SIDOARJO, JAKARTAMU.COM | Suasana SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita) meriah saat ratusan siswa dan guru menyuguhkan pagelaran seni budaya dan tradisi lokal, Kamis (17/4/2025). Sebanyak 633 siswa dari kelas X hingga XII, bersama 70 guru dan karyawan, ambil bagian dalam gelaran bertajuk “Kearifan Lokal Sidoarjo dalam Karya Seni dan Dolanan sebagai Wujud Kebinekaan Tunggal Ika Indonesia” ini.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) semester genap. Fokus utama tahun ini adalah pelestarian kearifan lokal dan penguatan semangat Bhineka Tunggal Ika.
Kepala Smamita, Edwin Yogi Laayrananta, M.I.Kom., menjelaskan bahwa gelaran ini merupakan bentuk integrasi berbagai mata pelajaran, mulai dari seni budaya, olahraga, bahasa Jawa, PKWU, hingga sejarah. “Kami ingin menghadirkan pendidikan yang bukan hanya kognitif, tetapi juga menyentuh aspek sosial dan kolaboratif siswa,” ujarnya.
Penampilan siswa kelas XI menyajikan kekayaan budaya Sidoarjo seperti nyadran, jaran kepang, reog cemandi, tari ujung, hingga prosesi pernikahan adat dan tradisi lelang bandeng. Mereka juga menampilkan dolanan tradisional yang hampir punah. Uniknya, siswa kelas X diberi tanggung jawab penuh sebagai event organizer, memberi mereka pengalaman nyata dalam manajemen acara.
Sementara itu, siswa kelas XII membawakan pertunjukan drama kolaboratif antar mata pelajaran, antara lain “Kadita Sang Putri Laut Selatan”, “Semasa SMA”, hingga “Kerikil di Panggung Kekuasaan”. Penampilan mereka tidak hanya kreatif, tetapi juga menjadi bagian dari penilaian praktik akademik.
Menurut Edwin Yogi, kegiatan ini bertujuan mengenalkan kembali budaya lokal yang bahkan sebagian besar siswa dan guru belum akrab. “Kami ingin anak-anak belajar membedakan mana yang merupakan praktik budaya dan mana yang berkaitan dengan ritual keagamaan,” jelasnya.
Plt. Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Sidoarjo, Dr. Kiswanto, S.Pd., M.Pd., menyambut baik kegiatan ini. Ia menilai pentas budaya tersebut mampu menanamkan nilai toleransi dan kebersamaan di tengah keberagaman.
“Ada tiga bekal penting yang harus dimiliki siswa: belajar dengan hati untuk membentuk karakter, mengembangkan kecerdasan dan keterampilan, serta membangun etos kerja menghadapi masa depan,” tegasnya.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh berbagai tokoh kebudayaan dan akademisi, seperti Ketua Dewan Kesenian Sidoarjo Ribut Wijoto, perwakilan LSBO PWM Jatim Joko Susilo, serta dosen-dosen dari UNESA.
Dengan semangat gotong royong dan semarak kebudayaan, SMA Muhammadiyah 1 Taman tak hanya menampilkan seni, tetapi juga menumbuhkan generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan dengan memahami akar budayanya.