Jumat, Mei 16, 2025
No menu items!

UMJ Bedah Buku Abd Al-Fattah El-Awaisi, Kupas Strategi Baru Bebaskan Palestina

Must Read

JAKARTAMU.COM | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) menggelar bedah buku spesial “Rencana Strategis Pembebasan Masjid Al-Aqsa” karya Prof Abd Al-Fattah El-Awaisi. Bedah buku dilaksanakan secara hybrid di Auditorium Kasman Singodimedjo FISIP UMJ dan Zoom Meeting, Selasa (6/5/2025).

Buku yang diterbitkan Suara Muhammadiyah tersebut diberikan pengantar dua tokoh penting; Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed (Sekretaris Umum PP Muhammadiyah sekaligus Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia) dan Prof. Dr. Ma’mun Murod Al-Barbasy, M.Si (Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta).

Dalam sambutannya Ma’mun Murod mengatakan, isu Palestina bukan hanya konflik antara Hamas dan Israel atau persoalan pribadi Prof Abd Al-Fattah El-Awaisi. Lebih dari itu, Palestina-Israel adalah persoalan besar yang menyangkut geopolitik dan geoekonomi global.

“Terlalu banyak negara yang berkepentingan terhadap Palestina. Di sisi lain, terlalu banyak juga negara di Timur Tengah yang takut kepada Israel,” tegasnya.

Ia tetap optimistis bahwa Indonesia terus memiliki komitmen lebih kuat terhadap perjuangan Palestina. Menurut Ma’mun Murod, buku Prof Abd Al-Fattah El-Awaisi mencerminkan harapan besar bagi umat Islam dunia.

”Alhamdulillah, negara-negara mayoritas Muslim, khususnya di Asia Tenggara, termasuk Indonesia masih menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung kemerdekaan Palestina,” tandas Ma’mun Murod.


Sang penulis, Prof Abd Al-Fattah El-Awaisi menyebutkan, buku ini telah dikembangkan selama 30 tahun hingga buku terakhir yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang anda bisa semua bisa baca. Buku ini adalah pengembangan dari buku tahun 1992, 1997, 2005, 2006, 2011, 2013, 2019, dan berakhir di tahun 2022.

“Apa yang ingin saya katakan? pengetahuan itu seperti sebuah bangunan. Ini adalah konstruksi intelektual. Pengetahuan adalah seperti sebuah bangunan. Anda perlu membangunnya,” ucapnya.

Ia menjelaskan bahwa buku Rencana Strategis Pembebasan Masjid Al-Aqsa adalah buku perjalanan panjang selama 30 tahun, penelitian yang terus berlangsung atau yang sering disebut dengan penelitian sistematik. Setiap versi buku ini adalah anak saya.

“Itu adalah sesuatu yang saya anggap seperti anak-anak saya. Tapi yang terakhir adalah yang terbaik di antara anak-anak saya. Karena buku mencakup semua pengetahuan saya, yaitu bagaimana membebaskan Masjid Al-Aqsa,” tuturnya.

Menurut Prof Abd Al-Fattah El-Awaisi, ilmu adalah jihad. “Saya paham ini adalah jihad. Anda dapat melihat bagaimana buku ini selama 30 tahun telah dikembangkan sampai sekarang ke tangan Anda,” tegasnya.

Ia menyampaikan, sampai saat ini, setelah 108 tahun, umat Islam tidak pernah tidak pernah memiliki rencana strategis untuk membebaskan Masjid Al-Aqsa. Di sini saya merasa marah dengan diri saya sendiri sebagai seorang pelajar dan merasa marah dengan semua intelektual muslim.

“Pengetahuan seharusnya membawa pemikiran strategis dan rencana strategis. Itulah pengetahuan yang saya kenal dari sosok Rasulullah Saw,” tukasnya.

