari Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta sibuk di depan markas SLOG POLRI, Jalan Bekasi Timur Raya No.86, Cipinang, Pulo Gadung, Jakarta Timur. Mereka menanam dan merawat tanaman-tanaman baru. Gerakan kecil ini merupakan bagian dari langkah besar menuju cita-cita Jakarta sebagai kota hijau, atau Green City.
Dalam pandangan Islam, warna hijau menyiratkan makna spiritual yang mendalam. Ia sering dikaitkan dengan ketenangan, kedamaian, dan kesejukan. Di Al-Qur’an, warna hijau disebutkan dalam beberapa ayat yang menggambarkan surga dan kenikmatan bagi orang-orang beriman. Surat Ar-Rahman ayat 64 bahkan secara khusus menyebut, “مُدْهَامَّتَانِ” yang berarti, “Kedua surga itu (kelihatan) hijau tua warnanya.”
Secara psikologis, warna hijau juga memberi efek menenangkan. Dalam dunia modern yang serba cepat dan bising, warna ini mampu meredakan stres, menghadirkan rasa damai, dan memperbaiki suasana hati. Karena itu, menghadirkan ruang hijau di tengah kota metropolitan seperti Jakarta adalah langkah penting untuk menciptakan kualitas hidup yang lebih baik.
Konsep Green City merupakan strategi pembangunan kota berkelanjutan yang menyeimbangkan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Tujuannya bukan hanya menciptakan kota yang nyaman untuk dihuni hari ini, tetapi juga layak untuk diwariskan kepada generasi mendatang. Pendekatan ini mencakup perencanaan tata ruang yang ramah lingkungan, pengelolaan limbah yang bertanggung jawab, transportasi berkelanjutan, hingga pengembangan komunitas yang peduli terhadap alam.
Namun, membangun kota hijau tidak mungkin berhasil hanya dengan kebijakan pemerintah. Keterlibatan masyarakat menjadi kunci utama. Kesadaran dan komitmen warga untuk menjaga dan merawat lingkungan perlu tumbuh dari rumah masing-masing. Penghijauan di lingkungan tempat tinggal adalah langkah sederhana namun bermakna dalam mendukung gerakan ini.
Menanam tanaman di pekarangan rumah bukanlah hal sepele. Selain menciptakan udara yang lebih bersih, kehadiran tanaman juga memberikan rasa nyaman secara psikologis. Sayangnya, masih sering dijumpai kebiasaan buruk seperti membuang sampah sembarangan di sekitar tanaman. Kebiasaan ini merusak fungsi tanaman dan justru memperburuk kondisi lingkungan. Sebaliknya, tanaman perlu dirawat dengan menyiramnya secara rutin dan memberinya pupuk agar tetap subur.
Bagi mereka yang memiliki halaman luas, menanam pohon buah bisa menjadi pilihan bijak. Pohon tidak hanya menyediakan oksigen, tetapi juga menghasilkan buah yang bisa dinikmati. Dengan begitu, manfaatnya menjadi berlipat: ekologis dan ekonomis. (*)