Minggu, Desember 8, 2024
No menu items!

Penggalan Nilai sebagai Gambaran Ideal

Kenyataan memperlihatkan betapa beratnya meraih apa yang diharapkan oleh nilai-nilai tersebut, terlebih di masa sekarang.

Must Read

GEMAH ripah loh jinawi, tata tentrem karta raharja

Tuwuh kang sarwa tinandur

Rukun guyub mangayubagya nir ing sambikolo

Jer Basuki mawa beya

Madep manteb ing sahandaping Gusti Karya Dumadi

Itulah beberapa penggalan nilai sebagai gambaran ideal, narasi das sollen-nya orang-orang Jawa. Tetapi kapan pun, siapa pun para penguasa atas orang-orang Jawa yang berjumlah 45 %, ditambah orang Sunda 15%, dan Madura 3%, dan berpuluh-puluh suku bangsa lain di Republik Indonesia alias  Nusantara, tidak mudah meraih apa yang diharapkan oleh nilai tersebut.

Kenyataan sosiologisnya, apalagi dewasa ini, semakin menjauh. Tata tentrem semakin berat digapai karena hukum dan keadilan diperjualbelikan di pasar politik yang dipenuhi transaksi: wani piro?

Agama difungsikan sebagai pakaian, lahiriah, dan modis belaka. Pembelaan kaum tertindas, perlindungan kaum minoritas, penunaian hak atas pekerjaan, pendidikan, kesehatan dilakukan seadanya. Justru minoritas jumlah, sambil tidur bisa menginjak dan merebut tanah, air, dan hak hidup yang layak bagi mayoritas.

Minoritas jumlah kini bisa mengatur siapa yang harus dipilih. Kekuatan uangnya membeli kekuasaan politik, menekuk-lututkan aparat negara. Sipil dan militer siapa sih yang tidak melakukan pidana korupsi? Menyuruh, melakukan, menyertai, mendiamkan karena ketakutan atau keseganan warisan budaya feodalistik.

Lihatlah, dalam setiap zaman persoalan selalu menyertai harapan. Itulah masalah, itulah kehidupan dunia. Jangan melarikan diri kepada masa lampau. Lakukan sekarang dengan bermimpi esok pagi akan lebih baik.

Kisah Sri Sultan Memerintahkan Kiai Ahmad Dahlan Pergi Haji

JAKARTAMU.COM | Suasana milad masih mewarnai Muhammadiyah saat ini. Organisasi yang didirikan KH Ahmad Dahlan ini lahir pada...

More Articles Like This