Rabu, April 30, 2025
No menu items!

Menjadi Bapak Kedua: Semua Manusia Berasal dari Nabi Nuh

Must Read

JAKARTAMU.COM | Bahtera Nabi Nuh AS berlabuh di gunung Judi, sebuah gunung yang dekat dengan Maushil (sebuah kota di Irak yang suka disebut Hadaba). Setelah 40 hari, tanah yang tadinya merupakan genangan air, mengering dan di sana tumbuh berbagai jenis rerumputan.

قِيلَ يَٰنُوحُ ٱهْبِطْ بِسَلَٰمٍ مِّنَّا وَبَرَكَٰتٍ عَلَيْكَ وَعَلَىٰٓ أُمَمٍ مِّمَّن مَّعَكَ ۚ وَأُمَمٌ سَنُمَتِّعُهُمْ ثُمَّ يَمَسُّهُم مِّنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ

Difirmankan: “Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) dari orang-orang yang bersamamu. Dan ada (pula) umat-umat yang Kami beri kesenangan pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami”. (QS Huud : 48).

Kemudian Allah menyuruh Nabi Nuh AS agar melepaskan burung, binatang liar, binatang melata, dan serangga yang ada bersamanya.

Atas perintah tersebut, Nabi Nuh melepaskan mereka semua. Semuanya berpencar untuk menempati tempat-tempat seperti sediakala.

Lalu Allah menampakkan siang, malam, matahari, bulan, dan bintang seperti sediakala. Setelah itu, Dia menurunkan hujan rahmat dan menampungkan air banjir besar dari bumi dan menjadikannya asin lagi pahit.

Sejarawan Mesir yang paling penting pada zamannya, Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas (1448-1522) dalam buku yang diterjemahkan oleh Abdul Halim berjudul “Kisah Penciptaan dan Tokoh-tokoh Sepanjang Zaman” menceritakan dengan semua ini, Nabi Nuh merasa gembira dan mendapatkan kabar menggembirakan mendapatkan keridaan dari Allah.

Nabi Nuh Keluar dari Bahtera

Diriwayatkan, ketika Nabi Nuh keluar dari bahtera, dia melihat di mana-mana bumi memutih sehingga dia merasa kaget. Jibril datang kepadanya dan berkata, “Wahai Nuh, tahukah apa warna putih yang engkau lihat itu?”

Nuh balik bertanya, “Apa itu?”

Jibril menjawab, “Itu adalah tulang-belulang umat-umatmu.”

Kemudian Nabi Nuh AS mendengar kebisingan yang sangat mencekam. Jibril berkata kepada Nuh, “Tahukah engkau, kebisingan apa yang kau dengar itu?”

Nuh balik bertanya, “Apa itu?”

Jibril menjawab, “Itu adalah suara-suara rantai yang dipakai menggiring kaummu ke dalam neraka.”

Itulah firman Allah: Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka (QS Nuh : 25).

Ketika Nabi Nuh AS keluar dari bahtera bersama 80 puluh orang yang beriman, dia membangun sebuah kampung untuk mereka yang kemudian diberi nama “Tsamanin” (Delapan Puluh).

Itulah kampung yang pertama kali dibangun di muka bumi setelah terjadinya Banjir Besar.

Setelah mereka menetap di kampung tersebut, Allah mematikan mereka semua. Tidak ada seorang pun yang tersisa kecuali Nabi Nuh beserta ketiga anaknya, Sam, Ham, Yafits, berikut istri-istri mereka. Ketika itu, mereka berjumlah 7 orang.

Itulah firman Allah: Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan. (QS Ash-Shaaffaat : 77).

Semua Manusia Berasal dari Nabi Nuh

Jadi, semua manusia berasal dari Nabi Nuh as. Dia adalah bapak manusia kedua.

Wahab bin Munabbih mengatakan bahwa awal terjadinya banjir besar adalah pada bulan Rajab dan akhirnya pada akhir bulan Dzulhijjah.

Abu Ma’syar mengatakan bahwa antara terjadinya banjir besar di masa Nabi Nuh dengan taubatnya Adam adalah 2240 tahun. Dan antara Banjir Besar dengan hijrahnya kenabian adalah 3774 tahun.

Dimudahkan Taat, Disulitkan Maksiat

SAAT malam lengang menutup luka,kulihat hidupku hanyalah sisa rahmat-Nya.Dosa-dosa seharusnya berbau busuk nan pekat,tapi tertutup rapi oleh kasih yang...
spot_img

More Articles Like This