Untuk itu, Ia bersama Ghufron Mustaqim selaku Pengasuh Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU) sekaligus promotor IslamicJerusalem Studies di Indonesia membuat komunitas bernama Saladin Community, sebuah komunitas lintas profesi dan organisasi yang berpikir melalui ilmu dan pengetahuan untuk memimpin pembebasan Baitul Maqdis berikutnya. “Saya bersyukur dan berterima kasih kepada Pak Ghufron yang sudah menginisiasi Saladin Camp dan Saladin Community yang berbasis pada ilmu dan pengetahuan”. pungkasnya.

Acara bedah buku ini juga menghadirkan tiga narasumber Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim (Ketua MUI Pusat Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional), Dr. Saiful Bahri, Lc. MA (Ketua Program Studi Doktor Manajemen Pendidikan Islam Sekolah Pascasarjana UMJ), dan Dr. Asep Setiawan MA (Associate Professor UMJ)

Dalam pemaparannya, Sudarnoto Abdul Hakim menyampaikan bahwa umat Islam tidak bisa sepenuhnya menggantungkan harapan pada ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh peradaban barat.

“Terus terang, kita tidak bisa berharap pada produk-produk ilmu pengetahuan modern yang lahir dari sistem kapitalistik, Nyatanya, sistem tersebut justru telah merusak banyak hal, bahkan ikut andil dalam kehancuran ekonomi global,” tegasnya.

Sudarnoto menekankan pentingnya umat Islam untuk membangun peradaban ilmu pengetahuan sendiri yang bersumber dari nilai-nilai Islam, bukan dari sumber-sumber yang berakar pada kolonialisme dan imperialisme barat.


Saiful Bahri menyebutkan bahwa pendekatan yang digunakan dalam membahas Baitul Maqdis pada kesempatan ini lebih menitikberatkan pada sisi akademik.

“Jika kita memiliki pondasi keilmuan yang kuat, maka pembelaan terhadap Baitul Maqdis tidak akan dilakukan secara emosional atau membabi buta. Melainkan berdasarkan pemahaman mendalam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis sebagai landasan utama,” paparnya.

Saiful juga menyoroti pentingnya ajakan Prof Abd Al-Fattah El-Awaisi untuk kembali menggunakan istilah Baitul Maqdis sebagai bentuk pelurusan makna dan penegasan identitas sejarah serta spiritual tempat suci tersebut.

Sependapat dengan apa yang disampaikan oleh dua narasumber sebelumnya, Asep Setiawan menyebut, pembebasan Al-Aqsa tidak bisa dilakukan secara konvensional atau hanya melalui retorika emosional. Baginya, Masjid Al-Aqsa bukan sekadar situs suci ketiga bagi umat Islam, tetapi juga poros spiritual dan simbol kebangkitan umat Islam.

“Dalam buku yang dibedah kali ini, dijelaskan bahwa pembebasan Baitul Maqdis harus dimulai dari rekonstruksi strategi geopolitik Islam dan pembangunan kesadaran epistemologis umat,” ujarnya.

Menurut Asep, pendekatan yang ditawarkan Prof Abd Al-Fattah El-Awaisi dalam buku ini merupakan sebuah konsep hubungan internasional berbasis nilai-nilai Islam yang visioner dan integral. Konsep ini merupakan pendekatan yang menyatukan antara spiritualitas, strategi, dan kesadaran kolektif umat Islam.

Acara bedah buku ini dihadiri oleh 100 peserta secara offline dan 200 lebih peserta secara online. Buku ini bisa kalian dapatkan di Jagalaba – marketplace besutan Serikat Usaha Muhammadiyah melalui link ini https://bit.ly/3GVEnPE

Mendikdasmen Perkenalkan Rumah Pendidikan di Forum AEMM

JAKARTAMU.COM | Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Mu’ti, memperkenalkan inisiatif baru bertajuk Rumah Pendidikan dalam Sidang Pleno Pertemuan Menteri...
spot_img
spot_img

More Articles Like This